29.5 C
Semarang
Kamis, 14 Agustus 2025

Varian Delta Picu Eskalasi Virus Covid-19 di Indonesia

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat 3-20 Juli 2021 dinilai krusial di tengah melonjaknya angka kenaikan kasus Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan munculnya varian virus COVID-19 baru (Alpha, Beta, Delta dan Kappa) yang diyakini lebih menular dan menimbulkan gejala berat pada pengidapnya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, di masa pandemi COVID-19 mengatakan perlunya langkah memutus rantai transmisi penyakit, salah satunya dengan pelacakan kontak (contact tracing).

“Bagi kasus terkonfirmasi positif harus menjalani karantina atau isolasi mandiri guna memutus rantai penyebaran,” ujarnya pada Dialog Produktif Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Rabu (7/7/2021).

Baca juga:  Tragis! Usai Antar Jenazah Sopir Ambulans Meninggal Tertabrak KA

Selama Juni 2021 terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang luar biasa, jauh melebihi Desember 2020 – Januari 2021.

“Angka positif harian saat ini mencapai 28-30 ribu kasus, yang sangat dimungkinkan disebabkan oleh varian Delta yang mendominasi pulau Jawa. Penularan varian Delta sangat cepat yaitu 5 sampai 8 kali lebih menular dibanding varian asli dengan penularan 2,5 sampai 3 kali,” kata dr. Nadia.

Ketua Tim Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, dr Gunadi, PhD, SpBA, mengatakan kemunculan Variant of Interest dan Variant of Concern dipengaruhi perilaku manusia sebagai inangnya.

“Pelanggaran prokes, tidak divaksinasi, interaksi sosial yang sangat masif merupakan sarana kemunculan varian baru,” ujarnya.

Ia melanjutkan, berdasarkan genome sequencing, varian Delta ini menguasai 17,7% varian yang bertransmisi di Indonesia. Sedangkan varian Alpha dan Beta hanya di bawah 2%. Jadi jelas eskalasi kasus COVID-19 di Indonesia dipicu oleh varian Delta.

Baca juga:  Atalia Ridwan Kamil Positif Covid-19

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama, MKM, mengatakan saat ini kasus COVID-19 di DKI Jakarta ibarat fenomena
gunung es.

“Berdasarkan Infection Fatality Rate yang mencapai 0,5-1%, kemungkinan ada 1,1 hingga 2,3 juta orang telah terpapar COVID-19 di DKI Jakarta,” ujarnya. (jay/rit)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya