JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Selain Rapat Senat Terbuka, peringatan Dies Natalis ke-68 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) tahun ini terasa lebih istimewa dengan diresmikannya Museum UKSW. Terletak di lantai 2 Perpustakaan Notohamidjojo, Museum UKSW menyuguhkan berbagai koleksi yang mencerminkan perjalanan akademik, inovasi, dan sejarah kampus Indonesia Mini.
Rektor UKSW Prof. Intiyas Utami bersama para Wakil Rektor, hadir dalam acara peresmian Museum UKSW. Peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh Ketua Umum Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP PTSI) Prof. Dr. Thomas Suyatno didampingi Rektor Intiyas.
Membersamai peresmian hadir para Pengurus, Pengawas dan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW), Senator UKSW, Direktur Direktorat di lingkungan UKSW, serta sejumlah tamu undangan lainnya. Tak ketinggalan hadir juga Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs., seorang Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi (FTI) yang juga perancang Museum UKSW.
“Dengan penuh rasa syukur, disaksikan civitas academica UKSW saya resmikan Museum UKSW yang sangat monumental. Dengan museum ini kita mengenang jasa para pendiri, perintis kampus kita tercinta,” kata Prof. Dr. Thomas Suyatno.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Intiyas mengucapkan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah ikut ambil bagian sehingga Museum UKSW akhirnya diresmikan.“Terima kasih untuk semua tim yang telah memonitor jalannya perancangan sampai dengan pelaksanaan. Desainer museum ini adalah dosen kita dosen DKV Mas Anthony yang juga perancang museum di Salatiga,” kata Rektor Intiyas dalam sambutannya.
Dikatakannya, Museum UKSW ini ke depan diharapkan menjadi salah satu pusat pembelajaran di kampus ini, khususnya pembelajaran tentang sejarah UKSW bagi mahasiswa khususnya. Nilai historis yang ada di Museum UKSW tidak hanya tentang kampus ini semata, tetapi juga ada tentang kota Salatiga. Keberadaan UKSW dan Salatiga sudah seperti koin mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Karena itu Rektor Intiyas berharap Museum UKSW ini juga dapat memberi warna untuk Kota Salatiga.
“Kami sedang merancang sistem agar museum ini tidak hanya dinikmati oleh civitas academica UKSW saja tetapi juga masyarakat umum agar sejarah kampus ini juga dapat menginspirasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat umum,” kata Rektor Intiyas.
Dihubungi terpisah, Anthony Tumimomor mengungkapkan bahwa UKSW merupakan kampus swasta Kristen tertua di Jawa Tengah yang menyimpan banyak kisah sejarah dan memiliki pesan positif dari masa lalu yang mampu menginspirasi dan memiliki relevansi dengan masa sekarang dan masa depan. “Museum ini menjadi tempat menyajikan berbagai artefak yang merupakan penanda di masanya. Tak hanya itu, museum ini juga menjadi tempat penjelajahan masa lalu mengenai seluk beluk UKSW sehingga mampu memberikan literasi dan nilai edukasi kepada pengunjung,” tegasnya.
Dirancang dengan konsep “bertumbuh”, museum ini menyuguhkan berbagai koleksi seperti tulisan literasi, artefak fisik, dan juga audio visual. Artefak yang menjadi koleksi museum ini 90% adalah milik atau peralatan yang pernah dimanfaatkan oleh UKSW di masa lalu.“Salah satu artefak unggulan adalah koleksi dari Rektor pertama UKSW Dr. O. Notohamidjojo berupa palu sidang, buku harian kerja, pena, dan microfilm reader juga kamera video yang pertama kali dimiliki UKSW,” jelas Anthony Tumimomor.
Anthony juga menyampaikan, hadirnya museum ini juga menjadi sumbangsih kepada Kota Salatiga sebagai wadah belajar akan pendidikan yang pernah terjadi di kota ini pada masa lalu.“Harapannya, museum ini dapat terus bertumbuh menjadi museum universitas yang terus menginspirasi dan mengedukasi para pengunjungnya,” kata Anthony Tumimomor. (deb/bis)