JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah menyerukan kepada umat muslim untuk melaksanakan shalat gerhana bulan terkait dengan fenomena gerhana bulan total atau “super moon” yang diperkirakan terjadi pada Rabu (31/1) malam.
“Pelaksanaan shalat gerhana bulan tersebut agar disesuaikan dengan situasi dan kondisi di wilayah masing-masing sehingga salat berjalan khusyuk, tertib, khidmat serta dapat diikuti oleh masyarakat muslim secara luas,” kata Ketua MUI Jawa Tengah Kiai Haji Ahmad Darodji di Semarang, Selasa.
Terkait dengan seruan untuk melaksanakan shalat gerhana bulan tersebut, MUI Jateng telah menginstruksikan kepada seluruh Dewan Pembinaan MUI kabupaten/kota se-Jateng agar berkoordinasi dengan pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah, dan masyarakat untuk teknis pelaksanaan shalat gerhana bulan di wilayah masing-masing.
Adapun tatacara Salat Gerhana, sebagaimana disampaikan Kemenag adalah sebagai berikut:
a. Berniat di dalam hati;
b. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa;
c. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901);
d. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya;
e. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”;
f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
g. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya;
h. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal);
i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;
j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
k. Salam.
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, bersedekah.
Darodji memerinci secara keseluruhan waktu terjadinya gerhana bulan diperkirakan mulai pukul 18.48 WIB, gerhana bulan total pukul 19.52 WIB, puncak gerhana pukul 20.30. WIB, dan akan berakhir antara pukul 21.08-22.11 WIB.
Menurut Darodji, gerhana bulan total tersebut merupakan fenomena alam yang langka dan unik.
“Puncak gerhana bulan total akan terjadi selama satu jam 16 menit yang ditandai bulan berwarna merah,” ujarnya.
Adapun keseluruhan proses gerhana bulan total pada 31 Januari 2018 dapat diamati di Samudra Pasifik serta bagian timur Asia, Indonesia, Australia, dan bagian barat laut Amerika.
Gerhana ini juga dapat diamati di bagian barat Asia, Samudra Hindia, bagian timur Afrika, dan bagian timur Eropa pada saat bulan terbit. (drh/ant)