
JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Yang luar biasa dari Panti Manarul Mabrur adalah tidak saja membantu melahirkan bayi-bayi di luar nikah. Tetapi juga membina agamanya. Bahkan menyekolahkan sampai sarjana. Malah targetnya sampai S2.
Itulah panti Manarul Mabrur, yang berada di Jln. Shirotol Mustaqim no 1, Desa Pudak Payung, kecamatan Banyumanik Semarang. Dari 60 anak yang tinggal di panti, 39 anak usia sekolah. Sembilan belas masih bayi usia bulanan. Diantara yang usia sekolah itu ada yang TK, SD, SMP, SMA, hingga kuliah.
“Saat ini yang sudah kami kuliahkan 6 orang. Tiga sudah lulus menjadi sarjana, tiga lagi masih kuliah. Target kami berjuang menyekolahkan anak-anak sampai S2,”kata Rois Bawono Hadi, Ketua Panti Manarul Mabrur.
Dia optimis hajat itu akan terkabul. Sebab Alloh Maha Kaya yang tidak mungkin membiarkan hambaNya yang sungguh-sungguh menolong orang.
Secara dohir menurut Rois, memang tidak mungkin panti mampu membiayai sekolah anak-anak sebanyak itu. Tapi nyatanya selama ini bisa berjalan. Memang perjalanan tidak semudah yang kita rencanakan. Jika mengingat masa-masa pahit yang dihadapi, pernah suatu saat panti tidak punya uang sama sekali. Punyanya cuma sembako pemberian para dermawan. Sementara anak-anak harus membayar sekolah hingga Rp 14 juta.
“Waktu itu anak-anak yang dewasa kita kumpulkan untuk musyawarah. Memang secara logika sembako kita jual uangnya buat bayar sekolah. Tapi justru sembako itu kita bagikan kepada tetangga kampung yang membutuhkan. Setelah beberapa lama kita dihubungi pihak sekolah jika tunggakan anak-anak sudah lunas. Kami sendiri tidak tahu siapa yang melunasi. Menurut sekolah ada orang datang menanyakan siapa saja siswa yang nunggak SPP lalu dibayari oleh orang itu,”kenang Rois.
Sebagai orang tua anak – anak yang tidak ada ibunya, apa yang dikerjakan Rois dan istrinya adalah amal mulia. Bayangkan. Mereka harus mengurus anak anak sejak bayi merah hingga lulus sekolah dan bekerja. Rois memberlakukanya seperti anak-anaknya sendiri. Dari pagi hingga pagi lagi. Memandikan. Menyuapi. Memberikan susu. Mengasuh. Menggendong. Hingga menidurkan.
“Ya tahu sendirilah bagaimana bayi kalau malam, ada yang nangis minta dikelonin, lainya minta disusuin, kadang ya ada yang badanya panas. Semua harus kita urus seperti orang tua sendiri,” imbuhnya.
Bocah-bocah tersebut ditidurkan di bilik-bilik kamar panti. Selain dia urus dengan istri, dibantu beberapa orang dan tiga anaknya Rois sendiri. Anak dan istrinya membantu momong, pembantu lain mencuci baju dan kebersihan. Anak-anak panti yang sudah dewasa pun dilibatkan.
Menurut Rois, banyak suka dan duka mengasuh dan membesarkan anaknya orang. Sukanya menjadikan hati lembut dan selalu bersyukur. Dukanya ya ada saja yang sedikit nakal sebagai anak anak. Terkadang juga harus prihatin saat perbekalan panti mulai menipis.
“Kalau soal makan minum kami biasa prihatin. Tapi yang kadang sedih itu memikirkan ibu-ibu mereka yang sama sekali tidak menengok anaknya sejak lahir,” ucapnya.
Padahal saat datang ke panti, mereka menangis meminta-minta untuk dibantu mengurus bayinya. Bahkan dalam keadaan tidak punya biaya dan ditinggal pacarnya. “Mereka datang sudah dalam keadaan hamil besar bahkan mau melahirkan. Mereka tercampakkan laki laki yang menghamilinya tapi tidak bertanggung jawab,”ujarnya.
Ada yang datang hamil masih usia SMP/SMA, mahasiswi, dan wanita muda lainya. Semua hamil dalam keadaan tidak diinginkan karena akibat pacaran atau hubungan gelap. Selama hamil masih bisa menutup- nutupi. Tetapi ketika melahirkan harus ada yang menolong.
“Mau bilang orang tua malu, sementara pacarnya tidak tanggung jawab. Setelah melihat-lihat internet, mungkin mereka tahu panti sini bisa menerima, makanya pada ke sini,”kisah Rois.
Para wanita hamil itu ada yang datang dari Medan, Bandung, Bengkulu, Jakarta, kota Semarang dan lainya. Tidak heran jika ana- anak yang diasuh tersebut wajah dan kulitnya berbeda-beda. Sifatnyapun berbeda pula. Ada yang menurut ada yang usil. Ada yang kulitnya putih. Cantik da ganteng. Ada juga yang hitam.
“Tapi ayah dan ibunya tetap saja satu, yaitu saya dan istri saya. Kalau ditanyapun anak anak itu jawabnya begitu. Karena sejak lahir tahunya yang ngurus ya saya,”imbuh Rois.
Kalau pagi hari dia dan istrinya bergantian mengantar anak-anak sekolah.Ya menyiapkan sarapanya, sangunya, sampai mengantar dan jemputnya.
“Itu amanah dari Alloh. Saya berusaha menjalankan semampu saya. Hidup tidak boleh individual dan egois Mas. Siapa yang minta tolong di depan kita harus kita bantu sebisa kita. Inilah cara saya berbuat baik kepada negara dan agama saya,”tutup Rois. (habis)