JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Pergerakan orang di masa pandemi selalu saja berdampak pada peningkatan jumlah kasus positif Covid-19. Membangkitkan kesadaran bersama untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan harus jadi program utama para pemangku kepentingan dan masyarakat.
“Data yang menunjukkan ribuan orang terpapar Covid-19 saat arus balik Lebaran tahun ini, sekali lagi menunjukkan bahwa pergerakan orang dari satu wilayah ke wilayah lain berpotensi meningkatkan penyebaran virus korona,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/6).
Data Korlantas Polri, selama operasi penyekatan pada arus balik Lebaran tahun ini (15-31 Mei 2021) telah dilakukan swab antigen secara acak terhadap 357.883 orang saat arus balik dan didapati 1.466 kasus positif Covid-19.
Pihak Kepolisian juga mencatat pada rentang arus mudik dan balik pada 12 April 2021-31 Mei 2021 tercatat 3,4 juta kendaraan keluar Jabodetabek dan 3,486 juta kendaraan masuk Jabodetabek.
Menurut Lestari, pernyataan bahwa pergerakan orang berdampak meningkatkan penyebaran Covid-19 langsung terkonfirmasi dengan data meningkatnya jumlah keterisian rumah sakit di sejumlah daerah oleh pasien Covid-19, pasca-Lebaran tahun ini.
Mengutip data Kementerian Kesehatan, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, di beberapa kabupaten/kota saat ini terjadi peningkatan keterisian rumah sakit seperti di Aceh, sebagian kabupaten/kota di Sumatra Barat, di Kepulauan Riau dan Provinsi Riau, di daerah Jambi, kemudian sebagian Jawa Tengah, ada juga di Kalimantan Barat, dan sedikit di Sulawesi.
Semua pihak, menurut Rerie, seharusnya belajar dari kasus peningkatan penyebaran Covid-19 yang terjadi pasca-Lebaran, tahun lalu.
Dari sejumlah kasus yang pernah terjadi, jelas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, semua elemen bangsa seharusnya memahami bahwa pergerakan orang dari satu wilayah ke wilayah lain sangat berpotensi menyebarkan virus korona.
Salah satu cara untuk menekan peluang penyebaran virus itu, jelas Rerie, setiap orang harus disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, dalam berbagai kesempatan.
Menurut Rerie, yang masih menjadi persoalan saat ini adalah upaya membangkitkan kesadaran setiap individu anak bangsa untuk menjalankan protokol kesehatan di berbagai kesempatan.
Berbagai tantangan yang harus dihadapi dalam membangkitkan kesadaran prokes saat ini, ujar Rerie, adalah sikap masyarakat di sejumlah daerah yang menganggap Covid-19 ini tidak ada dan berkegiatan tanpa menerapkan prokes.
Padahal, tegas Rerie, tanpa persatuan dan kebersamaan masyarakat dalam menyikapi pandemi Covid-19 ini, pengendalian penyebaran virus korona di tanah air akan sulit direalisasikan.(udi)