KEPADA Bapak Presiden Prabowo yang terhormat beserta seluruh jajaran di bawahnya. Izinkan kami memulai surat cinta ini dengan sebuah cerita nyata.
Dikisahkan pada banyak kitab tentang seorang pekerja yang mendatangi Al Imam Syafii untuk mengeluhkan kesulitan ekonomi dan kesempitan hidup yang ia rasakan, maka oleh Sang Imam, pekerja itu ditanya.
“Berapakah gajimu sehari”.
“5 Dirham,” jawab Sang Pekerja. Maka beliau Imam Syafii menasehati.
“Mintalah pada majikanmu untuk menguranginya menjadi 4 Dirham.”
Maka ia pun melaksanakan dawuh Imam Syafii dengan taat. Beberapa hari kemudian ia datang kembali dan mengadu.
“Wahai Imam kenapa belum ada perubahan dalam hidupku?.”
Maka Imam Syafii menjawab. ”Mintalah gajimu diturunkan lagi menjadi 3 Dirham.”
Meski masygul dalam hati, karena yang memberi perintah atau dawuh seorang Imam besar maka ia taat melaksanakannya.
Hingga beberapa hari kemudian ia kembali mendatangi Imam Syafii dengan wajah berseri-seri untuk menyampaikan terima kasih. Ia mengabarkan bahwa saat ini kesulitan ekonomi dan kesempitan dalam hidupnya telah berakhir. Bahkan, ia bisa mulai menabung alias ada keberlimpahan dari gaji yang ia terima 3 dirham setiap harinya.
Dan, ia pun memberanikan diri untuk bertanya. Apa sirr atau rahasia dari dawuh yang beliau sampaikan kepadanya untuk meminta pengurangan gaji?
Maka beliau Al Imam menjelaskan bahwa kerjamu sehari itu memang layaknya hanya dibayar 3 dirham. Ketika engkau menerima upah lebih dari itu maka kelebihan itulah yg menjadi penyebab sulitnya ekonomi dan sempitnya hidupmu selama ini. Kemudian beliau menyampaikan sebuah syair yang terkenal:
“Harta yang haram dikumpulkan pada yang halal agar menjadi banyak. Ternyata masuknya harta haram pada yang halal, justru menghancurkannya.”
Bapak Presiden Prabowo beserta jajarannya yang semoga Allah Ta’ala selalu merahmati dalam mengelola negara.
Sebagaimana kisah nyata di atas, bisa jadi itulah yg saat ini terjadi pada negara kita Indonesia. Banyaknya pendapatan Negara tidak mampu mengatasi permasalahan yang ada, malahan semakin banyak hutang menggunung dan bunga yang setiap tahun mencapai ratusan triliun.
Berbagai macam penyakit masyarakat yang tidak terlihat sembuh tapi malah semakin banyak ragamnya bahkan semakin parah. Mulai dari tingkat Pejabat sampai rakyat semua terdampak, entah itu Korupsi, Narkoba, Miras Oplosan, Judol, Geng Motor / Klitih, Prostitusi, kemunafikan dalam beragama, perkelahian antar ormas agama, antar agama , antar Masyarakat dan sebagainya.
Karena hal tersebut di atas ada baiknya Bapak Presiden Prabowo yang terhormat mengevaluasi penghasilan yang dipungut dari pajak rakyat Indonesia. Adil tidak harus sama rata, karena itu wujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan berarti malah menyamakan semua pajak rakyat tapi harus memilih dan memilah mana yang memang layak untuk ditarik pajak.
Perumahan rakyat mohon tidak terkena PBB, cukup perumahan elit saja. Motor 150 CC dan mobil 1500 cc ke bawah yang biasa dipakai untuk kerja atau usaha tidak perlu pajak setiap tahun, cukup Motor dan Mobil CC besar saja yg di kenakan pajak. UMKM pajak cukup 3 persen, pembuatan SIM dan berbagai surat gratis, Pajak Penjual dan Pembeli rumah atau tanah rakyat ditiadakan dan banyak pajak lainnya yang selama ini dikenakan untuk rakyat perlu dievaluasi agar jangan sampai ada pendapatan negara yang bersumber dr kedzoliman kepada rakyatnya sendiri yang menjadi penyebab tidak berkahnya APBN dan semua permasalahan rumit negeri ini.
Seharusnya, pendapatan negara itu bersumber utama dari BUMN-BUMN yang telah menggaji Triliunnan rupiah setiap tahunnya kepada semua komisaris dan direksinya. Untuk apa mereka digaji mahal tapi tidak mampu membuat BUMN untung sehingga menjadi sumber penghasilan negara, bahkan ada malah merugi. Setidaknya kalaupun tidak bisa menghasilkan untung yang banyak bagi negara, mereka tahu diri untuk tidak mau menerima gaji, tunjangan dan bonus yang super besar, terima yang sewajarnya saja.
