JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Tingginya potensi traveler milenial, turut dibidik PT Angkasa Pura II (AP II). Konsep destinasi digital diperkenalkan. Namanya, Millennials Travel Experience. Program ini diharapkan mampu mendukung target besar pendapatan tahun 2019.
Millennials Travel Experience diarahkan agar para kaum milenial bisa mendapatkan pengalaman tidak terlupakan. Teknisnya, AP II mengembangkan portofolio produk hingga service. Pemenuhan target dilakukan dengan rejuvenasi kepada semua aspek operasi bandara.
“AP II akan fokus pada pasar milenial. Pangsa pasarnya sangat menjanjikan. Untuk menggaet mereka, kami mengembangkan portofolio produk dan service yang terbaik. Harapannya, pelayanan secara umum mengalami peningkatan signifikan,” ungkap Direktur Utama PT AP II Muhammad Awaluddin, kemarin.
Program Millennials Travel Experience dikembangkan dalam beberapa konsep. Seperti dalam self check-in, self bagage drop, juga automated gate. Beragam fasilitas juga diberikan. Ada travel apps, shop apps, dan fasilitas charging.
AP II juga mengoptimalkan aktivitas milenial di media sosial. Wi-Fi dan instagramable spot diberikan untuk optimalisasi konten. Berbagai keceriaan, nuansa adventure hadir melalui game, robot, dan unique experience. Fasilitas sharing idea dalam co-working area dan feedback pun ada. Tidak lupa, AP II juga menawarkan banyak value dari shop, earn, dan redeem. Konsep penerapannya retail loyalty program.
“Bicara milenial, arahnya serba digital. Mereka sangat aktif di dunia maya. Mulai aktivitas di media sosial hingga browsing. Untuk itu, Millennials Travel Experience menyediakan semua kebutuhan para generasi zaman now. Apapun latar belakang mereka, Millennials Travel Experience akan membuat nyaman dengan pengalaman perjalanan terbaik,” terang lagi.
Secara umum, ada banyak ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan kaum milenial. Ada ungkapan Generasi Y, Generation Next, Next Gen, hingga Echo Boomers. Muncul juga iGeneration atau generasi net. Mereka punya kesamaan dengan Generasi Y, tapi mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu. Mereka sangat multitasking. Karakternya terus bergerak.
“Generasi milenial kami tempatkan sebagai orientasi market potensial. Value mereka sangat besar. Mereka harus dirawat dengan baik melalui berbagai penawaran menarik. Millennials Travel Experience sesuai karakter para milenial,” ujarnya Awaluddin lagi.
Pasar kaum milenial memang menjanjikan. Pada 2017, ada 143,3 Juta masyarakat Indonesia yang terkoneksi internet. Dari jumlah ini, porsi 49,5% didominasi kaum milenial di rentang usia 19-34 tahun. Lebih menjanjikan lagi, penetrasi pengguna internet di dunia mencapai 52,96% dari populasi 7,59 Miliar hingga Juli 2018.
“Terkait generasi milenial, teori Pak Presiden Joko Widodo ini benar. Presiden selalu menekankan bila generasi milenial ini aset bangsa potensial. Selain potensial, ternyata juga menggiurkan. Ada value ekonomi besar di sana. Untuk itu, kami hadirkan ini sebagai ‘destinasi digital’. Kami juga punya spot foto unik dan instagramable,” tegas Awaluddin.
Merujuk millennials traveling behavior, ada banyak potensi yang bisa dioptimalkan. Sebab, 60% dari para milenial memilih pay for in-flight services. Sebanyak 75% memiliki karakter pay for premium services, lalu 58% prefer full service hotels. Sekitar 74% melakukan search travel information on mobile. Sedangkan 85% memilih check multiple websites for best deals.
Apresiasi diberikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. “Wisatawan milenial adalah pangsa pasar masa depan. Porsinya sekitar 7 Juta orang. Jumlah ini sekitar 34% dari target 20 Juta wisman di 2019. Jadi, harus terus dioptimalkan mulai dari sekarang. Siapa yang dapat merebutnya, akan jadi pemenang. Kata lainnya yaitu who win the future, win the game,” tutur Menpar.
Bersama international expansion dan on becoming 1 million cargo movement, Millennials Travel Experience diharapkan menghasilkan income Rp2,75 Triliun pada 2019. Angka ini memberikan porsi sekitar 24% dari total proyeksi pendapatan AP II.
Millennials Travel Experience merupakan bentuk riil program transformasi AP II. Ada 3 program yang digulirkan, yaitu transformasi bisnis dan portofolio usaha. AP II juga mengembangkan transformasi infrastruktur dan sistem operasi hingga konsep transformasi human capital. Menpar menerangkan, konsep destinasi digital itu sebenarnya sederhana.
“Destinasi digital memang harus dikemas kekinian. Semuanya elemen harus mendukung. Definisi mudahnya, destinasi digital itu bagus dan indah saat difoto. Pokoknya yang instagramable,” tutupnya.(udi)