JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Care-Lazisnu Jawa Tengah, Muh. Mahsun, bertolak menuju Donggala, Palu, Sulawesi Tengah untuk keperluan assesmen fase recovery di kawasan bekas bencana, belum lama ini.
Muh. Mahsun yang berangkat bersama Rois Syuriah PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh dan Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU Jawa Tengah, Winarti, akan berada di Palu dan melakukan assesment atau penilaian selama dua hari satu malam. Setelah itu akan ditentukan eksekusi selanjutnya sebagai bentuk recovery pascabencana.
Seperti diketahui, usai bencana yang melanda Donggala, Palu, Sulawesi Tengah beberapa bulan lalu, NU-Care Lazisnu Jateng yang merupakan lembaga zakat, infak dan sedekah di bawah NU, mendapat intruksi dari PBNU segera menggalang dana untuk membantu para korban gempa.
“Sampai saat ini NU Care-Lazisnu Jateng bersama 36 cabang di bawahnya, berhasil menghimpun dana bantuan sebesar Rp 1.885.876.350. Dana tersebut nantinya akan diserahkan dalam bentuk fisik pada fase recovery pascabencana,” kata Mahsun, di Kantor PWNU Semarang.
Menurut Mahsun, penggalan dana tersebut dipusatkan satu pintu di NU Care-Lazisnu Jawa Tengah. Sementara untuk penyiapan tim relawan dipusatkan di Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU Jawa Tengah.
“Sebagai bentuk pertanggungjawaban, kami harus ke lokasi melakukan penilaian agar nantinya bantuan yang akan kami serahkan tepat sasaran sesuai kebutuhan warga atau para korban gempa,” tutur Muh. Mahsun.
Mahsun menyontohkan pengalaman saat terjadi gempa di Lombok, NTB, pihaknya juga memberi bantuan infrastruktur berupa bangunan masjid serba guna, karena memang itu yang dibutuhkan masyarakat.
Untuk bantuan Donggala, Palu, Mahsun mengaku sudah mempunyai rencana sasaran bantuan. Setidaknya ada tiga hal mendesak yang dibutuhkan di tempat bencana. Yakni, infrastruktur seperti tempat ibadah, hunian sementara, atau fasilitas kesehatan. Tergantung hasil penilaian timnya di lokasi bencana.
“Tugas kami menyalurkan dan harus tepat sasaran. Bantuan ini 90 persen dari warga nadliyin sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama umat. Kami juga sudah mengirim relawan dan bantuan lain seperti bangunan hunian. Apa yang perlu kami lengkapi, itu yang akan kami kaji lagi lewat penilaian tim,” pungkasnya.(ucl)