JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Berkendara dengan sepeda motor membutuhkan kondisi mesin yang optimal. Kelancaran dan kenyamanan dalam mengendarai mendukung perjalanan dengan aman. Gangguan pada mesin atau penurunan performa akan menyebabkan tenaga mesin tidak lancar tersendat bahkan berpotensi mengalami mogok. Kondisi – kondisi ini yang bisa menyebabkan kosentrasi berkendara jadi terganggu karena laju motor tidak sempurna karena produksi tenaga turun atau motor mogok tiba – tiba yang memberikan beberapa potensi kecelakaan misal tertabrak dari belakang karena mesin kehilangan tenaga putar dan mogok ditengah jalan.
Salah satu perawatan komponen yang penting adalah merawat sistem pendingin mesin yaitu radiator. Mesin masa kini memiliki kompresi cukup tinggi dan kapasitas makin besar serta harus tetap irit maka gas bakar akan ditekan tinggi agar menghasilkan energi yang besar dengan komposisi bahan bakar yang presisi sehingga kepala silinder dan blok mesin akan menghasilkan panas tinggi yang terus meningkat suhunya dan tidak cukup didinginkan oleh aliran angin saat motor digunakan.
Fungsi radiator sesungguhnya tidak hanya mendinginkan mesin namun sekaligus menjaga suhu mesin berada di suhu kerja yang optimum yaitu berada di antara 60 sd 90 derajat celcius. Jika lebih dari itu maka menyebabkan mesin terlalu panas yang akan menyebabkan ketidaksempurnaan pembakaran, muncul detonasi, kepala silinder akan mengalami deformasi (melengkung) menyebabkan kebocoran, kegagalan pelumasan sehingga piston dan ring rusak, silinder baret hingga bisa menyebabkan blok mesin retak atau pecah.
Perawatan radiator sangat mudah dan bisa dilakukan sendiri yaitu selalu menjaga level ketinggian cairan pendinginan direservoir tidak kurang dari garis batas bawah penunjuk ditabung, tambahkan jika kurang dengan cairan coolant yang dianjurkan oleh pabrikan, menjaga kebersihan dan bentuk kisi – kisi inti radiator, rutin memeriksa jalur sambungan sistem pendinginan dari kebocoran serta rutin ganti cairan coolant jika sudah masuk periodiknya.
Hal lain yang menyebabkan kinerja sistem pendingin terganggu adalah menggunakan air biasa, air mineral atau cairan coolant yang tidak dianjurkan oleh pabrikan. Fungsi cairan didalam radiator adalah sebagai pembawa panas untuk didinginkan atau diturunkan suhunya dan dimasukan kembali kedalam blok silinder sebagai rute sirkulasinya. Jika cairan tersebut mengandung mineral atau kandungan lain akan menimbulkan kerak atau korosi yang menyebabkan karat pada logam dijalur cairan tersebut. Jika cairan berbuih atau berbusa maka terjadi kegagalan pemindahan panas dan titik didih yang rendah menyebabkan tekanan dijalur pendinginan akan tinggi berpotensi mengalami retak dan sobek pada selang atau seal. Selalu isi cairan coolant yang dianjurkan pabrikan karena sudah anti karat, anti kerak, anti panas, anti buih serta sesuai dengan metalurgi logam di mesin yang dirakit.
“Memastikan kondisi motor selalu optimal adalah langkah tepat untuk menghindari dari kegagalan pengorperasian motor selama berkendara dan pasti menjamin tidak terjadi kecelakaan dari faktor kendaraan, keselamatan juga dimulai dari rutin memeriksa kendaraan dan merawatnya”, pesan Oke Desiyanto Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah.(*)