Mendikti Saintek Prof Satryo Didemo, Beredar Rekaman Diduga Tampar Pegawai

DEMO MENTERI: Pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) menggelar unjuk rasa di depan kantornya di Jalan Pintu Senayan, Jakarta Selatan, Senin (20/1). Mereka memprotes Satryo Soemantri yang dinilai arogan dan berlaku kasar. FOTO:IST

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA– Satu lagi pejabat Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto membuat kegaduhan dalam negeri. Setelah Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrohman alias Gus Miftah berpolemik hingga mundur, kini Mendikti Saintek Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro jadi sorotan.

Itu, setelah pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) menggelar unjuk rasa di depan kantornya di Jalan Pintu Senayan, Jakarta Selatan, Senin (20/1). Mereka memprotes Satryo Soemantri yang dinilai arogan dan berlaku kasar.

Dengan pakaian serba hitam, para pegawai Kemendikti Saintek berkumpul membawa spanduk protes bahwa mereka bukan pegawai pribadi Satryo dan istri. “Kami ASN, dibayar oleh negara, bekerja untuk keluarga, bukan babu keluarga,” demikian bunyi kalimat yang tertera di spanduk itu.

“Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri!” bunyi spanduk lain yang dibawa para pegawai. Mereka juga mengirim karangan bunga sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan sewenang-wenang yang diduga dilakukan Satryo.


Ketua Paguyuban Pegawai Kemendikti Saintek Suwitno mengatakan, masalah di Kemendikti Saintek sudah dimulai sejak adanya pergantian pejabat baru setelah Satryo diangkat sebagai menteri tersebut oleh Presiden Prabowo Subianto.

Suwitno mengatakan, pergantian jabatan tersebut dilakukan dengan cara yang tidak elegan dan tidak adil. “Tapi dengan cara-cara yang tidak elegan, cara-cara tidak fair, cara-cara juga tidak sesuai prosedur,” kata Suwitno di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, Senin (20/1).

“Nah, ini juga memang terjadi sebenarnya di pimpinan di Ditjen yang lama dan juga ada salah seorang Direktur di lingkungan di Ditjen Dikti itu tidak diperlakukan secara adil,” ujar dia melanjutkan.

Ia menyebutkan, permasalahan semakin runyam setelah salah satu pegawai aparatur sipil negara (ASN), yakni Neni Herlina, juga mengaku dipecat sepihak oleh Satryo. Neni merupakan pegawai yang bertugas menangani semua urusan rumah tangga Kemendikti Saintek.

Neni tiba-tiba dipecat oleh Satryo karena ada kesalahpahaman saat menjalankan tugas.

“Kalau pegawai melakukan kesalahan, itu kan bisa ditindaklanjuti dengan penjatuhan hukuman disiplin.Tapi harus jelas prosedurnya, ini tidak dilakukan sama sekali. Bahkan diusir dan diberhentikan katanya, bahkan diminta angkat kaki,” ujar Suwitno.

Oleh karena itu, Paguyuban Pegawai Kemendikti Saintek bergerak melakukan aksi ini sebagai ajang untuk menunjukkan rasa, serta menunjukkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa menteri yang telah dilantik bertindak sewenang-wenang

Menteri Satryo menanggapi soal demo ASN Dikti Kemdikbudsaintek, ia menepis suka marah dan menampar pegawainya.

“Demo itu terkait kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran karena pecahnya jadi tiga menteri, kita perlu banyak orang, kita ingin benahi sesuai amanat presiden harus hemat dengan anggaran pemerintah,” kata Satryo usai menghadiri pelantikan Rektor ITB di Bandung, dilansir dari detikcom, Senin (20/1).

Dia juga angkat bicara soal tudingan menteri pemarah dan suka menampar. Dia menepis hal itu. “Nggak ada, tidak benar,” ujar dia.

Satryo menyebut para pendemo hanya mencari hal unik agar menarik perhatian publik. Dia pun menyinggung soal proses mutasi besar-besaran di jajarannya.

“Kita melakukan mutasi yang cukup besar, karena memang ada pihak yang berkenan. Pendemo kan cari sesuatu yang menarik, intinya kita sedang bersih-bersih,” ujar dia.

Berbeda dengan pernyaan Pranata Humas (Prahum) Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga Kemendikti Saintek Neni Herlina yang dipecat Stryo, ia menjelaskan kronologi dalam surat terbuka ditulis, selain itu ia menjelaskan secara langsung kepada wartawan.

Ia menjelaskan sudah 24 tahun di kementerian tersebut berjalan dengan baik, sampai pada Jumat sore kemarin, 17 Januari 2024, tiba-tiba pimpinan tertinggi (Satryo) masuk ke ruanganya.

