Merasakan Nikmatnya Kopi Timor di Festival Wonderful Indonesia Motaain

Merasakan Nikmatnya Kopi Timor di Festival Wonderful Indonesia Motaain

JATENGPOS.CO.ID, MOTAAIN – Selain destinasinya yang eksotis, Atambua juga memiliki beragam kuliner khas. Salah satunya kopi. Ternyata Atambua memiliki kopi asli yang begitu menggoda. Hal ini terkuak lewat Festival Wonderful Indonesia yang dibuka tepat dihari kemerdekaan RI ke-74, Sabtu (17/8) di PLBN Motaain, NTT.

Namanya Kopi Timor. Kopi lokal yang ternyata sangat membekas karena harum dan begitu nikmat. Paduan kopi robusta dan arabika sangat pas. Kopi ini tak kalah dengan kopi-kopi daerah lainnya di Indonesia.

“Hadirnya Festival Wonderful Indonesia yang akan digelar di tiga perbatasan Indonesia dan Timor Leste menjadi sebuah kesempatan baik memperkenalkan kekayaan NTT. Baik itu kuliner, kerajinan, hingga seni budaya. Karena jelas semuanya itu merupakan pendukung yang dibutuhkan untuk membuat wisatawan semakin betah dan tertarik datang. Seperti halnya Kopi Timor ini,” kata Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa, Minggu (18/8).

Baca juga:  Kain Tenun Tais Belu Jadi Primadona di Festival Wonderful Indonesia Motaain

Nikmatnya kopi Timor jelas terlihat pada perhelatan ini. Kopi Timor begitu laris diburu pengunjung. Harganya yang murah pun menjadi nilai tambah tersendiri. Secangkir Kopi Timor hanya dijual Rp. 3.000. Untuk kemasan, per 1 kg kopi Timur dijual seharga Rp. 45.000.


“Kopi ini memiliki rasa manis yang alami meskipun diminum tanpa gula. Sangat pas dinikmati sambil menikmati pesona Atambua yang eksotis,” ujar Rizki.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, salah satu tujuan festival adalah mengangkat pengrajin dan kuliner lokal. Apalagi mereka ini adalah UMKM yang dapat menyerap tenaga kerja. Maka dari itu Kemenpar pun memberi ruang untuk UMKM ini memasarkan dan memerkan produk-produknya.

Baca juga:  Asyik, Ada Rossa di Festival Crossborder Nunukan

“Event seperti ini memang harus dimanfaatkan untuk mengenalkan potensi daerah. Seperti kuliner, souvenir, seni dan budaya. Dengan itu dapat meningkatkan perekonomian mastarakat di perbatasan,” kata Ricky.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pariwisata merupakan pemantik pergerakan perekonomian. Atraksi-atraksi yang digelar di perbatasan bukan hanya bertujuan mengejar target kunjungan wisatawan. Namun jauh dari itu, atraksi tersebut juga menjadi pendorong promosi dan pemasaran produk-produk lokal. Dengan itu masyarakat dapat merasakan langsung manfaat dari pariwisata.

Contoh konkritnya terjadi di Banyuwangi. Kegigihan masyarakat dengan didukung komitmen pemerintah daerahnya telah menjadikan Banyuwangi destinasi yang diburu wisatawan. Dengan itu perputaran perekonomian di Banyuwangi semakin meningkat.

“Pariwisata itu hanya covernya saja. Ingat, setiap potensi pergerakan orang dalam jumlah masif akan menggerakkan ekonomi. Karena, pergerakan orang sama dengan pergerakan bisnis. Setiap pergerakan orang akan menciptakan pergerakan ekonomi, pergerakan barang dan jasa. Bukan saja pariwisata yang bergerak tetapi juga sektor lainnya,” paparnya. (rif)

Baca juga:  Ini Dia Keindahan Lokasi TCWMF 2019, Bukit Singgolom Tobasa