JATENGPOS.CO.ID, Bantul – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, mengadakan Training for Trainers (TOT) Menghafal Al-Quran bagi guru agama sekolah Muhammadiyah, setelah kegiatan serupa pada 2 Februari 2019.
“Kegiatan ini merupakan rangkaian dan bahkan nanti agak panjang lagi karena Muhammadiyah Bantul bersama Cyber School Indonesia ingin meraih hajat yang sangat besar bagi generasi penerus,” kata Ketua PDM Bantul Sahari di sela Training for Trainers Menghafal Al-Quran di Bantul, Sabtu. Training for Trainers Menghafal Al-Quran metode Quantum Reading Quran dan Optimalisasi Proses Belajar dengan metode Indonesian Pedagogical Information and Communication Technologies sesi dua yang digelar di Gedung Airlangga Banguntapan Bantul itu, diikuti sekitar 150 guru sekolah Muhammadiyah se-Bantul. Ia mengharapkan kegiatan itu membuat hati, akal, serta tingkah laku generasi penerus ada Al-Quran, termasuk kemudian siapa yang akan mewariskan.
Dia memandang yang paling praktis, upaya tersebut melalui sekolah Muhammadiyah dan para guru.
“Dan ini tidak hanya guru agama Islam, tetapi guru yang memang ‘concern’, minat terhadap pembelajaran Al Quran, lalu kita pikirkan bersama Cyber School Indonesia itu bagaimana agar Al Quran itu menarik diajarkan untuk anak didik,” katanya. Menurut dia, menghafal Al Quran melalui metode dengan memanfaatkan IT itu membuat pembelajaran bisa diterapkan oleh guru kepada anak didiknya di tempat berbeda, tanpa harus secara bersama-sama. “Nanti kalau sudah teraplikasi metode itu kita akan sama-sama kawal. Jadi Muhammadiyah dan Cyber School Indonesia ingin menggembirakan para guru, karena mereka punya tanggung jawab yang sangat mulia bagaimana mewariskan Al Quran,” katanya.
Ia menjelaskan kegiatan itu akan berlangsung selama 2019, karena masih ada sesi selanjutnya yang kemudian diakhiri dengan musabaqah hafidz quran (perlombaan hafalan bacaan Al Quran) pada pertengahan 2019.
Sahari juga menjelaskan pembelajaran menghafal Al Quran melalui teknologi itu menjawab kegalauan masyarakat, tokoh, maupun orang tua karena situasi saat ditandai berkembangnya teknologi telepon seluler saat ini, membuat anak-anak Sekolah Dasar sudah memiliki perangkat tersebut.
“Manfaat ‘handphone’ ini netral bisa positif bisa negatif, dari situlah maka kepedulian Cyber School dan Muhammadiyah untuk mengatasi kegalauan orang tua, guru, dan anak dengan menggunakan ‘handphone’ untuk pembelajaran Al Quran,” katanya. Manajer PT Airlangga Area Yogyakarta Mudrik Mulyatno mendukung kegiatan tersebut. Perusahaan penerbit buku itu bersedia memfasilitasi pinjaman gedung untuk pelatihan sekaligus mendukung jaringan internetnya. “Terutama generasi milenial ini perlu sekali ada pembelajaran yang lebih intens karena banyak sekali anak-anak hanya bisa baca Al Quran, tetapi mengenai konten itu sangat kurang, makanya kami mendukung sekali,” katanya.
Dia menjelaskan bentuk kerja sama dalam peningkatan mutu guru selama ini dilakukan sebatas jual beli buku, akan tetapi mulai ditingkatkan dengan intens melakukan berbagai kegiatan melalui seminar dan lokakarya peningkatan mutu guru.
Pelatih Training for Trainers Menghafal Al-Quran Abu Rabbani mengatakan Quantum Reading Quran merupakan metode cara menghafal Al Quran dengan mudah, cepat, dan menyenangkan, dengan cara meresume pembelajaran tajwid yang awalnya menakutkan menjadi mudah. “Hasil dari metode ini orang akan menjadi demam mengaji. Suka membaca Al Quran,” katanya. Mateeri optimalisasi proses belajar dengan metode Indonesian Pedagogical Information and Communication Technologies (IPICT) disampaikan oleh pengembang aplikasi belajar dengan metode teknologi “mobile learning”, Dwi Joko Purbohadi.
“Metode IPICT ini merupakan kerangka kerja dalam meningkatkan kemampuan seorang guru dengan memanfaatkan aplikasi informasi dan teknologi,” katanya. (udi/fid)