JATENGPOS.CO.ID, PAGARALAM – Pagi itu, Sabtu (8/12) matahari mulai menyapa para peserta Pagaralam Heritage Trail 2018 yang berkumpul di lapangan Vila MTQ. Ya, cuaca yang bersahabat membuat peserta yang berjumlah sekitar 600 orang tersebut bersemangat mengikuti jalur perjalanan hingga 6 km. Wakil Walikota Pagaralam Muhammad Fadly membuka sekaligus melepas dimulainya perjalanan Pagaralam Heritage Trail 2018.
“Pagaralam adalah kota yang memiliki kawasan wisata pegunungan. Bahkan Pagaralam dinobatkan sebagai wilayah dataran tinggi terpopuler kedua di Indonesia oleh Kementrian Pariwisata RI. Kami bangga atas prestasi ini dan kami berharap Pagaralam minimal bisa mempertahankan prestasi ini,” kata Wakil Walikota Pagaralam Muhammad Fadly saat melepas peserta.
Lebih jauh M Fadly mengatakan event Pagaralam Heritage Trail 2018 ini akan semakin mempopulerkan wisata-wisata alam yang selama ini kurang tereksplor. “Jika wisata-wisata alam ini populer dan semkin berkembang maka akan banyak mendatangkan wisatawan. Tentunya ini akan sangat membantu kesejahteraan masyarakat Pagaralam,” ujar M Fadly.
Menurut Fadly pihaknya berharap para peserta yang berasal dari luar kota Pagaralam akan membawa pulang kesan yang mendalam. Dengan itu mereka bisa menceritakan pengalamannya kepada teman, kerabat, sanak saudara sehingga mereka akan kembali dengan membawa keluarga ataupun teman.
Usai dilepas Wakil Walikota, peserta memulai start dengan melintasi perkebunan teh dan kopi berjarak 1,3 km. Di sini peserta disajikan pemandangan nan indah khas pegunungan. Sepanjang mata memandang terhampar pemandangan hijau yang menyegarkan mata. Di sini pula peserta bisa menyaksikan para pekerja pemetik teh tengah memetik pucuk-pucuk daun teh.
Bagi pecinta wisata petualangan dan budaya, memang acara ini dapat menyalurkan hobi mereka “berburu” situs bersejarah sekaligus menjawab tantangan perjalanan menikmati alam di kota Pagarlam.
Even ini merupakan ajang jelajah alam dengan melintasi kawasan di sekitar Gunung Dempo. Di sini peserta diajak menikmati beragam pemandangan nan indah dan menyejukan, dari mulai kebun teh, kopi, melewati jembatan gantung, bambu yang di bawahnya sungai hingga pematang sawah.
Tak hanya itu, saat melintasi situs megalitik peserta bisa mendapatkan pengetahuan sejarah di zaman batu. Di sini kita bisa melihat rumah batu setinggi satu meter yang tersusun dari bebatuan. Pada masa itu manusia berteduh dari terik matahari dan hujan di tempat ini. Selain itu, peserta juga diajak menyusuri desa-desa tua di kawasan tersebut. Bagi peserta Pagaralam Heritage Trail 2018, ini benar-benar menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
“Luar biasa. Bila dibandingkan dengan pemandangan alamnya yang indah sepanjang mata, maka rasa lelah seperti terbayarkan. Kita juga memiliki pengalaman dengan sensasi yang tak akan terlupakan. Mulai dari hamparan kebun teh, jembatan gantung, hingga jembatan bambu yang menguji andrenalin. Sungguh sensasi alam yang luar biasa,” ujar Lisa, peserta dari Poltekpar Palembang.
Sementara seorang fotografer asal Yogyakarta, Alfian mengaku puas dengan spot-spot foto yang bisa diambilnya. Tak sia-sia dia datang jauh- jauh dari Yogyakarta ke Pagaralam ini. “Saya tahu event ini dari internet, saya dan teman-teman pun datang mengejar event ini,” ujar pria yang mengaku mahasiswa UGM ini.
Kegiatan Pagaralam Heritage Trail 2018 sebelumnya direncanakan berlangsung 23-25 November, namun akhirnya mundur dan baru terlaksana 7-9 Desember 2018 ini. Kegiatan ini sendiri terlaksana atas dukungan Kemenpar yang bekerjasama dengan Pemkot dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pagaralam.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dikesempatan terpisah mengatakan, Pagar Alam Heritage Trail merupakan event yang dikemas menarik. Sasarannya dua sekaligus. Pecinta wisata sejarah dan pecinta wisata alam.
“Untuk meraih hasil luar biasa, memang harus dengan cara tidak biasa. Kemasan Pagar Alam Heritage Trail ini unik dan menarik. Pesertanya tidak akan merasa bosan,” ujar Menpar Arief.(udi)