Moderasi Islam Tangkal Radikalisme

International Conference an Islam and Muslim Societies

ICONIS : Rektor IAIN Salatiga IAIN Salatiga Prof. Dr Zakiyuddin MAg menyerahakn cinderamata kepada para pembicara pada acara Iconis 2019. ( foto : dekan bawono/ jateng pos).
ICONIS : Rektor IAIN Salatiga IAIN Salatiga Prof. Dr Zakiyuddin MAg menyerahakn cinderamata kepada para pembicara pada acara Iconis 2019. ( foto : dekan bawono/ jateng pos).

JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Program Pasca Sarjana IAIN Salatiga menggelar konferensi International Conference an Islam and Muslim Societies ( Iconis ) yang dihadiri para pembicara dan pengamat Islam dari dalam dan luar negeri. Kegiatan tahunan itu dilaksanakan di aula hotel Laras Asri, Selasa (6/8)

Dalam kesempatan itu Rektor IAIN Salatiga Prof. Dr Zakiyuddin MAg mengatakan konferensi ini merupakan kali kedua untuk membahas masyarakat Islam dan Islam yang dilaksanakan oleh program pasca sarjana IAIN Salatiga.

“Tujuannya untuk menjaring sebanyak mungkin para peneliti dan pengamat seputar isu perkembangan masyarakat muslim tidak hanya di Indonesia saja tapi juga dunia internaisonal,” katanya.

Dikatakan Zakiyddin dengan konferensi ini, pihaknya ingin menawarkan sesuatu yang lebih positif melalui moderasi Islam, karena kalau hanya diskusi tentang radikalisme itu kurang baik.

iklan
Baca juga:  Dukungan Pemerintah Pusat Jadi Asa Baru Kudus lawan Covid-19

“Setiap saat kita mengenalkan wacana moderasi Islam sebagai counter terhadap radikalisme. Melalui konfrensi ini apa yang bisa dibuat oleh peneliti tentang moderasi Islam, terutama yang muncul di Asia Tenggara dan Indonesia. Harapannya kami bisa menawarkan moderasi sebagai model Islam di dunia internasional,” jelasnya.

Pembicara yang dihadirkan dalam konferensi ini Dr. Mohd Roeslan bin Mohd Nor dari University of Malaya, Prof Kamaludin bin Mohammad Nasir dari Nanyang Techonological Singapore, Dr Khoirudin Aljunaid dari University of Singapore dan Hammam PhD dari pasca sarjana IAIN Salatiga.

Terkait dengan populisme agama akhir-kahir ini, Zakiyuddin menambahkan, populisme bukan hanya isu di Indonesia saja tapi juga ada di belahan dunia lain, seperti Eropa dan sebagainya. Kebanyakan populisme muncul dari dua sisi yang sifatnya politik dan agama.
Dikatakan Zakiyuddin tidak dipungkiri ada ketakutan terhadap Islam ( Islam phobia) di negara-negara Eropa. Untuk itu yang bisa dilakukan dengan melakukan counter terhadap Islam phobia baik yang muncul dari ekternal Islam dan kalangan Islam sendiri.

Baca juga:  PGMI dan PIAUD IAIN Salatiga Gelar Kuliah Umum

“Kami menawarkan moderasi sebagai cara pandang masyarakat muslim Indonesia,” katanya. Sementara Dr Mohd Roeslan bin Mohd Nor mengatakan, pihaknya akan melihat perkembangan umat Islam di Indoensia dan Asia Tenggara.

“Kita harus bersatu dalam pembangunan Islam secara keseluruhan. Islam yang akan kita tonjolkan adalah Islam yang bersifat terbuka mau menerima perubahan dan dibawa dibawa ke arah kemajuan. Maka kita harus bersatua antara Malaysia dan Indonesia. Bila tidak bersatu maka kita tidak akan kuat,” tandasnya. (deb/biz/sgt)

iklan