JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang menyebutkan revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang sekarang sudah mencapai sekitar 30 persen.
“Kalau dihitung secara kawasan, sudah sekitar 25-30 persen revitalisasi (Kota Lama, red.) berjalan,” kata Ketua BPK2L Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Sabtu (16/12/2017).
Namun, kata Ita, sapaan akrab Wakil Wali Kota Semarang itu, jika dilihat dari bangunan-bangunan kuno yang ada di kawasan tersebut kemajuannya sudah lebih karena banyak yang sudah dikonservasi.
Dari sekitar 116 bangunan kuno di kawasan Kota Lama yang sudah teridentifikasi pemiliknya, kata dia, sekitar 70-an bangunan sudah dikonservasi dan dimanfaatkan pemiliknya.
“Targetnya kami, kalau dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kan rampung revitalisasi Kota Lama pada 2019. Namun, pengen kami 2018 sudah berjalan sekitar 75 persen,” katanya.
Bangunan-bangunan kuno yang sudah terindentifikasi pemiliknya, diantaranya dijadikan galeri atau ruang pamer, kafe, rumah makan, hingga hotel, termasuk penyediaan gedung parkir.
Diakuinya, kesiapan infrastruktur di kawasan Kota Lama Semarang sudah sangat bagus, seperti pembangunan taman-taman, jalur pedestrian, diiringi dengan pembenahan saluran air dan drainase.
“Yang masih kurang, kabel-kabel (listrik dan telepon, red.) yang masih terkesan semrawut. Ini yang masih mengganjal karena membuat suasananya belum terlalu nyaman,” katanya.
Namun, kata dia, upaya penataan akan dilakukan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR secara bertahap sehingga keberadaan kabel-kabel listrik dan telepon yang masih melintang bisa dirapikan.
“Nanti akan dibikinkan ‘ducting’ jadi bisa rapi kabel-kabelnya. Dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang juga sudah mempercantik taman-taman yang ada di Kota Lama,” katanya.
Artinya, kata dia, pembangunan infrastruktur akan terus berjalan seiring dengan upaya meramaikan kawasan Kota Lama Semarang, salah satunya dengan penyelenggaraan festival secara rutin.
“Di Jalan Branjangan, Jalan Letjen Suprapto, dan Jalan Kasuari kan sudah hidup, namun di kawasan Jalan Jalak, Jalan Sendowo dan Jalan Kepodang kan belum. Ini jadi pekerjaan rumah (PR),” katanya.
Oleh karena itu, Ita mengatakan sedang disiapkan penyelenggaraan Festival Oude Staat yang dikonsep rutin setiap Jumat-Sabtu-Minggu agar kawasan tersebut semakin ramai dikunjungi.(ant/udi)