JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Para partai politik (parpol) di Kabupaten Sragen saling mengintai bakal calon anggota legislatif (bacaleg) dan strategi yang diterapkan masing-masing dalam peserta Pemilu Legislatif (Pileg) tahun 2019.
Langkah itu mereka lakukan untuk mengukur kekuatan sendiri dan menentukan cara yang tepat untuk merebut kursi di legeslatif.
Sekretaris DPC PDIP Sragen, Suparno mengaku sudah mengukur kekuatan para bacaleg parpol kompetitor.
“Yang namanya kompetisi pemilu, kami harus mengukur kekuatan sendiri dan kekuatan para kompetitor,” tutur saat dihubungi melalui telepon pribadinya, Kamis (12/7).
Menurutnya, selain menata komposisi calon juga mempersiapkan sejumlah strategi hingga partainya optimis mampu memperoleh 17 kursi.
“Tapi maaf demi kepentingan pemenangan Pileg, saya tidak bisa sampaikan strategi apa yang kami jalankan. Parpol lain silahkan sampaikan strateginya, tapi kami tidak bisa,” imbuh dia.
Suparno menjelaskan DPC PDIP Sragen telah menyiapkan 45 bacaleg atau 100 persen dari kuota yang ada. Menurut dia para bacaleg PDIP siap total mendulang suara masyarakat.
Senada disampaikan Sekretaris DPD Partai Golkar Sragen, Sri Pambudi mengaku sudah tahu bacaleg parpol lain.
Dari daftar itu dia bisa mengukur potensi perolehan suara masing-masing bacaleg, sehingga bisa diprediksi perolehan kursinya. Dari prediksi itu dia bisa menentukan strategi yang tepat.
“Iya, secara umum kami sudah tahu para caleg parpol lain kompetitor kami. Dengan komposisi caleg parpol lain itu kami tetap optimis bisa memenuhi target perolehan kursi,” tutur dia.
Pambudi menargetkan perolehan kursi Partai Golkar di Pileg 2019 bisa bertambah atau tetap delapan kursi. Target tersebut menurut dia realistis menilik kondisi atau peta politik saat ini.
Sementara Ketua DPC Partai Gerindra Sragen, Sri Sunaryo, mengatakan pihaknya telah mempersiapkan strategi pemenangan Pileg 2019. Salah satunya dengan mengoptimalkan jumlah caleg.
Tapi karena kondisi, jumlah caleg Partai Gerindra yang akan bertarung di Pileg mendatang hanya 37 orang. Jumlah tersebut diakui dia tidak optimal karena tak mencapai kuota maksimal. (hfd/ars)