JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG — Pandanaran Art Festival (PAF) 2017 bakal kembali menyapa dan hadir menghibur masyarakat khususnya warga Semarang. Berbeda dengan event tahun lalu, kali ini acara dimeriahkan dengan beragam kreasi seni dan budaya hingga pameran produk UMKM khas Semarang. Begitu juga, namun juga menampilkan hiburan yang berbeda dengan tahun sebelumnya.
Dwi Setyowati, Kepala Bidang Seni dan Budaya Disbudpar Kota Semarang, mengatakan, berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya menampilkan hiburan musik. Pada helatan event tahunan PAF 2017 ini, Disbudpar mencoba menampilkan sebuah konsep yang berbeda.
“Pemareran produk UMKM baik dari tradisional atau produk kekinian tetap menjadi menu utama selain pentas seni dan budaya dari para seniman asal Semarang. Dan yang paling membedakan dengan PAF tahun lalu, adalah adanya festival Nasyid yang akan mementaskan seni musik agamis pada panggung utama dengan bintang tamu Nasrey Johani penyanyi nasyid asal Malaysia,” tuturnya kepada Jateng Pos, di kantornya, Gedung Pandanaran Kawasan Tugu Muda Semarang, Selasa (22/11) siang kemarin.
Dijelaskan, dalam event yang rencananya akan dihelat sehari mulai Sabtu pagi (25/11) akhir pekan nanti. Difokuskan pada area seputaran Taman Menteri Supeno (taman KB) tepatnya didepan SMU N I. Dan, untuk masyarakat pengguna jalan, agar dapat menghindari area tersebut, dikarenakan akses jalan Kota tersebut akan di tutup mulai sore pukul 15.00 – selesai.
“Untuk kenyamanan pengunjung PAF 2017, pada area Taman KB tepat di depan SMU N I akan kami tutup. Area tersebut akan kami gunakan untuk set up event mulai dari panggung utama, stan UMKM dan tempat tamu undangan. Ada yang berbeda dalam helatan event tersebut, untuk kuliner sengaja kami menggandeng para pedagang kaki lima yang berjualan di area Taman KB tidak menggandeng Hotel atau resto seperti tahun lalu,” terangnya.
Dengan konsep berbeda yang diusung pada gelaran event PAF 2017 ini, Dwi berharap, bisa menjadi warna keragaman seni dan budaya yang memang menjadi motto PAF sejak pertama digelar.
“Nasyid, seni tari dan budaya serta mengandeng para pengrajin tradisional dan modern serta kuliner dari pedagang kaki lima, menjadi komitmen kami untuk lebih mempromosikan sisi lain dari ragam seni dan budaya yang ragam warnanya khususnya di Kota Semarang. Kami mengajak warga Semarang dan wisatawan yang tengah berkunjung untuk menikmati dan melihat langsung ragam seni dan budaya yang kami tampilkan dalam satu kegiatan secara gratis,” pungkasnya. (ucl/muz)