JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA– Berbekal resep didapat dari ibunya, Sholahudin (47) mantap mengembangkan usaha Sambel Kacang yang kini telah menembus pasaran online ke berbagai daerah di Indoneia.
Selama menekuni usaha pelengkap kulineri khas Jawa ini, Sholahudin yang tinggal di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga telah banyak menjalani proses berliku hingga mendapatkan kemudahan pemasaran yang saat ini mampu mendongkrak omset produksi sambel kacangnya.
Sholahudin menceritakan ia mulai tertarik menekuni usaha pembuatan Sambel Kacang sejak tahun 2004 lalu. Tepatnya, setelah ia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai sales buku yang terbitkan CV Aneka Ilmu.
“Terakhir saya bekerja di Aneka Ilmu bertugas di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sudah banyak mendapatkan asam garam sebagai tenaga pemasaran. Dulu tempat tugas saya juga berpindah-pindah antarpulau, terakhir di NTT,” tuturnya kepada Jateng Pos, kemarin.
Ia memutuskan berhenti bekerja sebagai sales buku saat istrinya sedang mengandung anak pertamanya. Prinsip hidup yang mengubah ia mengambil keputusan tersebut, yakni ingin menjalani hidup dekat bersama istri dan anaknya.
Proses memutuskan pada pilihan wirausaha Sambel Kacang dilakukan dalam waktu cepat. Ia yakin usahanya akan berjalan lancar dan terus meningkat, dengan berbekal resep cara membuat Sambel Kacang yang gurih dan lezat dari ibunya.
“Anggapan saya saat itu merasa sudah memiliki banyak pengalaman di bidang pemasaran, tinggal menjatuhkan pilihan mau membuat produksi apa? Saya rasa usaha Sambel Kacang sangat tepat, karena ibunya saya sering membuat untuk pesanan meski tidak digunakan usaha tetap,” jelasnya.
Mengandalkan modal tabungan selama bekerja di Aneka Ilmu, usaha tersebut digelontor Rp 10 juta untuk membeli alat-alat produksi Sambel Kacang, diantaranya mesin giling dan oven kacang, dan alat pengemasan. Sedangkan bahan baku utama yakni kacang tanah ia mendapatkan pinjaman dari pengepul.
“Produksi awal sempat banyak, kami setor ke toko makanan ringan di pasar-pasar sekitar Salatiga dan Kabupaten Semarang. Kendalanya, ternyata penarikan pembayaran dari bakul dan toko-toko sering macet. Barang sudah laku, uangnya sulit nagihnya,” kenangnya.
Sejak itu Sholahudin mengurangi produksi Sambal Kacang, cukup memenuhi permintaan toko-toko yang lancar pembayarannya juga menerima pesanan dari orang yang mengadakan hajatan atau acara.
“Hasil usaha cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan biaya sekolah anak-anak. Sangat pas-pasan, tidak mengalami perkembangan,” ungkapnya.
Diakui baru setelah mendapat sentuhan program “UMKM Berdaya” yang diselenggarakan Serabut Nusa dan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEPI), progres usaha Sambel Kacang sudah ditekuni puluhan tahun itu baru mulai terlihat peningkatannya.
“Produksinya semula rata-rata 15 kg per hari, sekarang rata-rata 30 kg per hari. Kami sangat terbantu program ini (UMKM Berdaya, red), pesanan semakin bertambah, omset juga meningkat. Paling menyenangkan produksi Sambal Kacang dibeli cash di depan. Jadi ingat pengalaman dulu pernah dikibuli bakul, sekarang kami sangat dibantu adanya program ini,” ujarnya dengan ungkapan gembira.
Serabut Nusa merupakan perusahaan rintisan yang berpusat di Kabupaten Semarang. Digawangi sekelompok anak muda, mereka memfokuskan diri pada platform pengembangan bisnis UMKM dan menyediakan ruang pemasaran produk, baik secara offline maupun online.
Founder Serabut Nusa Dimas Herdy Utomo mengatakan, banyak e-commerce memberi kesempatan memperluas pemasaran, namun platform digital ini hanya sedikit memberi ruang bagi pelaku UMKM yang bermodal kecil.
Kehadiran Serabut Nusa bersama CCEPI memberikan mendampingi pengembangan usaha melalui UMKM Berdaya, sekaligus membantu penjualan produk-produk yang dihasilkan pelaku usaha kecil dan menengah tersebut. “Kami sekaligus membantu pemasaran produk mereka. Biar produsen fokus ke produksi, kami bantu jualannya,” ujarya. (biz/muz)