Pasar Wadai, Surganya Kue Banjar di Momen Pesona Ramadan

Pasar Wadai, Surganya Kue Banjar di Momen Pesona Ramadan
Pasar Wadai, Surganya Kue Banjar di Momen Pesona Ramadan

JATENGPOS.CO.ID, BANJARMASIN – Ramadan menjadi moment paling ditunggu karena banyak keseruan yang berlangsung sepanjang bulan ini. Salah satunya pasar kuliner yang selalu menarik banyak pengunjung. Di Banjarmasin misalnya, ada Pasar Wadai yang menjadi perhelatan akbar sekaligus kebanggaan warga setempat yang juga didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Tahun ini, gelaran Pasar Wadai dipusatkan di Lapangan Taman Kamboja (Banjarmasin Expo), Kalimantan Selatan. Pasar ini buka setiap hari sepanjang Ramadhan. Tepatnya setiap pukul 15.00-22.00 WIB.

Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung mengatakan, Wadai berarti Kue. Sesuai namanya, Pasar Wadai banyak menawarkan beragam jajanan buka puasa. Ada lebih dari 40 jenis kue khas Banjarmasin yang dijajakan.

“Beberapa jajanan yang dijual pedagang bahkan merupakan kue langka yang jarang sekali ditemui di pasar umum. Yaitu kue masubah, kue bingka, dan kue amparan tatak pisang. Beruntung sekali kita bisa menemukannya di Pasar Wadai,” ujarnya, Selasa (14/5).

iklan
Baca juga:  Dihebohkan Cakra Khan, Cerita Putri Mandalika Jadi Inspirasi Festival Pesona Bau Nyale

Adella menyebut, kue masubah adalah kue khas Banjarmasin yang memiliki bentuk lingkaran mirip rebana. Teksturnya mirip lapis legit atau kue lam dari Barabai, Kalimantan Selatan. Namun, ini berbeda dengan kue maksuba dari Palembang.

“Warga Banjarmasin juga banyak berburu kue bingka untuk buka puasa. Kue ini memiliki citarasa manis, legit, dengan tekstur lembut namun agak berminyak. Bahan dasar kue ini adalah kentang, telur bebek, dan santan kelapa. Orang Banjar punya sebutan tersendiri, yaitu wadai bingka,” jelasnya.

Kue selanjutnya yang tak kalah spesial yakni amparan tatak pisang. Kue dengan bahan dasar tepung beras dan santan ini jga memiliki tekstur lembut dengan rasa manis yang dominan. Konon, nama amparan tatak pisang berasal dari kata hamparan dan tatak yang berarti potongan.

Baca juga:  Perhelatan Pertama Sukses, Jelajah Wisata Karimun Ingin Naik Kelas

“Versi lain menyebut, nama asli kue ini sebenarnya adalah nangka susun. Sebab, amparan tatak pisang awalnya merupakan bagian dari potongan kue nangka susun yang terbuat dari tepung beras dan santan,” bebernya.

Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono menambahkan, Pasar Wadai memiliki 4 konten besar. Yaitu Ngabuburit, Bakunjangan, Jumat Berbagi, dan Weekend Ceria.

Ngabuburit berisi acara musik religi dan band lokal. Ada Parade Seni Budaya, Fashion Show, dan Kultum menjelang berbuka. Sedangkan Bakunjangan merupakan stand kue. Di sinilah puluhan kue khas Banjar dijajakan. Ada pula stand promo produk, warung kopi, hingga UMKM. Total ada 150 stand yang disiapkan di acara ini. Jumlah itu masih ditambah sekitar 100 lapak pedagang kaki lima.

Untuk konten Jumat Berbagi, ini adalah aktivitas makan bersama anak Yatim. Dengan kata lain, pengunjung juga beramal di sana. Sementara pada konten Weekend Ceria, pengunjung bisa berbagi pengetahuan melalui Cooking Class bersama Chef Agus Sasirangan. Digelar juga Lomba Fashion Show, Parade Hadrah, hingga Lomba Lagu Religi.

Baca juga:  Bawa Lagu Religi, Fida Bikin Pasar Wadai Makin Meledak

“Pasar Wadai layak didukung dan diapresiasi. Gelaran ini bukan sekadar berbagai kemeriahan, tapi ada aksi sosial di dalamnya. Pengunjung pun bisa beramal melalui Jumat Berbagi. Jadi, momentum ini harus dimanfaatkan,” kata Sapto.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, Pasar Wadai banyak menawarkan value terbaik bagi pengunjungnya.

“Pasar Wadai sangat luar biasa. Atraksinya fantastis dengan nuansa tradisional hingga Islami. Ada juga aktivitas sosial yang saya dengar kabarnya hadiahnya sangat menarik juga yaitu paket Umroh. Semua momentum Ramadan ini jangan sampai terlewatkan. Selain value ekonomi, Pasar Wadai juga menjadi media pencerah. Enjoy Banjarmasin,” tandasnya.(rif)

iklan