JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– H Ngesti Nugraha menekankan pentingnya perayaan Maulid Nabi sebagai momentum istimewa untuk merayakan kelahiran Rasulullah SAW. Calon Bupati Petahana Semarang yang berpasangan dengan Calon Wakil Bupati Hj Nur Arifah itu, atau MUTIARA, mengajak masyarakat merenungkan dan meneladani kehidupan Rasulullah sebagai seorang pemimpin, teladan, dan pembawa risalah Islam.
Hal tersebut disampaikan Ngesti Nugraha saat menghadiri perayaan Maulid Akbar Nabi Besar Muhammad SAW tahun 1446 H/2024 M di lingkungan Ngrawan Lor Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, Sabtu (28/9/2024) malam.
“Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momentum istimewa masyarakat merayakan dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan. Saatnya kita merenungi dan meneladani kehidupan beliau sebagai seorang pemimpin, teladan, dan pembawa risalah Islam,” ujar Ngesti Nugraha.
Beliau Rosulullah merupakan teladan seorang pemimpin bagi para pemimpin-pemimpin lain hingga akhir zaman. Ngesti Nugraha selalu berupaya meneladani ajaran dan ibadah sebagai pemimpin sebagaimana yang dicontohkan Rosulullah.
Ngesti Nugraha kemudian menyampaikan ungkapan rasa syukur atas capaian-capaian pembangunan yang telah diraih Kabupaten Semarang. Diantaranya, Pelayanan BPJS kesehatan di Kabupaten Semarang telah meraih penghargaan Universal Health Coverage (UHC).
Selain itu, lanjut Ngesti, untuk meningkatkan kualitas generasi penerus, diberikan bantuan untuk siswa kurang mampu yang berprestasi. Nilainya untuk 3.000 siswa SD Rp 500.000, sebanyak 1.600 siswa SMP sederajat Rp 750.000 dan 6.000 anak yatim piatu total Rp 2,4 miliar.
Ia menyebut, pasca Covid-19 lalu, terkait kemiskinan tahun 2022 sebanyak 7,29 persen saat ini turun menjadi 6,96 persen.
“Ini merupakan terendah keenam di Jateng. Kemudian tingkat pengangguran terbuka tahun 2022, tercatat 5,02 persen turun menjadi 4,05 persen. Kemudian kemiskinan ekstrem tahun 2022 sebasr 4,48 persen, turun menjadi 4,06 persen,” ucapnya.
Ngesti mengungkapkan, prestasi yang lain, seperti stunting tahun 2023 tercatat 4,61 persen, turun menjadi 3,6 persen dan terendah kedua se-Jateng. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2022 kabupaten Semarang sebesar 74,67 naik menjadi 75,13.
Keberhasilan kemajuan pembangunan dicapai Kabupaten Semarang tidak lepas peran penting kepala daerah yang memimpin, dalam hal ini H Ngesti Nugraha sebagai Bupati Semarang. Keberhasilan yang dicapai oleh seorang pemimpin menjadi amalan istimewa dan pahala terbesar diberikan Allah SWT.
Amalan itu sebagaimana diungkapkan KH Yahya Al-Mutamakkin saat memberikan tausyiah Tarhim Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid At-Taufiq di Jalan Durian Banyumanik, Kota Semarang pada Senin (16/9/2024) lalu.
Seperti diberitakan Jateng Pos sebelumnya, dalam kesempatan ini KH Yahya menyebutkan Rosulullah bersabda ada 7 golongan yang nantinya akan dinaungi di hari kiamat bersama Rosulullah. Ia berpesan kepada jamaah setidaknya jadilah orang yang masuk salah satu dari golongan ini.
Diantaranya adalah seorang pemimpin yang adil. Terkecil pemimpin adalah pemimpin keluarga yang berlaku adil kepada anak-anak dan istrinya.
“Pemimpin besar yakni pemimpin daerah yang berbuat dan bersikap adil. Pejabat yang berlaku adil hitungannya 1 hari menjabat seperti menjalankan ibadah 60 tahun. Perannya luar biasa karena dampak keadilan seorang pejabat itu betul-betul meluas ke seluruh rakyatnya,” ujarnya.
Dijelaskan, satu tanda tangan seorang pemipin saja bisa menutup tempat kemaksiatan. Jika dihitung berapa banyak orang dan keluarga serta anak cucunya diselamatkan dari kemaksiatan. Sebaliknya, lanjut KH Yahya, jika seorang pemimpin berlaku maksiat dan sewenang-wenang maka ia akan lebih dulu masuk neraka.
“Pemimpin yang adil masuk golongan orang yang dinaungi Allah di hari kiamat dalam keadaan nikmat dan senang,” tandasnya.
Perlu diketahui, seperti dilansir dari situs Pesantren Madinah Munawwarah Tembalang Kota Semarang, KH Yahya Al Mutamakkin merupakan sosok ulama memiliki nama lengkap Habibullah Yahya Al Mutamakkin. Nama belakang beliau dinisbatkan pada satu sosok ulama kharismatis, asli Kajen, Jawa Tengah, Syaikh Ahmad Mutamakkin.
Mbah Mutamakkin, sebutan populer Syaikh Ahmad Mutamakkin, adalah seorang tokoh yang menjadi cikal bakal atau nenek moyang orang Kajen dan sekitarnya, termasuk Purwodadi. Beliau adalah keturunan ke- 9 dari Mbah Mutamakkin Kajen.
Istri Beliau bernama Umi Nafisah Ar Rahbini. Umi Nafis kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat. Beliau pernah mengenyam pendidikan pesantren selama tujuh tahun di Pesantren Lirboyo, Kediri Jawa Timur. Dikaruniai empat putra, yaitu Gus Ahmad, Gus Abdullah, Ning Syifa dan Gus Arif.
Pada tahun 1995, Beliau berkesempatan berangkat ke Madinah, belajar bersama Habib Zein Bin Sumaith. Kesempatan ini merupakan hadiah dari sang guru tercintanya, Habib Anis Al-Habsyi.
Di Madinah, KH. Yahya Al-Mutamakkin nyantri selama empat tahun. Di kota Nabi SAW itu, beliau belajar ilmu fiqih, alat, tasawuf, tafsir, dan sebagainya, kepada Habib Zein Bin Sumaith, Habib Salim Asy-Syathiri, yang sebelum menetap kembali di Hadhramaut masih mondar- mandir Madinah-Tarim, dan ulama yang lainnya. (muz)