JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG– Ribuan jamaah dari Kota Semarang dan sekitarnya menghadiri Tarhim Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid At-Taufiq di Jalan Durian Banyumanik, Kota Semarang, Senin (16/9/2024) pagi. Terlihat antusias jamaah mengikuti peringatan lahirnya Nabi Besar itu memadati ruang utama masjid hingga lantai 2, bahkan meluber ke halaman masjid dan jalan Durian.
Panitia dalam keterangan menyampaikan Tarhim Maulid merupakan puncak peringatan kegiatan setelah selama 12 hari menggelar Maulid Nabi dan khataman. Jamaah mulai berdatangan sejak pukul 03.00 WIB memasuki masjid untuk persiapan menggelar sholat subuh berjamaah.
“Bakda sholot subuh berjamaah dilanjutkan kegiatan Tarhim Maulid. Kegiatan ini rutin diadakan masjid At-Taufiq setiap peringatan Maulid Nabi. Kegiatan dipimpin KH Yahya Al-Mutamakkin bersama Habib Hasan Toha Putra,” ujar panitia yang tidak mau disebutkan namanya.
Tarhim Maulid diawali pembacaan Maulid Simtudduror yakni satu kitab berisi sirah Nabi dan sholawat yang rutin dibaca dalam setiap acara keagamaan, seperti Maulid Nabi di Bulan Rabiul Awal maupun tiap malam Jumat. Dilanjutkan tausyiah Maulid oleh KH Yahya diakhiri doa bersama.
Dalam tausyiah hikmah Maulid, KH Yahya menyampaikan ketika sekumpulan sahabat mengobrol di masjid mendengarkan Rosulullah bersabda akan kerinduannya kepada suadaranya. Para sabahat menanyakan apakah saudara dimaksud adalah para sahabat yang telah berjihad bersama di jalan Allah, sholat berjamaah di belakang Rosulullah?
“Rosulullah menjawab bahwa kalian (para sahabat) orang yang mulia, kalian sahabatku. Mereka yang aku rindu itu yang aku anggap saudaraku, mereka yang tidak pernah bertemu aku, tidak pernah melihat aku, jauh dari masa sewaktu aku masih hidup. Namun mereka penuh iman kepadaku, penuh percaya padaku dan penuh cinta kepadaku. Mereka itulah saudaraku yang aku rindukan,” ungkap KH Yahya.
Diuraikan, setelah 14 abab lebih Rosulullah wafat hingga detik ini jamaah yang duduk bersama di majelis masjid At-Taufiq, meski tidak saling mengenal dan tidak tahu dari mana asalnya, tapi datang ke masjid bersama-sama karena mengharap ridho Allah dan saking rindunya kepada Rosulullah.
“Alhamdulillah kita semua diberikan nikmat Islam, nikmat iman, dan hati kita yang nyambuing kepada Rosulullah. Mari kita sambut tawaran cinta dan rindu Nabi Muhammad SAW, berpegang teguhlah di dalam sunah dan syareat Rosulullah. Di tengah tantangan zaman, fitnah zaman, tantangan hawa nafsu, dan tantangan berbagai penyesatan-penyesatan ikutlah terus, tambahkan terus rasa cinta kepada Rosulullah,” ajaknya.
KH Yahya kemudian menyebutkan Rosulullah bersabda ada 7 golongan yang nantinya akan dinaungi di hari kiamat bersama Rosulullah. Ia berpesan kepada jamaah setidaknya jadilah orang yang masuk salah satu dari golongan ini. Diantaranya adalah seorang pemimpin yang adil. Terkecil pemimpin adalah pemimpin keluarga yang berlaku adil kepada anak-anak dan istrinya.
“Pemimpin besar yakni pemimpin daerah yang berbuat dan bersikap adil. Pejabat yang berlaku adil hitungannya 1 hari menjabat seperti menjalankan ibadah 60 tahun. Perannya luar biasa karena dampak keadilan seorang pejabat itu betul-betul meluas ke seluruh rakyatnya,” ujarnya.
Dijelaskan, satu tanda tangan seorang pemipin saja bisa menutup tempat kemaksiatan. Jika dihitung berapa banyak orang dan keluarga serta anak cucunya diselamatkan dari kemaksiatan. Sebaliknya, lanjut KH Yahya, jika seorang pemimpin berlaku maksiat dan sewenang-wenang maka ia akan lebih dulu masuk neraka.
“Pemimpin yang adil masuk golongan orang yang dinaungi Allah di hari kiamat dalam keadaan nikmat dan senang,” tandasnya.
Golongan selanjutnya, disebutkan, seseorang yang hatinya selalu cinta kepada masjid. Sama seperti cintanya kepada Rosulullah yang tidak pernah meninggalkan ibadah sholat berjamaah di masjid. Masjid banyak yang kosong saat sholat berjamaah karena hati jamaah-jamaah yang belum tersentuh ke masjid.
“Ini saat maulid jamaah berbondong-bondong ke masjid. Kita harapkan kegiatan Maulid bisa menghidupkan sholat berjamaah di masjid. Rosulullah tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah maka yang mengaku cinta Rosulullah tapi tidak berjamaah atau jarang berjamaah di masjid cintanya masih imitasi,” jelasnya.
Golongan selanjutnya, yakni orang bersodaqoh secara rahasia, bersedekah saking rahasianya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanan. Sodaqoh secara rahasia tidak ada ridho diharapkan selain ridho Allah.
“Keutamaan sodaqoh rahasia dapat menghindari murka Allah. Jika seseorang merasa punya dosa besar kepada Allah, takut kena adzab Allah maka bersedekahlah dengan rahasia,” tandasnya.
KH Yahya menyebutkan golongan yang mendapatkan naungan siksa hari akhir, selanjutnya adalah orang yang bisa menahan fitnah zina. Digambarkan cerita Wali Misik yang diangkat Allah menjadi wali setelah ia mampu menolak ajakan berzina dari seorang wanita.
“Pria itu kemudian melaburi badannya dengan kotoran hingga wanita tersebut jijik dan mengusirnya. Berkat taktik menolak ajakan zina yang tergolong unik itu, Allah SWT kemudian menganugerahinya badan yang selalu wangi hingga disebut Wali Misik. Makam beliau ada di Syiriah,” ungkapnya.
Golongan terakhir disebutkan KH Yahya, yakni dua orang yang selalu bersama-sama beribadah semata-mata karena Allah. Hubungan keduanya nantinya akan berlanjut hingga di akherat akan dimasukan surga juga bersama-sama.
“Satu temannya ketika akan memasuki surga ia menahan dan menanyakan kepada malaikat kemana temanku yang dulu bersama-sama beribadah semata karena Allah. Malaikat menjawab temannya masih di neraka karena harus menebus dosa-dosanya. Ia kemudian meminta agar temannya itu dimasukan surga bersamanya. Allah kemudian memberikan syafaat kepadanya untuk mengajak temannya itu itu masuk surga,” tandasnya. (muz)