
JATENGPOS.CO.ID, BOYOLALI – Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah menyebutkan jumlah pasien yang sudah dinyatakan sembuh terkonfirmasi positif COVID-19 di wilayah itu terus bertambah sehinga total menjadi 5.550 orang.
Jumlah pasien sembuh COVID-19 di Boyolali hingga Rabu (24/3) malam, bertambah 44 orang sehingga total menjadi 5.550 orang atau sekitar 93,2 persen, kata Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S. Survivalina di Boyolali, Kamis.
“Kasus sembuh COVID-19 di Boyolali cukup tinggi. Hal ini, berkat kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap penerapan protokol kesehatan, dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), skala mikro, juga dampaknya sangat besar menekan angka tertular virus corona,” kata Ratri.
Bahkan, untuk penambahan kasus baru warga terkonfirmasi COVID-19 di Boyolali, per Rabu (24/3) malam, hanya lima orang sehingga secara akumulasi menjadi 5.954 kasus.
Pasien COVID-19 yang masih dirawat di rumah sakit tersisa 35 orang. Sedangkan, warga yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 136 orang, dan yang meninggal dunia karena COVID-19 sebanyak 233 orang atau sekitar 3,9 persen.
Ratri menjelaskan skoring Indeks Kesehatan Masyarakat (IKM) COVID-19 di Boyolali, 1,96 atau masuk zona resiko sedang atau warna orange.
Menurut dia, pasien yang sedang menjalani perawat di rumah sakit karena COVID-19 dari 35 orang tersebut terbanyak asal Kecamatan Banyudono sebanyak 9 pasien, Boyolali kota ada tujuh orang, dan Teras ada empat orang. Sedangkan, 19 kecamatan lainnya masih di bawah dua orang.
Warga yang menjani isolasi mandiri karena COVID-19, tertinggi di wilayah kecamatan Boyolali kota yakni sebanyak 26 orang, Karanggede ada 17 orang, Banyudono, dan Teras masing-masing 14 orang.
“Namun, ada kecamatan yang sudah masuk daerah hijau COVID-19 di Boyolali yakni Tamansari dan Kemusu. Kedua daerah ini, tidak sudah tidak ada yang positif atau zero,” kata Ratri.
Kendati demikian, pihaknya tetap meminta warga menerapkan protokol kesehatan dengan 5 M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan. Hal ini, sangat efektif menekan angka COVID-19 di Boyolali. (fid/ant)