JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak generasi muda untuk mengimplementasikan transformasi dengan menjalankan gaya hidup sehat. Hal ini disampaikan Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat menghadiri peringatan Hari Kesehatan Nasional di Taman Indonesia Kaya Semarang, Sabtu (11/11/2023).
Kegiatan bertajuk Think Critically Solve Problem in Healthy Lifestyle yang digelar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undip Semarang tersebut menghadirkan banyak tokoh kesehatan. “Kegiatan kali ini mengangkat tema transformasi kesehatan untuk Indonesia maju. Kami mengajak generasi muda untuk bertransformasi dengan melakukan gaya hidup yang lebih sehat,” ujar Mbak Ita.
Menurutnya, saat ini masyarakat banyak terkena penyakit komplikasi seperti diabetes, kolesterol, bahkan stroke di usia produktif.
“Sekarang ini, penyakit diabetes, kolesterol, banyak menyerang remaja dan usia produktif. Bahkan obesitas justru banyak anak SD dan SMP. Sehingga diperlukan pola hidup sehat sejak dini,” katanya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Semarang ini mendorong, agar masyarakat terutama generasi muda Indonesia mengubah gaya hidup dengan lebih sehat.
“Kami besok akan beri mereka contoh, lewat kegiatan Pisang Legi, Promosi Pangan Lokal Enak Bergizi yang digelar di area Car Free Day Simpanglima Semarang,” jelasnya.
Ia menjelaskan, dalam kegiatan tersebut akan ada 300 lebih olahan pangan dari bahan non-beras. “Selain karena harga beras memang sedang tinggi, kita juga perlu mengubah pola hidup agar lebih sehat. Dan anak-anak banyak yang suka makan junkfood, atau makan olahan siap saji. Sehingga kami ajak mengubah pola makannya dengan makan makanan pendamping beras yang diolah lebih sehat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam mengatakan, peringatan Hari Kesehatan Nasional kali ini mengambil tema Transformasi Kesehatan Untuk Indonesia Maju.
Menurut Hakam, transformasi kesehatan memiliki enam pilar. Salah satunya yang saat ini Dinkes fokuskan adalah layanan primer, yakni dengan terus melakukan skrining, imunisasi, untuk mencegah agar masyarakat tidak terkena penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh.
“Saat ini gaya hidup masyarakat benar-benar hedon. Mereka banyak yang mager (malas gerak-Red) tapi ingin makan enak-enak. Makan enak konotasinya makan yang nilai karbohidrat dan kadar gulanya lebih tinggi. Mereka mengurangi makanan sayuran buah yang seratnya tinggi. Nah inilah yang harus kita perbaiki,” kata Hakam.
Melalui kegiatan seperti, lanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus mengedukasi masyarakat agar makan makanan sehat dan memilih makanan dengan gizi yang seimbang. (sgt)