JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Masa pandemi, tidak menjadi penghalang patah asa pegiat dan pelaku seni, khususnya para musisi untuk terus bersemangat memberikan sumbangsih terbaiknya dalam panggung hiburan ditengah keterbatasan saat ini.
Seperti yang disampaikan oleh musisi papan atas level profesional yang dipunyai Kota Lunpia Semarang, diataranya Heydi Ibrahim (vokalis Power Slaves) dan Kunto Wibisono ( vokalis Pagi Boeta Band).
Keduanya tetap optimis berkarya dan menatap masa depan secara positif dalam beradaptasi ditengah keterbatasan panggung musik profesional.
“Tentunya, sebagai seorang musisi harus tetap berkarya. Meski, pola ekspresi dalam berkarya saat ini harus menyesuaikan adaptasi tatanan baru. Berkarya, tidak saja manggung dan mendapat bayaran semata, tetapi banyak pola lain yang harus mampu di kembangkan dalam keterbatasan saat ini”, ujar Heydi, saat ditemui Jateng Pos dalam panggung musik terbatas, di sebuah Hotel di Semarang.
Di jelaskan, level 1 PPKM saat ini, menjadi angin segar untuk para musisi dalam mengembangkan ruang ekspresi secara profesional.
“Meski dalam keterbatasan, panggung hiburan yang sudah diperbolehkan pemerintah menjadi semangat kami untuk terus berkarya. Intinya, kami tetap mentaati peraturan dalam mengisi panggung musik yang dihelat secara profesional”, imbuh Heydi Ibrahim.
Senada, Kunto Wibisono pemilik nama pangung Kunz ini. Mengatakan hal yang sama, semangat berkarya para musisi harus tetap ada tidak sambat dan nglokro.
“Awal pandemi hingga berjalan hampir dua tahun lamanya. Kami tetap semangat, meski job menurun drastis. Nah, kebijakan level 1 PPKM sejak meredanya gelombang dua Covid-19 beberapa bulan lalu, menjadi semangat kami untuk terus berkarya”, tukasnya.
Kunz, menambahkan, paling tidak ruang ekspresi karya musik saat ini, sudah bisa berjalan dengan baik secara profesional.
“Ya, Alhamdulilah, dapur kami bisa ngebul lagi, panggung musik boleh dibuka dalam tatanan keterbatasan. Dan kami bisa berkarya menghibur masyarakat pecinta musik baik offline atau online”, tutup Kunz.
Heydi Ibrahim dan Kunz, berharap, Semarang dan Indonesia kedepan bisa lebih baik lagi dan lepas dari penyebaran Covid-19. Tatanan pola hidup baru, tidak menjadi masalah bagi para musisi yang paling utama ruang ekspresi berkarya bisa berjalan sesuai harapan. (ucl)