Meningkatkan Budaya Literasi di Sekolah Dasar

Wahyuni,S.Pd

JATENGPOS.CO.ID,  – Membiasakan membaca pada anak usia Sekolah Dasar bukanah hal yang mudah, sebagaimana mudahnya membalikkan telapak tangan. Budaya membaca harus kita tanamkan sejak usia dini. Tidak kita pungkiri fenomena yang ada di hadapan kita sekarang ini,  anak-anak  lebih suka bermain dibanding membaca buku. Sebenarnya sudah  banyak buku yang tersedia di perpustakaan sekolah, akan tetapi anak-anak kurang tertarik dan  belum bisa memanfaatkannya dengan baik. Hal ini tentu akan berpengaruh juga terhadapa wawasan mereka, karena hanya dengan membaca  cakrawala akan terbuka,  dunia  berada di genggaman mereka.

. Iqra adalah ayat yang pertama kali  diturunkan Allah SWT.  Hal tersebut memberikan sinyal kepada manusia untuk membaca, tentu saja dalam hal ini membaca dalam arti yang luas, membaca diri kita membaca lingkungan yang ada di sekitar kita.

Sebagai seorang pendidik tentutunya kita harus memberikan contoh kepada anak didik kita untuk gemar membaca. Kita tidak bisa menyuruh anak-anak kita untuk membaca dan membaca, sedangkan kita sendiri tidak melakukan hal itu. Gerakan literasi sekolah yang dicanangkan Kemendikbud, 15 menit membaca sebelum Kegiatan Belajar Mengajar dimulai, harus kita dukung dan kita kembangkan. Gerakan literasi bertujuan  untuk membiasakan peserta didik untuk  membaca  yang pada akhirnya mereka mampu melakukan kegiatan berfikir yang ikuti proses menulis,  dan diharapkan  proses tersebut akan menghasilkan sebuah karya.  Tidak menutup kemungkinan anak usia Sekolah Dasar bisa menghasilakan karya antara lain dengan   menulis buku.

Awalnya mungkin terasa berat  gerakan literasi ini,  karena anak sudah terbiasa sampai di sekolah  bermain  dengan teman-temannya atau bergerombol  sekedar  untuk mengobrol, akan tetapi hal yang berat ini jika dilakukan secara berulang dan teratur lama-kelamaan akan terasa ringan. Di sinilah peran guru sangat dibutuhkan untuk selalu mengingatkan akan pentingnya membaca buku. Kegiatan membaca sebelum KBM harus  ditindaklanjuti dalam Kegitan Belajar Mengajar, misalnya dengan cara menunjuk  salah satu siswa  untuk menceritakan kembali isi buku yang telah dibaca,  mengidentifikasi tokoh yang ada dalam buku atau dengan cara lain yang dapat  memancing siswa mempunyai keinginan yang besar untuk membaca, baik buku fiksi maupun nonfiksi. Selain itu guru juga bisa memodifikasi pembelajaran dengan mensyaratkan anak untuk banyak membaca.

  Cara lain yang bisa dilakukan  untuk mendukung kegiatan literasi ini, salah satunya dengan  memodifikasi sudut baca agar  terkesan indah dan tidak membosankan, dan  diharapkan kesadaran anak untuk membaca buku  semakin meningkat. Bisa juga dengan membuat pohon literasi di setiap  kelas. Pohon literasi  bisa dibuat oleh siswa. Daun – daun yang ada pada pohon lierasi dapat ditulis dengan nama-nama siswa, dan menuliskan judul buku yang telah dibaca.

Perpustakaan sekolah  juga harus memberi tempat yang nyaman untuk membaca, buku-buku   ditata  sedemikian rupa sehingga siswa kersan berlama-lama berada di perpustakaan. Petugas perpustakaan membuat jadwal berkunjung sehingga perpustakaan setiap hari akan dikunjungi oleh anak-anak.

 Upaya – upaya di atas diharapkan dapat mewujudkan  program literasi sekolah. Program  tersebut  akan terwujud  jika didukung oleh  semua  warga sekolah. Kita harus menyadari  betapa pentingnya gerakan  literasi sekolah ini,  selain   untuk mendukung program pemerintah  mensukseskan gerakan literasi nasional juga merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

Oleh : Wahyuni,S.Pd

Guru SD Negeri 1 Talunombo, Baturetno, Wonogiri