JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Hadir dalam kegiatan sarasehan Civitas Akademika di Universitas Katolik Soegijapranata, paslon Agustin – Iswar mampu menarik perhatian para pesera sarasehan yang didominasi generasi muda.
Kegiatan yang diadakan di Auditorium Agnes Widanti gedung Albertus pada Rabu (23/10), semula akan di hadiri dua paslon, namun hanya paslon Agutin-Iswar yang hadir.
Sarasehan tersebut dimoderator oleh Fidelis Aggiornamento Saintio, SFil, MKom, dengan panelis Prof Ridwan Sanjaya, SE, MSc, PhD, dr Jonsinar Silalahi,MSi Med, Drs Rudi Elyandi MM, dan Dr Elizabeth Wahyu Margareth Indira, SPsi, MPd Psikolog.
Mengangkat topik Pendidikan, Kesehatan, Teknologi dan Ekonomi Kerakyatan, sarasehan tersebut, menjadi panggung tunggal paslon No 01 Agutin – Iswar, memaparkan berbagai program pembangunan salah satunya membangun kota Semarang berdasarkan kekayaan yang dimiliki kota ini.
“Kekayaan yang pertama adalah Kota Semarang menjadi hub, titik pertemuan antara 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah. Kita juga memiliki pelabuhan, stasiun kereta api yang besar maka kota Semarang menjadi hub yang ada di Pulau Jawa,” terang Mbak Agustin.
Kota Semarang, sambung Mbak Agustin, juga memiliki potensi menjadi kota pariwisata yang berkualitas.
“Kalau di Bandung terkenal dengan Paris van Java, maka Semarang ini bisa menjadi Venezia van Java. Venezia tempat nongkrong yang sangat asyik yang konturnya berupa perbukitan, lembah, dan laut. Dan itu di manage sedemikian rupa sehingga orang itu kalau mau liburan suka banget ke Venezia, kotanya bersih dan tenang,” jelasnya.
Mbak Agustin berharap Kota Semarang bisa seperti Venezia.
“Kita berharap Kota Semarang bisa mencapai titik yang seperti itu, kotanya bersih, tenang dan damai. Kita harus memberi banyak yang menarik di Kota Semarang, sebagai supporting sistem dari kota perdagangan dan jasa,” ujarnya.
Sejak dahulu, sambung Mbak Agustin, Kota Semarang sudah terkenal sebagai pusat kota perdagangan dan jasa.
“Sejak zaman Hindia Belanda, Kota Semarang ini tumbuh sebagai kota perdagangan. Dan dengan kekayaan alam yang indah, Kota Semarang ini bisa menjadi kota wisata yang indah. Ketika kami memimpin Kota Semarang, kami akan membawa kota ini menjadi kota pariwisata yang berkualitas. 10 tahun PDI Perjuangan memimpin kota Semarang dan kota ini menjadi hebat. Kami berdua akan meneruskan supaya Kota Semarang menjadi semakin hebat,” tandasnya.
Adanya sarasehan yang digelar oleh Civitas Akademika Unika Soegijapranata tersebut, diakui Mbak Agustin sangat membantu dirinya.
“Ini sangat membantu kami untuk membedah. Tidak hanya men-challenge kami terhadap hal yang kami siapkan, namun ilmu yang disampaikan oleh para panelis dapat memperkaya kita. Apalagi dengan pertanyaan para mahasiswa yang kritis, itu membuat kami juga harus memperbaiki penampilan kami nanti di sarasehan atau debat berikutnya,” tutup Mbak Agustin.
Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Ferdinandus Hindiarto, SPsi, MSi, dalam sambutannya menyampaikan pihaknya sengaja memilih kegiatan sarasehan bukan debat untuk kegiatan tersebut.
“Karena debat bukan kultur kita, dan kita sudah berkali-kali belajar debat itu tidak menyelesaikan apa-apa kecuali friksi. Jadi kalau dalam konteks kampus ya diskusi, diskusi itukan curah gagasan,” ujarnya.
Prof Ferdinan berharap masyarakat melihat calon pemimpin itu bukan hanya dari sosoknya saja, namun juga dengan gagasannya.
“Di acara ini kami tidak hanya menguji, namun juga menambah dan menyempurnakan gagasan-gagasan para calon. siapapun yang terpilih nanti, gagasan-gagasan itu akan semakin visible, jangan hanya yang gede-gede dan populis tapi harus juga dikritisi. Sehingga betul-betul bermanfaat masyarakat,” pungkasnya. (ucl)