Begitu pula untuk para menteri yang Bapak tunjuk, mohon kiranya bisa dievaluasi kembali kerja, kinerja dan penghayatannya terhadap peri kehidupan rakyat kecil. Juga untuk pembangunan jangan sampai kita utang dan utang lagi.
Bapak Presiden Prabowo semoga Allah Ta’ala senantiasa membantumu dalam mengemban amanah, bermusyawarahlah dengan para menteri dan para ahli ekonomi bagaimana caranya Indonesia ini bisa maju, bertumbuh dan membangun lahir batinnya dengan tanpa uang pinjaman. Juga tanpa memberi beban yang berlebihan kepada rakyat Indonesia dengan menarik pajak di berbagai lini kehidupan.
InsyaaAllah akan ada jalan bila Bapak Presiden memimpin dengan keprihatinan/ Riyadhoh dan keteladanan yang diikuti oleh seluruh jajaran Bapak dari pusat hingga Camat. Ada yang Istiqomah Tahajudnya, ada yang Istiqomah sholat Duhanya, ada yg Istiqomah puasa Senin Kamisnya, ada yang Istiqomah sedekahnya dan lain sebagainya.
Bapak Presiden Prabowo yang terhormat, dari uraian di atas maka ada 2 hal urgent yang kami harap Bapak bersedia pertimbangkan untuk dilakukan yaitu memimpin gerakan Revolusi Sumber Pendapatan Negara dan Revolusi Gaji Para Pejabat RI.
Kalau mereka para menteri atau direksi dengan adanya revolusi gaji merasa tidak sanggup dan menyatakan mengundurkan diri maka berilah kesempatan kepada rakyat Anda para pemuda yang siap mengabdi kepada negara tanpa banyak gaji dan fasilitas. Kami hanya butuh diberi wewenang untuk membantu memperbaiki kondisi negara ini.
Selanjutnya kami juga mengajak kepada seluruh saudaraku rakyat Indonesia yang tercinta untuk melakukan Revolusi Hati.
Revolusi Hati yang bagaimana? Revolusi hati untuk menata kembali Tauhid kita tentang keyakinan bahwa yang mampu membantu Indonesia lepas dari segala permasalahan yang sudah sangat rumit ini hanyalah Allah Ta’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sebenarnya selama ini bukan Presiden-Presiden kita yang selalu salah tapi keyakinan atau pengharapan kita rakyat Indonesia banyak juga yang khilaf. Sehingga seolah Allah Ta’ala menegur kita semua rakyat Indonesia.
“Coba Presiden pilihanmu yang kamu elu-elukan itu bisa apa bila tanpa petunjuk dan pertolongan-KU.”
Maka dari kondisi demikian itu, perlu bagi kita rakyat Indonesia kembali menata hati dan meyakini seyakin yakinnya bahwa hanya, “Tuhanyang Maha Kuasa yang dapat membantu Indonesia”, sehingga kita semua berdoa untuk siapapun pemimpin Indonesia.
Doa kita semua kepada-NYA semoga siapapun yang memimpin akan dimudahkan dan ditolong Allah Ta’ala. Sebagaimana bunyi UUD 1945 yang dirumuskan dengan sangat tawadu’ oleh para pendiri bangsa ini. Bahwa “Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa” disebutkan pertama dalam keyakinan anak bangsa bahwa Kemerdekaan ini adalah anugerah-NYA, meski demikian, kita tetap menghargai dan mengakui jasa para pahlawan bangsa.
Akhirnya kita haruslah berdoa dan berharap kepada-NYA :
“Semoga Allah Ta’ala selalu memberi Bapak Presiden Prabowo tercinta kesehatan dan Afiat untuk semakin memberi manfaat kepada seluruh rakyat. Semoga dengan Revolusi Sumber Pendapatan Negara, Revolusi Gaji para Pejabat RI dan Revolusi Hati seluruh rakyat Indonesia, Allah yang Maha Kuasa memberikan pertolongan-Nya untuk Indonesia menjadi negara kuat yang berdaulat, menjadi negara sejahtera yang berdikari dan menjadi bangsa yang berakhlak mulia.
Aamiiin Allahumma Aamiiin
Demikianlah kiranya sedikit surat cinta dari kami penjual kopi, semoga bisa dipahami dan kami selalu siap bila diajak berdiskusi untuk mencari solusi atas permasalahan negeri tercinta ini.
Mohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kata yang kurang berkenan dan terima kasih atas segala perhatian.
Jakarta, Selasa 16 September 2025
(Penulis: Didik Trimurdodo, Owner Thoriqoffie Jalan Baru / Jalan Hasan Moenadi Gedanganak, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang).