Masyarakat Ronda Bergilir Waspada Letusan Merapi

Seorang warga menyiram jalan raya yang tertutup abu vulkanis Gunung Merapi di Wonolelo, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (16). Foto : ANTARA

JATENGPOS.CO.ID, MAGELANG – Masyarakat Desa Krinjing, Kabupaten Magelang, salah satu desa terakhir di barat daya puncak Gunung Merapi mewaspadai letusan gunung berapi tersebut pada malam hari dengan melakukan ronda bergiliran, kata Kepala Desa Krinjing Ismael.

“Warga tetap siaga, ronda malam di seluruh dusun di desa kami,” katanya di Magelang, Jawa Tengah, Jumat malam.

Pada Jumat malam terjadi dua kali letusan Gunung Merapi, masing-masing pada pukul 20.24 WIB dengan ketinggian kolom asap sekitar 2.500 meter dan pukul 21.00 WIB dengan ketinggian kolom asap sekitar 1.000 meter dari puncak gunung yang wilayahnya meliputi beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

Baca juga:  Menkominfo Johnny G Plate Berharap Kehadiran 5G di Solo Dorong Sektor Usaha

Ia mengatakan saat terjadi dua kali letusan Gunung Merapi malam ini, suasana langit di kawasan setempat terlihat cerah sehingga masyarakat setempat bisa menyaksikan material Merapi dalam wujud kolom asap tersebut.


Meskipun warga meningkatkan kewaspadaan, kata Ismael yang juga mantan petugas pos pengamatan Gunung Merapi itu, mereka tetap tenang dan belum hendak melakukan pengungsian.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan terjadi dua kali letusan Gunung Merapi pada Jumat malam.

Gunung Merapi juga mengalami letusan pada Jumat pukul 08.20 WIB dengan ketinggian kolom asap mencapai 6.000 meter dari puncak gunung tersebut.

Letusan Merapi pada pukul 08.20 WIB selama dua menit, pukul 20.24 WIB selama 1,5 menit, dan pukul 21.00 WIB selama 56 detik.

Baca juga:  Tim Tari Polda Jateng Melaju Ke Jakarta

“Laporan dari lapangan yang kami terima, hujan abu akibat letusan malam ini terjadi di Desa Ketep, Banyuroto, dan Pogalan,” ujarnya.

Hingga saat ini, status aktivitas Gunung Merapi masih di level II atau waspada dengan salah satu rekomentasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta, berupa larangan aktivitas masyarakat di radius tiga kilometer dari puncak Merapi.

Gunung Merapi mengalami fase letusan hebat berupa erupsi eksplosif pada 2010 disusul banjir lahar hujan secara intensif melewati berbagai sungai yang aliran airnya di Gunung Merapi serta menerjang sejumlah desa dan mengakibatkan warga mengungsi selama beberapa waktu. (drh/ant)