Pakai Gas Bumi PGN, Praktis, Aman dan Ekonomis

Membumikan Gas Bumi

CEK JARINGAN- Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sedang bertugas mengecek jaringan gas di wilayah Kampung Ngestimulyo, RT 6 RW 3, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, Rabu (27/11). FOTO : PRASETYO/JATENG POS
CEK JARINGAN- Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sedang bertugas mengecek jaringan gas di wilayah Kampung Ngestimulyo, RT 6 RW 3, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, Rabu (27/11). FOTO : PRASETYO/JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Keberadaan jaringan gas bumi di Semarang makin dirasakan manfaatnya oleh sejumlah kalangan, baik rumah tangga, usaha mikro kecil menengah (UMKM), hingga industri. Penggunaan gas bumi yang dikelola dan dialirkan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) ini bahkan dinilai telah mampu menekan biaya operasional antara 20% – 50% dibandingkan gas tabung LPG yang banyak beredar di pasaran.

Purni Rahayu (53), pemilik Bakso Mawardi yang berada di Jalan Citarum, Mlatiharjo, Semarang menjadi salah satu yang diuntungkan dari penggunaan jaringan gas bumi untuk operasional usaha yang dimilikinya. Meski baru menggunakan jaringan gas bumi selama tiga bulan terakhir, namun keuntungan yang dirasakannya sangat signifikan.

“Saat belum menggunakan jaringan gas bumi, rata-rata pengeluaran biaya untuk gas per bulan dari 4 tungku bisa mencapai Rp2,5 juta. Tapi sekarang dengan jaringan gas bumi tagihan bulanan rata-rata hanya Rp1,5 jutaan saja,” kata Purni, saat ditemui di warung baksonya, di Citarum Semarang, Rabu (27/11).

JARINGAN GAS- Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sedang bertugas mengecek jaringan gas di tempat pengolahan bakso Mawardi, di Kampung Ngestimulyo, RT 6 RW 3, Kelurahan Mlatibaru, Semarang, Rabu (27/11). FOTO : PRASETYO/JATENG POS
JARINGAN GAS- Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sedang bertugas mengecek jaringan gas di tempat pengolahan bakso Mawardi, di Kampung Ngestimulyo, RT 6 RW 3, Kelurahan Mlatibaru, Semarang, Rabu (27/11). FOTO : PRASETYO/JATENG POS

Purni yang memiliki 4 cabang usaha bakso, yakni daerah arteri Soekarno Hatta, Citarum, Tlogosari, Sambiroto, dan Hasanuddin ini pun mengakui, penggunaan jaringan gas bumi untuk aktifitasnya memasak sangat praktis dan mudah pengoperasiannya. Begitu pun dari sisi keamanannya, tak perlu dikuatirkan lagi.


“Awalnya saya kira ribet, ternyata pakai jaringan gas bumi lebih irit, praktis, dan sangat aman. Enggak perlu angkat-angkat ganti tabung, tinggal klik kompor dan nyalakan,” ujar Purni yang setiap hari mengolah minimal 60 kg daging sapi sebagai bahan utama produk bakso yang dihasilkannya.

Purni menambahkan, sistem pembayaran langganan gas bumi pun sangat mudah. Apalagi, PGN sudah menggandeng sejumlah merchant untuk pelanggan bisa membayar langganan bulanan gas bumi.

Baca juga:  Kenaikan Harga BBM Tak Ganggu Penjualan Rumah

“Biasanya saya bayar langganan gas bumi lewat channel PPOB, kadang juga di Indomart yang dekat-dekat rumah saja,” imbuhnya.

Hal senada dikatakan Sukaisih (35), warga Kampung Ngestimulyo, RT 6 RW 3, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur. Sebagai pelanggan rumah tangga, kini ia cukup bernafas lega bisa menikmati aliras gas bumi PGN yang dialirkan melalui jaringan gas (Jargas).

“Dulu saya biasa pakai gas tabung LPG 3 kg sampai 5 tabung per bulan dengan asumsi biaya Rp85.000. Sekarang pakai jaringan gas bumi rata-rata cuma butuh anggaran Rp45.000 per bulan untuk biaya gas. Jadi saya bisa hemat uang,” ujar Sukaisih, saat ditemui Jateng Pos di rumahnya, Rabu (27/11).

Sukaisih pun tak mengira jika menggunakan gas bumi selain irit juga sangat aman, praktis, mudah mengoperasionalkannya, hingga mudah pembayarannya. Yang terpenting, Sukaisih kini tak perlu khawatir kehabisan gas disaat ia tengah memasak.

“Dulu saat pakai tabung LPG 3kg, saya sering kehabisan di tengah proses memasak. Padahal untuk membeli kembali LPG 3kg tidak mudah. Harus angkat tabung, muter-muter cari, bahkan bisa antri sampai berhari-hari. Kini pakai jaringan gas bumi bisa memasak kapan saja 24 jam tanpa khawatir gasnya habis,” ungkapnya.

Dalam melakukan pembayaran langganan jaringan gas bumi, Sukaisih pun tak merasakan ada kendala. Ia lebih memilih untuk memanfaatkan loket PPOB yang ada di sekitar rumahnya.

