Melempar Bola Salju

JATENGPOS.CO.ID, .Dengan dihuni lebih dari satu orang, sebuah rombongan belajar atau kelas semestinya menjadi tempat yang dinamis dan interaksional. Andaikan saja masing-masing siswa mampu lebih ‘lepas’ dalam menyampaikan gagasan dari benak mereka, suasana belajar akan lebih cair dan mengalir. Mereka saling bertukar pikir satu sama lain sesuai kemampuan tiap-tiap siswa. Yang satu membantu yang lain, yang cepat menghela yang lambat, yang aktif menyemangati yang pasif. Sebagian belajar dari sebagian yang lain. Namun nyatanya kerap tidak berjalan seperti itu. Baik guru maupun siswa sering kali terjebak dalam situasi belajar yang jenuh dan membosankan. Entah karena metode belajar yang monoton ––metode ceramah karena dinilai lebih mudah, murah, berdaya jangkau luas, dan menyingkat waktu–– atau mungkin karena siswa yang mudah jemu dan materi yang dibahas memiliki tingkat kesulitan lebih. Yang terjadi ialah banyak materi pelajaran tidak ‘termakan’ oleh para siswa serta ditambah situasi yang tidak terkondisi dengan baik.

Baca juga:  AP II Siap Berikan Pelayanan Terbaik Saat Asian Games 2018

Sebagai manajer kelas, guru perlu mengurai berbagai penyebab yang menjadi problem  kelasnya secara cermat lalu mencari solusi yang tepat. Tentunya hal ini perlu upaya ekstra terlebih ketika dikaitkan dengan pembelajaran matematika. Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa pada matematika telah tersemat stigma sebagai pembahasan yang sulit dan memusingkan. Sebagian besar siswa seolah terpisah jurang dari pesona keindahan matematika. Maka, jurang inilah yang wajib dijembatani oleh guru kemudian mengajak mereka berkenalan dan bercengkrama dengan matematika. Untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, guru tentunya menerapkan model pembelajaran yang menyenangkan pula. Banyak sekali model pembelajaran yang bisa guru terapkan di kelas. Semua model pembelajaran baik tapi lebih baik pilihkan yang paling cocok. Salah satunya model pembelajaran Snowball Throwing.

Model Pembelajaran Snowball Throwing adalah salah satu model pembelajaraan yang berpusat pada siswa. Artinya, siswa diberikan ruang untuk saling berinteraksi dan belajar bersama. Dan, model pembelajaran ini mengajak siswa bertindak sebagai subjek belajar yang produktif dan mampu membereskan tugas secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Mengutip Yamin dalam bukunya Kiat Membelajarkan Siswa, “bahwa Snowball Throwing merupakan salah satu strategi yang berfungsi merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran Snowball Throwing dapat menciptakan rasa kebersamaan dalam kelompok baik antar anggota kelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan melempar bola pertanyaan juga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran kooperatif di dalam kelas.”

Baca juga:  Kemenpar Ajak Travel Agent China Famtrip di Batam-Bintan

Penerapan model pembelajaranSnowball Throwing dalam materi KPK dan FPB, langkah pembelajarannya yaitu: 1) guru secara klasikal memaparkan konsep mengenai KPK dan FPB 2) guru membentuk kelompok secara heterogen berdasarkan kecepatan siswa dalam menyerap materi sekaligus menentukan siapa yang menjadi ketua kelompoknya 3) guru memberi arahan teknis kepada ketua kelompok perihal aturan main yang nanti diterapkan untuk diteruskan kepada anggota kelompok masing-masing 4) tiap-tiap kelompok membuat 5 butir soal tentang mencari KPK dan FPB dari 2 bilangan tertentu dan mempersiapkan jawabannya 5) soal-soal yang telah dibuat tadi dimasukkan ke bola tenis agar mudah dilempar dan ditangkap oleh kelompok lain 6) guru memberikan aba-aba untuk melempar bola tenis yang telah diisi soal tadi dan memberikan aba-aba untuk mengerjakannya dalam waktu 10 menit 7) perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil dan proses pengerjaannya 8) guru membuat kesimpulan berdasarkan kegiatan pembelajaran yang sudah dijalankan.

iklan
Baca juga:  Puspa Luar Biasa! Raih Emas Asian Games dan Pimpin Voting Fans Games

Pada dasarnya model pembelajaran merupakan kendaraan guru dan siswa untuk mencapai tujuan dari sebuah kegiatan belajar. Tentu akan sangat diperboleh apabila guru membuat model pembelajaran baru menurut versinya sendiri bilamana merasa kurang cocok dengan model pembelajaran yang sudah ada. Yang paling penting ialah pesan dari materi pelajaran terserap oleh para siswa.

Umi Zuhriah

Guru SDN 1 Pagergunung Kec. Wanayasa

Kab. Banjarnegara

iklan