JATENGPOS. CO. ID, JAKARTA- Di tengah tantangan ekonomi global yang masih berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, pelaku UMKM di Jawa Tengah justru menunjukkan ketahanan dan kreativitas yang patut diapresiasi. Salah satu buktinya terlihat dari partisipasi para perajin kriya dan wastra asal Jawa Tengah dalam ajang bergengsi The Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2025, yang berlangsung pada 1–5 Oktober di Jakarta International Convention Center (JICC).
Tahun ini, Dekranasda Jawa Tengah kembali menghadirkan 14 stan yang menampilkan karya unggulan dari 35 kabupaten/kota. Ajang ini bukan hanya sekadar pameran atau transaksi jual beli, tetapi menjadi sarana penting untuk memperluas pasar, memperkuat jejaring, dan mendorong pelaku UMKM naik kelas di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Nawal Yasin : Saatnya UMKM Saling Menguatkan Ketua Dekranasda Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, menegaskan bahwa keikutsertaan Jateng dalam Inacraft tahun ini merupakan langkah strategis dalam memperkenalkan kekayaan budaya dan inovasi lokal ke tingkat nasional dan internasional.
“Secara keseluruhan sudah sangat luar biasa. Tinggal bagaimana UMKM besar bisa memberdayakan UMKM kecil. Jadi UMKM kecil menyiapkan bahan baku, lalu produk jadinya dikembangkan oleh UMKM besar,” jelas Nawal.
Pernyataan ini menggambarkan arah pembinaan Dekranasda yang tidak hanya berfokus pada pelatihan teknis, tetapi juga membangun rantai pasok dan kolaborasi antarpelaku usaha. Dalam situasi ekonomi yang menantang, kolaborasi menjadi kunci agar ekosistem usaha tetap bertumbuh dan saling menopang.
Inkubasi dan Kurasi : Strategi Naik Kelas UMKM
Nawal menyampaikan, Dekranasda Jateng telah menyiapkan tiga langkah strategis dalam memperkuat daya saing kriya dan wastra, yaitu inkubasi, kurasi, serta sinergi multipihak dengan Bank Jateng, Bank Indonesia, dan business matching.
Inkubasi diarahkan pada pengembangan wastra siap pakai (ready to wear) agar produk lokal lebih adaptif terhadap tren pasar. Produk-produk dari Jateng kini tidak hanya mengandalkan batik, tetapi juga tenun, teknik pewarnaan alami, hingga ecoprint yang ramah lingkungan.
“Tantangan ke depan adalah bagaimana produk siap pakai ini semakin beragam. Misalnya, menggabungkan batik dan tenun agar hasilnya lebih modern dan diminati pasar,” tambah Nawal, yang juga istri Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin.
Pendekatan ini menunjukkan kesadaran bahwa produk lokal tidak cukup hanya indah, tetapi juga harus relevan dengan gaya hidup masyarakat saat ini — terutama generasi muda yang menjadi pasar potensial industri kreatif.
Sinergi dengan Program Ekonomi Kreatif Jawa Tengah
Upaya Dekranasda Jateng dalam mendorong UMKM naik kelas selaras dengan kebijakan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, yang terus memperkuat fondasi ekonomi kreatif di daerah. Melalui berbagai program seperti kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Kementrian Ekonomi Kreatif, Solo Great Sale, serta pelatihan berbasis kompetensi, pemerintah berupaya memberikan ruang tumbuh bagi pelaku usaha lokal.
Selain itu, Pemprov Jateng juga memfasilitasi sertifikasi profesi, pendampingan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), serta pengembangan platform digital “Zilenial Jateng”, yang membuka akses bagi anak muda untuk berwirausaha. Hingga saat ini, tercatat 3.615 peserta telah terdaftar dalam platform tersebut — angka yang menunjukkan minat besar generasi muda terhadap sektor ekonomi kreatif.
Mendorong Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan
Partisipasi Dekranasda Jateng dalam Inacraft 2025 bukan hanya tentang promosi produk, tetapi juga bagian dari strategi pemulihan ekonomi yang inklusif. Ketika banyak pelaku usaha kecil masih menghadapi keterbatasan modal dan akses pasar, pameran seperti ini menjadi jembatan penting untuk memperluas peluang bisnis.
Kehadiran Dekranasda di panggung nasional juga menjadi bentuk komitmen bahwa ekonomi berbasis budaya bisa menjadi sumber pertumbuhan baru. Setiap produk kriya dan wastra bukan hanya bernilai ekonomi, tetapi juga menyimpan cerita, tradisi, dan jati diri masyarakat Jawa Tengah.
Sebagai lembaga yang membina para perajin, Dekranasda berupaya agar setiap langkah pembinaan benar-benar berdampak langsung terhadap kesejahteraan pelaku UMKM dan keluarganya. Dengan semangat kolaborasi, kreativitas, dan keberlanjutan, Jawa Tengah terus bergerak menuju ekosistem ekonomi kreatif yang kuat dan berdaya saing tinggi.
Ajang Inacraft 2025 menjadi momentum penting bagi perajin dan pelaku UMKM Jateng untuk menunjukkan kualitas serta potensi yang dimiliki. Di tengah tantangan ekonomi yang masih dinamis, keikutsertaan ini membuktikan bahwa kreativitas lokal tetap menjadi kekuatan utama dalam menggerakkan roda ekonomi daerah.
Dengan dukungan penuh dari Dekranasda Jawa Tengah dan kepemimpinan Nawal Arafah Yasin, serta sinergi lintas sektor yang terus diperkuat, optimisme terhadap masa depan UMKM Jawa Tengah bukan sekadar harapan — melainkan kenyataan yang sedang dibangun bersama.
Oleh :
Gouw Ivan Siswanto, S.H., M.Th.
Ketua Subbidang Pemasaran, Bidang Pemasaran dan Daya Saing Produk, Dekranasda Jawa Tengah