JATENGPOS. CO, ID, SEMARANG – Dipecatnya Aipda Robiq, oknum polisi penembak Gamma, siswa SMK Semarang di sidang etik Polda Jateng, tak lepas dari perjuangan Zaenal Petir, pengacara keluarga korban. Siapa dia?
Pemilik nama lengkap Zaenal Abidin Petir, adalah Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Penyambung Titipan Rakyat (Petir) di Semarang. Pria ini dikenal pejuang petarung tunggal (singel fighter). Bersolo karier dalam mengawal kasus-kasus hukum, khususnya yang menimpa rakyat kecil. Dikenal berani dan sulit untuk dipengaruhi.
Jauh sebelum kasus penembakan siswa oleh oknum polisi tahun 2024, Zaenal Petir berkali-kali membuat heboh pemberitaan. Rumahnya pernah didemo ribuan orang. Karena sikapnya yang keras dan tegas, dia pernah difitnah akan mendeklarasikan FPI (Front Pembela Islam) di Semarang. Entah siapa yang membuat, isu itu beredar melalui HP di masyakat. Akhirnya memicu penolakan sejumlah Ormas yang menggeruduk rumahnya.
“Saya waktu itu ya santai aja. Semua saya hadapi sendirian, anak-isteri tak ungsikan, lalu saya temui massa yang marah itu,” kata Zaenal Petir kepada JatengPos.Co.Id, Selasa 10 Desember 2024.
Waktu itu, kata Zaenal, isu itu sengaja dihembuskan orang-orang tertentu saat dia mau tes masuk Komnas HAM. Sehingga namanya hilang dari peserta.
“Banyak pihak yang ketakutan ketika saya jadi anggota Komnas HAM. Karena saya dikenal keras dan tegas dalam membela hak-hak masyarakat,” imbuh mantan jurnalis ini.
Zaenal juga pernah menghebohkan jagad media sosial sebelum pilpres 2024. Dia terjun ke sebuah SMK di Rembang yang kepala sekolahnya dipecat gubernur Ganjar karena membangun musholla sekolah dengan infaq orang tua siswa.
“Waktu itu Ganjar saya lawan. Dia sebagai gubernur tidak memberi bantuan, tapi ketika ortu siswa inisiatif infaq bangun musholla malah dipecat Kepseknya. Padahal sesuai aturan, gubernur harus memberi fasilitas ibadah di sekolah. Setelah saya lawan di media, akhirnya Kepseknya dikembalikan menjabat lagi,”katanya.
Zaenal Petir juga pernah mengadvokasi ulama yang dituduh terlibat terorisme. Gara-gara itu, dia dituduh garis keras. Padahal, sebagai pejuang keadilan, dia akan membela siapapun yang tertindas.
Selain dikenal pembela hukum kaum lemah, Zaenal Petir juga dikenal dekat orang-orang pinggiran. Dia sering mengumpulkan pencari sampah untuk diberi santunan sembako. Di kalangan janda tua, dia dikenal sebagai pria dermawan.
“Sudah biasa, dihari tertentu saya kumpulin mereka. Terutama setiap mau lebaran, pasti nyiapin paket-paket lebaran,” kata pria yang pernah menjadi anggota KPID Jateng dan anggota KIP Jateng ini.
Dalam kasus penembakam siswa SMK di Semarang, Zaenal Petir merasa tidak cukup hanya dengan pemecatan Aipda Robiq. Dia mendesak Kapolrestabes Semarang Kombes Ikhwan Anwar juga dipecat karena diduga menutup-nututi kasus ini. (jan)