Nggak Pakai Sakit, Lab CITO Layani Swab PCR Kumur


JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Varian omnicron betul-betul menyumbang angka penambahan yang signifikan di tanah air. Jumlah positif Covid 19 beberapa pekan ini makin mencekam. Kemenkes RI merilis data harian yang menunjukkan Gelombang Ketiga Covid 19 sudah tiba.

“Omnicron ini varian yang cepat menular dan massif. Karena itu, kami tetap menganjurkan pada masyarakat untuk selalu disiplin dan taat protokol kesehatan, saat beraktivitas di ruang publik,” saran dr. Dyah Anggraeni, M.Kes, Sp.PK, Direktur Utama Laboratorium Klinik CITO.

Virus jenis Omicron ini, menurut dia, memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam. Meskipun memiliki gejala yang lebih ringan daripada varian delta yang menandai Gelombang Kedua Covid 19, Omicron tetap menjadi perhatian dunia kesehatan karena tingkat penularan yang cepat.

Selain penerapan prokes ketat, salah satu cara untuk menekan penyebaran Covid-19 adalah melakukan pengujian sampel secara besar-besaran. Agar orang yang terindikasi positif bisa segera ditangani dan tidak menyebarkan virus kepada orang lain.

iklan

Saat ini di Indonesia terdapat tiga jenis tes COVID-19, yaitu PCR, Swab Antigen, dan Rapid Test Antibodi. Untuk Swab PCR (polymerase chain reaction) dapat mendeteksi materi genetik (DNA atau RNA) virus. Sedangkan Swab Antigen dapat mendeteksi protein tertentu dalam virus. Lalu, rapid test antibodi untuk mendeteksi antibodi terhadap virus corona.

Baca juga:  Periswara Gelar Bazar UMKM, Sukirman: Titik Awal Iklim Kebangkitan

“Sekarang tidak harus colok hidung sampai dalam kok, untuk mengambil sampel virus. Teknologi terbaru di CITO Laboratorium Klinik, hanya 2 centimeter saja. Jadi nggak sakit sama sekali, tidak sampai hidung sakit, atau mata berair gara-gara dicolok,” jelas Dyah Anggraeni.

Selain itu, lanjut Dyah, juga bisa dengan PCR Kumur. “Hasilnya akurat, bisa dipertanggung jawabkan secara medik, dan aman. Tidak sakit. Dua teknologi ini sudah diluncurkan sejak 16 Februari 2022 di Laboratorium Klinik CITO yang tersebar di seluruh Indonesia,” paparnya.

Teknik ini sekaligus menjawab ketakutan dan keengganan masyarakat dalam test pemeriksaan Covid 19, karena colok hidung yang sakit. “Pandemi ini, membuat kami terus melakukan inovasi teknologi terkini, khususnya di bidang kesehatan. Karena masyarakat butuh layanan yang nyaman, aman, cepat dan akurat.” ungkap dr. Dyah Anggraeni.

Di Lab CITO yang sudah hadir sejak 1967 ini, up date teknologi Kesehatan terus dikembangkan sesuai kebutuhan. “Saat ini Lab Klinik CITO melayani pemeriksaan Covid-19 melalui Swab Antigen Nasal, PCR Saliva test dan PCR SGTF (S Gene Target Failure), untuk deteksi varian-varian dari Covid-19,” kata Dyah.

Baca juga:  Amartha View Apartement Tawarkan Hunian Berkonsep Resort

Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa pemeriksaan update COVID-19, baik untuk screening maupun untuk diagnosis dengan beberapa teknik. Pertama, Swab Antigen Nasal. Metode sampling dengan sampel nasal, sehingga pengambilan sampel tidak sampai Nasopharynx.
Cara ini banyak diminati karena nyaman dan tidak menimbulkan rasa sakit. , khususnya bagi anak anak. Hasil pemeriksaan bisa di tunggu , selesai dalam waktu sekitar 30 menit.
Kedua, PCR SARS CoV-2 Saliva. Pemeriksaan ini menggunakan sampel saliva (air liur) dengan metode Gargle. Ini memudahkan pasien dalam melakukan pengambilan sampel , karena selain tidak sakit, sampel bisa dilakukan di rumah, tidak harus datang antre di Laboratorium. Cukup mengirimkan sampelnya saja. Tidak ada kontak fisik dengan tenaga Kesehatan.

Syarat pengambilan sampel PCR kumur, minimal 1 jam sebelum penampungan sampel. Pasien tidak makan, tidak minum, tidak merokok dan tidak gosok gigi. Apabila sudah terlanjur maka harus tunggu 1 jam lagi.

Ketiga, PCR SGTF (S Gene Target Failure). Ini metode deteksi varian SARS-CoV-2 yang terus bermutasi. Seperti diketahui, virus secara alamiah akan terus bermutasi yang berdampak terhadap penularan, keparahan penyakit, vaksin, pengobatan, dan penanganan kesehatan masyarakat.

Baca juga:  Klenteng Tay Kak Sie Tidak Gelar Kegiatan Berbasis Massa Dan Tolak Politik Identitas

Karena itu, monitoring dan pengawasan harus terus dilakukan terhadap mutasi yang muncul sebagai langkah antisipatif. Sebelumnya identifikasi mutasi virus SARS-CoV-2 di Indonesia telah dilakukan dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS).

Namun saat ini pemerintah juga menggencarkan deteksi dini dengan reagen PCR metode SGTF (S-Gene-Target-Failure) yang dinilai mampu memberikan indikasi cepat “Probable” bahwa kasus yang terkonfirmasi merupakan varian Omicron, atau Delta dan lainnya.

Swab Antigen Nasal dan PCR Saliva tes sudah dapat dilayani di Laboratorium Klinik CITO di seluruh Indonesia. Layanan Home Service bisa reservasi dengan kunjungi laman https://labcito.co.id/cms.

Laboratorium Biomolekuler Klinik CITO sendiri menjadi salah satu laboratorium yang memiliki kapabilitas dan peralatan sesuai standar Kementrian Kesehatan. Lab ini mampu mengidentifikasi varian dari SARS Cov 2 dengan teknik SGTF. Varian yang dapat di deteksi yaitu Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Delta/Delta Plus (B.1.617.2), Gamma (P1), Omicron (B.1.1.529.1), Omicron Stealth (BA.2), Lambda (C.37), MU (B.1.621) dan varian lainnya. (*)

iklan