Kisah yang dialami Purni Rahayu dan Sukaisih memang bukan isapan jempol belaka. Di tengah ekspansi bisnis yang dilakukannya terus menerus, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menawarkan solusi penggunaan energi gas bumi yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.

Baca juga:  PGN dan PPT Energy Trading Akselerasi Komersialisasi LNG

Ditemui di kantornya, Sales Area Head PGN Semarang, Heri Frastiono menuturkan, beragam keunggulan ditawarkan oleh PGN melalui produknya gas bumi. Selain harga yang lebih ekonomis, penggunaannya juga sangat mudah.

“Pakai jaringan gas bumi harganya lebih murah, sehingga masyarakat yang menggunakannya bisa jauh lebih hemat. Gas bumi juga bisa digunakan secara terus-menerus oleh masyarakat, karena tidak terbatas tempat penyimpanan seperti halnya gas tabung LPG,” ujarnya.

Dari sisi keamanan, lanjut Heri, menggunakan jaringan gas bumi PGN lebih aman dari resiko kebakaran dibandingkan dengan penggunaan tabung gas. Pasalnya, tekanan gas bumi hanya 0,2-0,3 bar, lebih rendah dibandingkan tabung gas LPG yang memiliki tekanan 5-7 bar.

Selain itu, jika terjadi kebocoran pada jargas, gas bumi lebih mudah untuk dideteksi dengan cepat, karena gas yang terdapat pada jargas itu sangat ringan sekali. Gas akan langsung lari ke atas, serta baunya akan langsung mudah diketahui oleh masyarakat.

EK JARINGAN- Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sedang bertugas mengecek jaringan gas di wilayah Kampung Ngestimulyo, RT 6 RW 3, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, Rabu (27/11). FOTO : PRASETYO/JATENG POS
CEK JARINGAN- Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sedang bertugas mengecek jaringan gas di salah satu pelanggan komersial yang berada di Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, Rabu (27/11). FOTO : PRASETYO/JATENG POS

“Berbeda dengan tabung gas LPG. Jika mengalami kebocoran, gasnya akan melayang di bawah saja, karena tekanannya yang berat,” terangnya.

Adapun untuk mengecek tagihan dan melakukan pembayaran tagihan, PGN telah bekerjasama dengan berbagai unit usaha jasa keuangan untuk memudahkan pelanggan membayar tagihan pemakaian gas bumi setiap bulannya.

“Pembayaran tagihan pemakaian gas bumi bagi pelanggan sangat mudah. Bisa lewat ATM Banking, Internet Banking, SMS Banking, Mobile Banking, PPOB, E-Commerce, Mobile Application, serta modern channel seperti Alfamart, Indomart, maupun kantor pos,” paparnya.

Meski memiliki banyak keunggulan, namun Heri pun mengakui, kehadiran PGN dengan produknya gas bumi di Jawa Tengah sejak tahun 2014 tak serta merta mendapatkan respon positif dari masyarakat. Butuh waktu untuk memberikan pemahaman, baik bagi sektor rumah tangga, UMKM, maupun industri.

Baca juga:  Telkomsel Gelar IndonesiaNEXT di Semarang

Heri mengisahkan, awal masuk ke Jawa Tengah di tahun 2014, PGN membangun sebagai pilot project penggunaan gas bumi di kawasan industri wilayah Tambak Aji, Semarang. Kala itu, sumber gas bumi belum diperoleh dari sumur gas, tapi gas masih dikirim dengan moda transportasi CNG.

“Baru pada tahun 2016 PGN membangun jaringan di Kawasan Industri Wijayakusuma dengan 13 pelanggan industri yang masih eksis sampai saat ini, dan di Perumahan Wahyutomo Semarang dengan 97 pelanggan yang masih eksis sampai kini,” jelas Heri.

Heri menambahkan, melalui sub holdingnya, PGN pun berekspansi dengan membangun jaringan gas di Semarang dan Blora, yang lantas mulai serius menyasar segmen rumah tangga dan UMKM. Jaringan gas bumi untuk pelanggan Jawa Tengah dialirkan melalui pipa gas dari CPP GUNDIH Blora.

“Sampai dengan Oktober 2019, pelanggan jargas di Jawa Tengah ada 1.751 pelanggan rumah tangga dan 6 pelanggan komersial atau UMKM di Semarang, serta 642 pelanggan rumah tangga di Blora,” imbuhnya.

Menurut Heri, volume rata-rata konsumsi gas bumi untuk Kota Semarang sudah mencapai 25.000 m3 per bulan. Sedangkan untuk Blora sebesar 7.400 m3 per bulan.

Selanjutnya untuk pelanggan komersial rata-rata penggunaan gas dalam sebulan 1.400 m3. Dan konsumsi gas bagi pelanggan industri rata-rata antara 200.000-240.000 m3 per bulan.

Terkait rencana ekspansi bisnisnya di Jawa Tengah, Heri menuturkan, pada tahun 2020 ditargetkan akan ada penambahan pelanggan jaringan gas bumi PGN sebanyak 6.000 di Semarang dan 4.000 di Blora. Sedangkan sampai saat ini masih dalam tahap penyusunan dokumen perencanaan untuk segera direalisasikan.(aln)