“Di hadapan semua orang, beliau mengusir saya keluar dan memerintahkan untuk pindah ke Kemendikdasmen… Saya keluar dan shalat,” tulisnya.

Neni Herlina ungkap jika pemecatannya ini sangat tidak adil dan sepihak yang dilakukan dengan secara tidak manusiawi.

Neni menyebutkan, permasalahannya dan Satryo berawal dari meja yang harus ia letakkan di ruang kerja Satryo yang ternyata dianggap tidak sesuai oleh istri Prof. Satryo.

“Waktu itu permintaan mengganti meja itu dari istrinya sih karena waktu itu ke kantor, habis pelantikan beres-beres, kata sekretaris yang sekarang sudah dipecat itu bilang kayak gitu,” kata Neni, Dikutip dari Tribunsumsel, Senin (20/1).

“Saya emang enggak tahu apa-apa, cuma besoknya dipanggil gitu aja dipanggil langsung dimarahi,” ucap dia.

Kemudian Neni Herlina merasa bingung dan takut bagaimana harus bersikap di kantor harus bekerja ke kantor atau tidak.

“Enggak ada SK-nya juga cuman maksudnya sudah keterlaluan aja di depan anak magang, di depan staf-staf saya, gitu. Mempermalukan saya kan,” pungkas Neni.

Sementara itu, sebuah rekaman suara menunjukan detik-detik diduga Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro melakukan tindak kekerasan terhadap seorang pegawai di Rumah Dinas, di kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan.

Rekaman suara yang berlangsung selama 3 menit dam 20 detik itu, seperti dilansir dari Inilah.com, yang didapat dari seorang sumber di Kemendikti Saintek.

Berdasarkan yang didengar dari rekaman tersebut, terdengar suara gebrakan atau tamparan yang cukup keras diikuti suara rintihan dari diduga pegawai yang mengucapkan permohonan maaf sebanyak dua kali. Persoalan yang menimpa pegawai itu akibat air ditoilet atau WC di rumah diduga Menteri Satryo bermasalah.

“Sengaja? membuat rumah ini enggak ada air. Tadi air hidup, ko tiba-tiba mati, ulah si Ricky. Kamu diam saja, nggak tanggung jawab sama sekali,” kata seseorang yang diduga Menteri Satryo.

Pegawai di rumah dinas sempat membela diri, namun suaranya tak begitu jelas. Menteri Satryo langsung memotong dan memarahi pegawai.

“Sengaja kan kamu? sengaja dong,” ucap Menteri Satryo.

Si pegawai lantas beralasan belum bisa memperbaiki rumah lantaran masih mengurusi istri-nya yang sedang sakit.

“Saya ngurusi istri dulu pak,” jawab si pegawai.

“Terus, katanya gimana mau selesain rumah ini, tukang bohong kok. Gimana sih, kamu pura-pura aja,” jawab Satryo.

Satryo menyoalkan alasan si pegawai yang memastikan kesiapan air di rumah dinasnya. Namun, nyatanya saat pulang air tersebut tidak nyala.

Si pegawai mengakui kesalahannya karena tidak mendampingi timnya. Ia mengaku masih mengurusi rumah tangganya dari istri, anak sampai dirinya sendiri.

“Saya masih ngurusi istri saya, jagain anak saya, habis dikoret, habis dijahit saya pak. Kesalahan saya, saya enggak ngedampingi Ricky buat bantu pengurasan,” jelas si Pegawai.

“Ini kalau ada orang sekret, nggak hidup ini, kamu kerjanya apa sih,” jawab Satryo diiringi suara dentuman keras.

“Ampun pak. Ampun,” ujar si Pegawai.

Selain itu, beredar video mobil dinas RI 25 milik Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro, diadang puluhan pegawai saat berada di tempat parkir basement, Senin (20/1).

Pengadangan ini terjadi saat aksi demo di kantor Kemendikti Saintek berlangsung. Dalam tayangan YouTube Tribunnews, tampak para pegawai mengepung mobil tersebut, mereka mendesak Satryo turun.

“Turun, turun, turun!” suara gemuruh teriakan para pegawai terdengar sembari beberapa mengangkat tangan mereka. Teriakan itu terus terdengar, meski mobil RI 25 terus melaju pelan.

Berdasarkan laporan LHKPN 2024, harta kekayaan Satryo mencapai Rp46 miliar. Harta kekayaan terbesar mayoritas berasal dari aset tanah dan bangunan yang dimilikinya. (dbs/muz)