27 C
Semarang
Senin, 25 Agustus 2025

Kembali Setelah 13 Tahun di Depak Arsenal

JATENGPOS.CO.ID, LONDON  – Arsenal akhirnya menutup kisah panjang Eberechi Eze dengan akhir yang manis. Pemain yang pernah ditolak akademi The Gunners di usia belia, kini segera kembali ke London Utara sebagai rekrutan anyar dari Crystal Palace.

Eze lahir di Greenwich, London Tenggara, pada 29 Juni 1998, dari keluarga dengan kehidupan sederhana. Sejak kecil ia sudah akrab dengan sepak bola, bahkan di usia lima tahun kerap menghabiskan waktu bermain di jalanan bersama teman-temannya.

Eze sebenarnya sempat jadi bagian akademi Arsenal saat berumur sembilan tahun. Namun, empat tahun kemudian namanya dicoret karena dianggap tidak memiliki prospek cerah. Keputusan itu sempat membuatnya patah hati.

Kegagalan tidak berhenti di situ. Setelah dilepas Arsenal, Eze sempat mencoba peruntungan di Fulham, Reading, hingga Millwall. Sayangnya, semuanya berakhir dengan pintu tertutup. Hampir saja ia menyerah, hingga Queens Park Rangers datang memberi peluang.

QPR menjadi titik balik. Di bawah bimbingan Chris Ramsey dan staf pelatih lain, Eze menemukan kepercayaan dirinya. Setelah sempat dipinjamkan ke Wycombe Wanderers, ia kembali ke Loftus Road dengan mental dan permainan yang lebih matang.

Performa impresif bersama QPR membuat Crystal Palace bergerak cepat menebusnya pada 2020. Di Selhurst Park, Eze menjelma menjadi sosok kreatif yang kerap jadi pembeda.

Tak butuh waktu lama, kiprahnya di Premier League menarik perhatian Gareth Southgate. Pada 2023, Eze akhirnya mencatat debut bersama tim nasional Inggris, sebuah pencapaian yang sulit dibayangkan saat dirinya berkali-kali ditolak klub sebelumnya.

Baca juga:  Ronaldo Kwateh Dapat Panggilan TC Tmnas U-18

Kini, 13 tahun setelah didepak Arsenal, Eze justru kembali dengan status berbeda. Ia bukan lagi bocah yang dianggap gagal, melainkan pemain matang yang siap mengisi lini serang tim asuhan Mikel Arteta.

Kisah ini bukan hanya soal transfer, tetapi juga perjalanan penuh jatuh bangun seorang pemain. Dari jalanan Greenwich hingga panggung Premier League, Eze membuktikan bahwa tekad bisa mengalahkan penolakan.

Bagi Arsenal, kedatangan Eze bisa menjadi tambahan penting dalam perburuan gelar. Sementara bagi sang pemain, kembali ke Emirates Stadium adalah bentuk pembalasan manis terhadap masa lalunya.

Eze kini bukan sekadar pulang ke rumah lama, ia pulang sebagai sosok yang berbeda: lebih dewasa, lebih berbahaya, dan siap mengukir sejarah baru.

Seperti diketahui drama perebutan Eberechi Eze akhirnya dimenangkan Arsenal. The Gunners berhasil menikung rival sekota mereka, Tottenham, dalam kesepakatan senilai sekitar £60 juta dengan Crystal Palace.

Kesepakatan ini muncul secara tiba-tiba, hanya beberapa jam setelah Tottenham merasa berada di posisi terdepan. Spurs bahkan sudah mencapai kesepakatan personal dengan Eze, namun lambatnya proses finalisasi justru memberi jalan bagi Arsenal untuk masuk.

Arsenal awalnya tak buru-buru mendatangkan Eze. Setelah mengeluarkan dana besar untuk Viktor Gyokeres, klub London Utara itu fokus melepas pemain lebih dulu. Tetapi cedera lutut yang dialami Kai Havertz dalam laga kontra Manchester United membuat Arteta mendesak manajemen segera bergerak.

Tanpa berpikir panjang, Arsenal langsung menghidupkan kembali minat lama mereka pada Eze. Dengan pengalaman dan fleksibilitasnya di lini serang, Eze dinilai sebagai solusi cepat untuk menambal kekosongan.

Baca juga:  Era Baru Juventus Bersama Motta

Spurs sejatinya sudah bernegosiasi selama 10 hari dengan Palace. Tawaran senilai £55 juta plus bonus hampir disepakati, bahkan opsi barter dengan Richarlison sempat masuk meja pembicaraan. Namun Palace menunda kesepakatan karena ingin menurunkan Eze di laga play-off UEFA Conference League melawan Fredrikstad.

Di titik inilah Arsenal datang. Langkah cepat The Gunners membuat Tottenham kembali menelan pil pahit di bursa transfer, usai sebelumnya gagal mendatangkan Morgan Gibbs-White.

Faktor lain yang menguntungkan Arsenal adalah pertemuan rahasia bulan lalu. Sporting director Andrea Berta dan Mikel Arteta sudah lebih dulu berbicara dengan Eze.

Saat itu, sang pemain langsung terkesan dengan rencana besar Arsenal dan menganggap Emirates sebagai destinasi ideal. Ditambah, Eze memang sempat menimba ilmu di akademi Arsenal.

Artinya, sejak awal Eze memang lebih condong ke Arsenal. Tottenham hanya menjadi pihak yang berusaha lebih dulu, tetapi gagal mengikat target mereka dengan cepat.

Kini, manajemen Spurs harus kembali mencari alternatif untuk menambal absennya James Maddison. Nama winger Manchester City, Savinho, serta striker Brentford, Yoane Wissa, masih masuk daftar incaran. Namun, peluang keduanya pun tidak mudah karena klub pemilik enggan melepas.

Sementara itu, Eze tinggal selangkah lagi resmi menjadi bagian dari Arsenal. Setelah laga Eropa bersama Palace, transfer sang gelandang diperkirakan akan segera diumumkan. (bol/riz)


TERKINI

Pemkab Kendal Launching Si Padam

957 Non ASN Diusulkan Jadi PPPK Paruh Waktu

Reservoir Siranda Cuma Layani 3000 Pelanggan

Rekomendasi

Lainnya

Sevilla Balas Dendam

Kalah Perdana PSIS Tatap Bali United

Pujian Ten Hag Buat Rashford

Berebut Zona Liga Champions

Layak Legenda Timnas Spanyol

Pemain Keturunan Indonesia Gabung AC Milan