30.4 C
Semarang
Rabu, 17 September 2025

Patrick Kluiver Butuh Gelandang Petarung

JATENGPOS.CO.ID,  JAKARTA – Lini tengah jadi kunci perlawanan Timnas Indonesia terhadap Arab Saudi dan Irak pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Oktober nanti. Patrick Kluivert harus memilih gelandang kreatif dan kuat untuk bertarung spartan.

Timnas Indonesia akan menjalani dua pertandingan melawan Arab Saudi pada 8 Oktober di Riyadh. Tiga hari berikutnya, Jay Idzes dkk. menantang Irak. Timnas Indonesia punya rekor bagus atas The Green Falcons, julukan Arab Saudi.

Pada putaran ketiga lalu, saat Timnas Indonesia diasuh Shin Tae-yong berhasil menahan imbang Arab 1-1 di luar kandang. Akibat hasil buruk ini, pelatih kaliber Dunia, Roberto Mancini dipecat SAFF, Federasi Sepakbola Arab Saudi.

Pada leg kedua, Timnas Indonesia mengukir sejarah menundukkan Arab Saudi 2-0 di SUGBK Jakarta. Di laga ini, Herve Renard sebagai nakhoda tim menggantikan Roberto Mancini.

Sementara rekor pertemuan Timnas Indonesia sangat buruk bila berhadapan dengan Irak. Dua tahun terakhir, Timnas Garuda tak berkutik atas Singa Mesopotamia, sebutan Irak.

Pada putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 lalu, Timnas Indonesia digulung Irak dua kali dengan skor 0-2 dan 1-5. Di fase grup Piala Asia 2024, Irak kembali menggebuk Timnas Indonesia 3-1.

“Patrick Kluivert beruntung punya materi pemain bagus di semua lini. Khusus tengah, dia banyak opsi. Tapi saya kira cukup berat menandingi lini tengah Arab Saudi dan Irak. Makanya Patrick Kluivert harus memilih pemain tepat,” kata Raja Isa Raja Akram Syah.

Karena karakter permainan Arab Saudi dan Irak berbeda, alangkah baiknya bila arsitek asal Belanda itu menyiapkan dua komposisi lini tengah berbeda di dua partai nanti.

“Persamaan Arab Saudi dan Irak pada serangan baliknya. Ya, paling ideal Patrick Kluivert punya dua komposisi lini tengah. Lebih baik apabila tiap grup ada gelandang muda yang kuat bertarung,” ujar pengamat sepak bola asal Malaysia ini.

Baca juga:  MU Jual Andre Onana, Emiliano Martinez Masuk

Raja Isa pun menyebut nama Nathan Tjoe-A-On dan Ivar Jenner untuk disisipkan di tim lini tengah Timnas Indonesia.

“Gelandang Timnas Indonesia banyak berusia 30 tahunan. Harus ada gelandang muda sebagai penyeimbang. Nathan dan Ivar Jenner punya kualitas dan pengalaman melawan Arab Saudi dan Irak di era Shin Tae-yong,” jelasnya.

Raja Isa yang punya darah keturunan Bugis ini juga menyebut gelandang Timnas Indonesia harus tangguh pada saat transisi.

“Lini tengah harus jadi filter kuat agar lawan tak langsung masuk ke pertahanan. Saat lawan Lebanon di FIFA Matchday, lini tengah Timnas Indonesia sempat dua kali berhasil ditembus yang berakibat ancaman pada gawang Emil Audero. Ini harus jadi bahan evaluasi,” cetusnya.

Tak kalah penting lagi. Patrick Kluivert harus memiliki gelandang kreatif untuk menyerang. Karena Raja Isa menilai Timnas Indonesia sangat kesulitan ketika menekan lawan.

“Marc Klok dan Thom Haye punya karakter hampir sama. Mereka harus lebih kreatif lagi membongkar pertahanan Arab Saudi dan Irak. Padahal Timnas Indonesia punya sayap skillful seperti Ragnar Oratmangoen, Marselino Ferdinan, Egy Maulana Vikri, ditambah Miliano Jonathans. Ini harus dimaksimalkan,” tuturnya.

Timnas Indonesia punya stok melimpah di sektor lini tengah untuk berlaga di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada awal Oktober 2025. Namun, jika Patrick Kluivert salah memilih pemain, maka itu bisa jadi bumerang.

Menurut Efendi Aziz, lini tengah sangat vital pada denyut permainan Timnas Indonesia. Patrick Kluivert harus bisa cermat dalam pemilihan para gelandang yang mampu jadi filter saat bertahan dan motor ketika proses menyerang.

“Karakter tim Timur Tengah punya fisik kuat dan lumayan cepat. Jadi Timnas Indonesia butuh gelandang petarung. Harus ada satu pemain sebagai breaker, sedang yang lain jadi dirigen permainan,” kata Efendi Aziz.

Baca juga:  Si Raja Tekel

Mantan gelandang Arema FC era Galatama ini masih fanatik dengan nama-nama seperti Thom Haye, Ivar Jenner, dan Nathan Tjoe-A-On yang layak mengisi formasi lini sentral Timnas Indonesia. “Saya kira tiga pemain ini masih solid jika dipasang. Mereka sudah terbukti ketika di era Shin Tae-yong,” ujarnya.

Menurutnya, Nathan Tjoe-A-On berperan sebagai breaker di lini tengah Timnas Indonesia. Kemudian Thom Haye playmaker, dan Ivar Jenner filter terakhir sebelum lawan masuk dalam pertahanan Timnas Indonesia.

“Nathan Tjoe-A-On punya skill yang bisa mengubah permainan. Kualitas umpan Thom Haye sangat bagus. Ivar Jenner yang masih muda punya stamina bagus bantu menutup pertahanan. Chemistry mereka juga sudah terbentuk,” terangnya.

Namun Efendi Aziz tak tahu andai Patrick Kluivert memiliki formasi berbeda untuk mengelabui Arab Saudi dan Irak pada laga nanti.

“Meski pelatih Arab Saudi dan Irak sudah ganti, tapi pemain mereka pernah bertemu Timnas Indonesia. Ya, mungkin saja Patrick Kluivert punya rencana mengubah lini tengah agar tak terbaca lawan,” ujar Efendi Aziz.

“Namun, dia harus memastikan pemain pilihannya benar-benar yang terbaik dan mampu tampil spartan. Jika perlu Patrick Kluivert diskusi dengan pemain lama bagaimana mensiasati lini tengah lawan,” paparnya.

Efendi Aziz juga mengingatkan kondisi psikologis Thom Haye yang sangat reaktif hingga tak mau ulur tangan untuk salaman dengan pemain usai laga kontra Lebanon pada FIFA Matchday lalu di Stadion GBT Surabaya.

Menurutnya, Thom Haye harus bisa mengontrol emosi dan justru memaksimalkan potensi memancing emosi pemain lawan.

“Thom Haye harus lebih cool lagi di putaran keempat nanti, karena dia sosok sentral permainan. Saya kira dia sudah tahu karakter pemain Timur Tengah. Seharusnya dia malah harus bisa memancing emosi lawan, bukan dia yang terpancing amarahnya,” ucapnya. (bol/riz)



TERKINI

Emil Audero Tampil Ciamik

Rekomendasi

Lainnya

Sesko Lebih Memilih MU

Eliano Reijnders Berlabuh di Persib

MU Tatap Perempatfinal

Terancam Putus Kontrak

Belanda Menang Pengalaman

Trio Maut MU