JATENGPOS.CO.ID. UNGARAN- Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian Perdagangan Kabupaten Semarang, melakukan sosialisasi penempatan pedagang di Plaza Bandarjo Ungaran sekaligus pengundian stand bagi pedagang yang berhak mendapatkan, Kamis (18/1). Proses sosialisasi berjalan lancar tanpa ada gejolak dari pedagang.
Plaza Bandarjo sebelum dirombak menjadi gedung baru, memiliki 74 ruko yang diantaranya sebanyak 62 ruko diisi pedagang, sedangkan sebanyak 12 ruko kosong. Namun setelah didata dinas, jumlah pemilik ruko hanya sebanyak 37 pedagang. Pasalnya, beberapa pedagang ada yang punya 3 ruko, bahkan sampai 7 ruko.
“Kita bersyukur setelah melakukan pendekatan dan pemahaman untuk kebersamaan pedagang. Semua pedagang bisa menerima keputusan pembagian ruko. Dari 37 pedagang masing-masing hanya mendapatkan 1 ruko, mereka yang semula punya 7 ruko pun rela meski hanya mendapat 1 ruko,” ujar Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian Perdagangan, Yoseph Bambang Trihardjono didampingi Sekretaris Dinas Heru Cahyono seusai pertemuan dengan pedagang di lingkungan Dinas Koperasi, Kamis (18/1) siang kemarin.
Sedangkan jumlah ruko untuk pedagang yang tersedia di bangunan baru Plaza Bandarjo, menurut Yoseph hanya sebanyak 29 ruko. Terletak di lantai bawah plaza. Lantas bagaimana dengan pedagang yang tidak kebagian ruko? Disebutkan, sebanyak 8 pedagang yang belum kebagian, 5 diantaranya akan dialihkan untuk menempati ruko yang baru akan dibangun pada tahap II mendatang. Rencana dibangunan mulai Februari dan selesai sebelum lebaran tahun ini.
“Sedangkan 3 pedagang lainnya akan menempati ruko di lantai II plaza yang khusus untuk pedagang kuliner. Kemampuan pemerintah hanya membangun 29 ruko, jadi pedagang harus mau menerima dan berbagi,” jelasnya.
Rencana Jumat (19/1) hari ini, lanjut Yoseph, akan dilakukan sosialisasi dan pembagian ruko untuk pedagang kuliner. Diharapkan proses musyawarah pedagang kuliner juga berjalan lancar.
Pemilik Toko Emas Bagong, Dedi (58) mengatakan, pedagang sangat bersyukur karena pembagian ruko sudah selesai dan tidak ada gejolak. Menurutnya, pedagang menyadari kemampuan pemerintah sehingga menerima apapun hasil keputusan untuk kebersamaan.
“Demi kebersamaan pedagang menerima. Pedagang yang belum diakomodir mendapatkan ruko juga bersabar menunggu pembangunan plaza tahap II,” ujarnya.
Melihat keguyuban pedagang plaza Bandarjo saat pembagian ruko, Dedi berharap agar kebersamaan itu tetap terjalin, ke depan pihaknya ingin membentuk paguyuban. Diharapkan antar pedagang semakin terjalin kebersamaan dan terjalin silaturahmi.
“Ke depan kita ingin membentuk paguyuban setidaknya setiap lebaran mengadakan acara silaturahmi bersama. Tidak perlu menggelar acara besar cukup sederhana saja yang penting kebersamaan antar pedagang dapat terjalin semakin baik,” tandasnya. (muz)