Ngesti Nugraha Kembali Ingatkan Bahaya Judol, Perceraian di Kabupaten Semarang Tinggi Gegara Ini

SAMBUTAN: Calon Bupati Petahana Semarang H Ngesti Nugraha menghadiri pengajian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Syekh Abdul Kodir Jaelani di Dusun Banaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Minggu (13/10/2023). FOTO:MUIZ/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Calon Bupati Petahana Semarang, H Ngesti Nugraha kembali menyampaikan dampak negatif akibat kecanduan judi online (judol) di Kabupaten Semarang. Kasus ini tidak bisa lagi dianggap sebelah mata, turut penyumbang penyebab tingginya angka perceraian di Kabupaten Semarang.

Ungkapan itu disampaikan di hadapan jamaah majelis Pengajian Umum dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Syekh Abdul Kodir Jaelani, Dusun Banaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Minggu (13/10/2023).

“Kita terus ingatkan untuk bersama- sama ikut melakukan pencegahan. Mohon maaf bapak ibu sekalian, faktor ekonomi tersebut ternyata 50 persen di antaranya akibat judi online,” ungkap Ngesti Nugraha.

Masih menurut Ngesti, dampak judol yang juga tidak kalah miris juga terjadi di beberapa daerah lain. Seperti baru- baru ini, juga ada seorang ayah yang tega menjual anak kandungnya sendiri seharga Rp 15 juta, hanya gara- gara judol.

iklan
Baca juga:  50 Bikers Jelajah Trans Jawa Kunjungi Dua Desa Di Kabupaten Semarang

Inilah yang perlu menjadi perhatian kita bersama, di luar persoalan lain seperti kenakalan remaja yang belakangan ini juga marak di tengah-tengah masyarakat.

“Bapak ibu sekalian, ini membutuhkan kewaspadaan kita bersama,” tegas Calon Bupati nomor urut 1 yang berpasangan dengan Calon Wakil Bupati Semarang Hj Nur Arifah (MUTIARA) ini.

Di hadapan majelis pengajian umum ini, Ngesti juga menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Semarang juga menunjukkan kehadiranya dalam membantu anak kurang mampu agar memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan hak pendidikannya.

Termasuk juga anak yatim, piatu dan yatim- piatu di Kabupaten Semarang. Hal ini diwujudkan melalui pemberian bantuan beasiswa bagi anak yatim piatu.

Setiap tahun Pemerintah Kabupaten Semarang menganggarkan hingga Rp 2,4 miliar. Sebanyak 6.000 anak yatim-piatu Se-Kabupaten Semarang menerima manfaat dari santunan ini.

Baca juga:  Kekosongan Guru Pensiun Kabupaten Semarang Diisi PPPK

“Anak yatim- piatu didatangi satu per satu, didata dan setelah dihitung kebutuhan anggarannya mencapai sekitar Rp 2,4 miliar dannini sudah berjalan di era pemerintahan periode 2019- 2024,” tegasnya.

Sementara untuk membantu anak- anak kurang mampu, Pemerintah Kabupaten semarang juga memberikan beasiswa bagi siswa SD/ MI baik negeri maupun swasta, SMP/MTs baik negeri maupun swasta total mencapai 4.500 siswa.

Beasiswa ini diberikan dengan prioritas untuk siswa berprestasi yang berasal dari keluarga kurang mampu, maupun siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu sehingga kesulitan untuk membiayai pendidikannya. (muz)

iklan