JATENGPOS.CO.ID, LONDON – Kapten Timnas Korea Selatan, Son Heung-min, yang juga bintang Tottenham Hotspur, terseret dalam kasus pemerasan yang mencuat ke publik dengan tudingan kehamilan sebagai dalih.
Rangkaian perkembangan detail dari insiden ini mulai terungkap dan membawa kasus ini ke babak baru. Namun, tampaknya citra Son yang selama ini dicintai publik dan menjadi incaran dunia periklanan sebagai sosok ‘pria seutuhnya’ akan sulit untuk tidak tercoreng.
Kasus ini pertama kali mencuat pada Juni 2024 ketika seorang perempuan berusia 20-an, yang diidentifikasi sebagai A, mengaku hamil dan mengirimkan foto hasil USG janin kepada Son.
A diduga memeras lebih dari 300 juta won (sekitar Rp 3,5 miliar) dari sang pemain. Ia juga membuat surat pernyataan untuk tidak mengungkapkan kehamilan tersebut kepada pihak luar. Namun, skema pemerasan tak berhenti di situ.
Pada Maret lalu, seorang pria berusia 40-an, yang diidentifikasi sebagai B, muncul dan mendekati pihak Son. B menggunakan perjanjian kerahasiaan antara Son dan A untuk mencoba memeras tambahan 70 juta won (Rp 826,8 juta). Upaya ini digagalkan setelah pihak Son melaporkannya ke pihak berwajib sebelum uang berpindah tangan.
Perkembangan paling mengejutkan datang dari laporan media Dispatch baru-baru ini. Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa A menjalin hubungan dengan seorang pebisnis lain pada waktu yang hampir bersamaan dengan hubungannya dengan Son Heung-min.
Setelah didiagnosis hamil lima hingga enam minggu, A memberi tahu kedua pria itu mengenai kehamilan tersebut. Pebisnis tersebut tidak memberikan respons, tetapi pihak Son bereaksi.
Menurut laporan itu, A sebenarnya sudah memutuskan untuk melakukan aborsi saat bertemu dengan Son dan manajer perempuan dari pihaknya. Son akhirnya membayar 300 juta won sesuai permintaan A, dan operasi aborsi dilaporkan dilakukan sehari setelah pembayaran dikonfirmasi.
Setelah kejadian itu, B, yang kemudian menjalin hubungan asmara dengan A, menemukan perjanjian kerahasiaan di ponsel A. Ia lalu memanfaatkan temuan itu untuk memeras A.
B meminta agar klausul penalti dalam perjanjian dengan Son diubah dan kemudian menuntut 70 juta won kepada pihak Son sebagai imbalan untuk menyerahkan bukti komunikasi—berupa rekaman telepon dan pesan teks—yang bisa digunakan untuk menuntut A atas dugaan pemerasan dan penipuan.
Berdasarkan bukti-bukti dari B, pihak Son mengetahui bahwa A menjalin hubungan dengan dua pria secara bersamaan dan bahwa kehamilan tersebut tidak bisa dipastikan berasal dari Son. Hal ini mendorong pihak Son untuk melaporkan A atas dugaan pemerasan. Dengan perkembangan ini, Son kini diposisikan sebagai korban dari skema pemerasan yang rumit dan terencana.
Namun, terlepas dari posisinya sebagai korban secara hukum, keterbukaan isu pribadi seperti kehamilan, aborsi, dan tuntutan uang dalam jumlah besar telah merusak citra publiknya yang selama ini tampak tanpa cela.
Son Heung-min selama ini dikenal sebagai figur yang ‘bersih’ dan banyak dipercaya menjadi duta merek untuk produk-produk seperti es krim, pisau cukur, perusahaan telekomunikasi, ramen, kursi pijat, hingga hamburger.
Citra positif yang dibangunnya telah memberikan nilai komersial tinggi. Namun, krisis pribadi ini mulai menggoyahkan reputasi tersebut dan membuat industri periklanan waspada.
Tak hanya media lokal, media internasional seperti The Guardian dan CNN juga menyoroti kasus ini secara signifikan, memberi dampak langsung pada reputasi Son di panggung global.
Masalah ini muncul di saat yang sangat tidak tepat bagi Son. Ia baru saja pulih dari cedera kaki yang membuatnya absen selama sebulan, dan Tottenham sedang berada dalam fase penting, bersiap menghadapi final Liga Europa—kesempatan besar untuk meraih trofi pertama sejak 2008.
Saat ini, A dan B telah ditahan dan sedang menjalani penyelidikan. Pihak kepolisian juga sedang memverifikasi keaslian foto USG dan fakta-fakta lain terkait kasus ini.
Kendatii secara hukum Son adalah korban, skandal ini tetap menimbulkan dampak besar terhadap citra publiknya, membuka luka pribadi yang kini menjadi konsumsi publik. (bol/riz)