JATENGPOS.CO.ID, GLASGOW – Kemenangan 4-2 Timnas Skotlandia atas Denmark yang memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 ternyata tidak bisa dirayakan sepenuhnya oleh seluruh pemain. Seorang anggota skuad harus tertahan sesaat dan tidak dapat bergabung langsung dengan rekan-rekannya dalam momen euforia di ruang ganti.
Laga di Hampden Park, Rabu (19-11-2025) dini hari WIB, berlangsung dramatis sejak awal. Scott McTominay membuka keunggulan lewat tendangan salto akrobatik pada malam yang disebut banyak pihak sebagai salah satu penampilan paling bersejarah Timnas Skotlandia. Namun, seperti pola yang sudah sering terjadi, pertandingan tidak berjalan mulus bagi tuan rumah.
Denmark membalas lewat penalti Rasmus Hojlund pada menit ke-57. Skotlandia kembali memimpin lewat Lawrence Shankland ketika laga menyisakan 12 menit. Tetapi, Patrick Dorgu, menyamakan skor menjadi 2-2 sembilan menit menjelang bubaran.
Stadion bergemuruh ketika Kieran Tierney melepaskan sepakan jarak jauh yang melengkung ke gawang Kasper Schmeichel pada menit ke-93, mengubah skor menjadi 3-2.
Tak lama kemudian, Kenny McLean memastikan kemenangan setelah melepaskan tembakan dari area sendiri, gol yang sekaligus mengunci kehadiran Skotlandia di Piala Dunia pertama mereka sejak 1998.
Selebrasi pun pecah di lapangan dan di tribune. Tierney menyebut kemenangan ini sebagai satu di antara perasaan terbaik dalam hidup.
Kiper veteran Craig Gordon, yang sudah 21 tahun membela Skotlandia dan sempat hampir pensiun musim panas lalu, mengungkapkan bahwa momen tersebut sepadan dengan semua kekecewaan yang pernah ia alami.
Di tengah gegap gempita ribuan pendukung yang sudah membayangkan perjalanan ke Amerika Utara, ada satu pemain yang tidak dapat menikmati suasana pesta seperti rekan-rekannya.
Gelandang John McGinn, yang tampil penuh selama 90 menit, sempat ikut merayakan kemenangan di lapangan. Namun, ia tertahan sebelum memasuki ruang ganti karena harus menjalani tes doping.
Pemain Aston Villa itu kemudian mengunggah foto dirinya di media sosial dengan tulisan: “Drug test not allowed in the changing room, can’t write it.” (Tes doping tidak boleh dilakukan di ruang ganti, tidak bisa dituliskan rasanya)
Meski pastinya “kesal” karena gagal berselebrasi dengan rekan satu tim, McGinn mengunggah postingan tersebut dengan emoji tertawa. “Tes doping acak, dan selalu saya!” ujarnya sambil tertawa kepada BBC Scotland.
Sesuai regulasi UEFA, pemain dapat diminta memberikan sampel darah maupun urine dalam kompetisi, baik saat latihan, di rumah, maupun setelah pertandingan. Sampel tersebut diuji untuk mendeteksi zat terlarang seperti steroid, EPO, hormon pertumbuhan, dan stimulan yang dilarang.
Pemilihan pemain untuk tes doping dilakukan secara acak atau berdasarkan penunjukan UEFA. Sistem akan menentukan nama pemain begitu daftar susunan pemain diserahkan. Biasanya dua Doping Control Officer (DCO) hadir untuk melaksanakan prosedur tersebut.
UEFA menjelaskan dalam aturannya: “Setelah diberi pemberitahuan, pemain harus langsung menuju ruang kendali doping. Mereka masih diperbolehkan melakukan wawancara singkat di area lorong, tetapi tidak boleh kembali ke ruang ganti. Jika pemain membutuhkan barang pribadi atau ingin berganti pakaian, dokter tim atau perwakilan lainnya dapat membawakan ke ruang kendali doping.”
Sir Alex Ferguson sejak lama menaruh keyakinan besar pada Scott McTominay. Ia memprediksi gelandang itu akan tumbuh menjadi pemain kunci Manchester United sebelum akhirnya pindah ke Napoli.
Optimisme itu kembali mengemuka setelah McTominay mencetak gol pembuka dalam kemenangan 4-2 Skotlandia atas Denmark, hasil yang memastikan negara itu kembali tampil di Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1998, usai memuncaki grup kualifikasi.
Laga di Hampden Park itu, Rabu (19-11-2025), dini hari WIB, berlangsung dramatis dan membawa Skotlandia lolos ke Piala Dunia 2026 yang digelar di Amerika Utara.
McTominay membuka keunggulan lewat tendangan salto spektakuler, melengkapi tahun gemilangnya setelah menjuarai Serie A bersama Napoli.
Pemain berusia 28 tahun tersebut hijrah ke Italia pada 2024 setelah menghabiskan hampir seluruh hidupnya di MU, bergabung di akademi sejak usia lima tahun dan mendapat kepercayaan tinggi dari para manajer sebelumnya.
Ferguson, khususnya, pernah meyakini McTominay akan mencapai level tinggi di Old Trafford sebelum kepergiannya, sebuah keputusan yang mungkin kini disesali klub.
Pada 2021, Ferguson pernah berbicara mengenai McTominay, yang ketika itu mulai rutin masuk skuad utama dan bahkan pernah ditunjuk menjadi kapten sementara di ajang Piala FA.
Manajer legendaris MU itu memuji karakter dan perkembangan sang gelandang, sekaligus meramal bahwa McTominay akan menjadi, dan hampir sudah menjadi, tokoh penting dalam tim.
“Scott McTominay sekarang muncul sebagai salah satu pemain besar Manchester United,” kata Ferguson kepada Asosiasi Sepak Bola Skotlandia.
“Ketika Anda melihat Man United memilih tim untuk laga besar, nama McTominay selalu ada. Dia punya karakter bagus, pekerja keras. Saya cukup mengenal anak ini dan saya pikir itu dasar dirinya,” lanjut Ferguson.
Namun, McTominay akhirnya meninggalkan Old Trafford pada Agustus 2024 dengan nilai transfer 25,7 juta paund.
Saat itu, manajer Erik ten Hag mengaku sebenarnya ingin mempertahankannya, tetapi aturan finansial membuat klub tak punya banyak pilihan karena pemain homegrown memiliki nilai besar dalam regulasi PSR.
“Ini sedikit campur aduk. Saya sangat senang untuk dirinya, tapi ini campur aduk karena saya tidak ingin kehilangannya. Dia adalah Manchester United dalam segala hal. Dia sangat penting bagi klub ini,” ujar Ten Hag ketika ditanya soal keputusan melepas McTominay.
“Dia sudah berada di sini lebih dari 22 tahun, tetapi inilah aturannya. Pemain homegrown memiliki nilai lebih tinggi dan itu bukan situasi ideal, tetapi bagi semua pihak, ini kesepakatan bagus. Scott bahagia, Napoli bahagia, dan kami juga,” katanya lagi.
Setahun setelah kepergiannya, McTominay meraih penghargaan MVP Serie A berkat kontribusi vitalnya dalam keberhasilan Napoli menjadi juara.
Kini, ia menatap Piala Dunia dengan kepercayaan diri setelah mencetak gol spektakuler, sementara MU mungkin menyesal melepaskan sosok yang begitu penting. (bol/riz)












