JATENGPOS.CO.ID, Semarang – Ratusan Wanita Pekerja Seks (WPS) di lokalisasi Sunan Kuning ramai ramai menolak menandatangani berkas yang disodorkan Dinas Sosial Kota Semarang untuk persetujuan rencana sosialisasi hingga beberapa hari ke depan, Senin (7/10/2019)
Penolakan tersebut dilakukan atas
instruksi Ketua Resosialisasi Argorejo, Suwandi yang menilai permintaan tanda tangan tersebut tidak memberikan kejelasan nasib para WPS yang dibinanya.
“Kami tadi disuruh tanda tangani berkas dari Dinsos Kota Semarang tapi kami tolak. Sebab, disitu tidak tertera nominal, dan kepastian SK ini akan di tutup,” ujarnya.
Selain itu, katanya, ada perbedaan jumlah tali asih yang bakal diberikan kepada anak asuhnya, yang tidak sesuai dengan perjanjian awal.
“Wakti awal sosialisasi, para WPS dijanjikan akan diberi tali asih sebesar Rp 10,5 per orang, tapi ini katanya cuma dapat 5 juta saja,” sebutnya.
Menurutnya, pergantian kabinet tidak dapat dijadikan alasan tentang perubahan jumlah besaran tali asih yang telah disosialisasikan beberapa waktu yang lalu.
“Yang ganti kan cuma orangnya, jangan malah kebijakannya ikut ganti juga, dan malah terkesan kaya mengingkari kesepakatan awal,” imbuhnya.
Ia berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang merealisasikan apa yang telah mereka janjikan pada 475 penghuni Resos Argorejo.
“Kalau janjinya 10 juta, ya kasih kami 10 juta jangan kurang,” harapnya.
Sementara itu salah satu WPS yang tidak mau disebutkan namanya, masih berharap pemkot Semarang membatalkan rencana penutupan tempatnya mencari nafkah.
“Anak saya dua, ndak punya suami, kalau SK ditutup saya sama anak mau makan pakai apa. Uang segitu ndak bakalan cukup,” pungkasnya. (fid/ntan)