Produksi sampah plastik di sekolah semakin meningkat. Kebanyakan kegiatan sekolah pun menghasilkan sampah plastik. Produksi sampah plastik tanpa diimbangi dengan pengolahan yang baik dapat memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Pemanfaatan sampah plastik menjadi media pembelajaran di SMP N 1 Wonotunggal dilakukan guna menciptakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang inovatif serta meningkatkan kreativitas dan rasa kepedulian terhadap lingkungan.
Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang sangat sulit untuk diuraikan secara alami. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle) (Sujatmoko, 2011). Dan menurut Sulaiman (2017) pemanfaatan limbah plastik dengan cara pemakaian reuse dapat dilakukan dengan berkreasi dan inovasi menjadi produk handicraft. Sedangkan recycle, dilakukan terhadap limbah plastik yang masih memungkinkan disiapkan menjadi biji plastik/dilebur kembali untuk digunakan sebagai produk baru.
Pengenalan pengelolaan sampah dalam kelas menekankan aspek kognitif. Dari aspek tersebut diberikan pengertian bahwa pemanfaatan limbah plastik dapat menghasilkan nilai manfaat lebih. Selain itu, dari aspek tersebut bisa dikembangkan dalam perilaku sehari-hari, yang diwujudkan dengan kebiasaan pesrta didik membuang sampah pada tempatnya berdasarkan kategori sampah tertentu. Pesan penting yang perlu dipahami peserta didik adalah, bahwa sampah yang dihasilkan dalam kegiatan di sekolah harus dapat dikelola dengan baik.
Menurut Sugiyanto (2009), pembelajaran berbasis aplikasi dirasa lebih memotivasi peserta didik. Peserta didik dikenalkan dengan berbagai macam jenis limbah plastik. Tipe dan jenis plastik diantaranya adalah PET (PolyEthylene Terephthalate) yang memiliki titik leleh atau lebur yang sangat tinggi. High Density Polyethylene (HDPE), Polyvinyl Chloride (PVC) yang merupakan plastik buatan manusia, Low Density Poly Ethylene ( LDPE ), Poly Propylene ( PP ), PolyStyrene (PS) termasuk didalamnya styrofoam yang skala penggunaannya kini sudah mencapai miliaran kilogram per tahun, serta jenis plastik lain yang tidak termasuk tipe plastik tersebut sebelumnya.
Setelah pengenalan kognitif mengenai arti pentingnya pengelolaan limbah plastik dan jenis- jenis plastik dalam kelas, pengenalan pengolahan sampah dilanjutkan dalam pembelajaran luar kelas atau outdoor study.
Dalam hal ini peserta didik secara mandiri memilah limbah plastik dan dipisahkan dengan limbah yang lain. Dukungan sekolah dengan diadakannya bank sampah juga turut andil dalam pembelajaran aplikatif ini. Setiap kelas diberi tugas untuk memilah sampah kelas masing – masing, lalu ditimbang di bank sampah untuk selanjutnya dihargai sesuai timbangan sampah plastik yang telah dipilah. Sampah yang telah terkumpul di bank sampah selanjutnya akan diproses untuk dimanfaatkan kembali.
Pengelolaan limbah plastik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP N 1 Wonotunggal lebih ditekankan ke aspek recycle, dimana sampah plastik selanjutnya dilebur untuk dibuat produk baru. Salah satu aplikasi recycle ini adalah dengan mengubah sampah plastik non ekonomis menjadi paving block.
Selain itu dalam prosesnya, siswa dituntut untuk semakin menyempurnakan proses dan teknologi pembuatan paving block ini. Sehingga proses pembuatan paving block pun semakin membuat ramah lingkungan dengan polusi yang minimal, namun tetap menghasilkan kualitas produk yang baik.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP N 1 Wonotunggal dengan mengubah plastik menjadi paving block ini diharapkan menjadi pemantik motivasi bagi peserta didik untuk giat mempelajari dan memanfaatkan benda disekitarnya, karena memang aplikasi plastik menjadi paving block tak hanya sebagai hasil inovasi ramah lingkungan, melainkan juga bernilai ekonomis. Sehingga jika peserta didik mengerti aspek penting dari suatu pembelajaran, maka peserta didik akan semakin bersemangat dalam belajar.
NURUL KHOIRIYAH, S.Pd.
Guru SMP N 1 Wonotunggal – Batang