JATENGPOS.CO.ID, KUDUS – Tiga dokter spesialis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Loekmono Hadi Kudus, turut mensukseskan salah satu program unggulan dari Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luhtfi, yakni Dokter Spesialis Keliling (Speling) dan dibarengi Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk masyarakat.
Tiga dokter spesialis yang diterjunkan rumah sakit plat merah tersebut Adalah dokter spesialis anak dr. Arif Faiza, dokter spesialis obsgyn dr. Puspitasari Notohatmodjo dan dokter spesialis penyakit dalam dr. Hanif Pratiwi. Kali pertama, tiga dokter spesialis tersebut turun di Desa Glagahwaru, Kecamatan Undaan, Kudus.
Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, dr. Abdul Hakam mengungkapkan, RSUD Kudus siap mendukung dan mensukseskan pelaksanaan program speling di Kabupaten Kudus.
‘’Bersama Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat, kami siap berkolaborasi dengan menerjunkan dokter-dokter spesialis yang kami punya. Jika memang di lapangan ada yang butuh dirujuk ke rumah sakit, kami pun siap memfasilitasinya,’’ ungkapna.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus melalui Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, Amad Mochamad menambahkan, program Speling dan CKG di Desa Glagahwaru, Kecamatan Undaan hari ini disambut antusias warga.
”Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar, ada seratusan warga yang hadir. Ada 10 balita, 61 usia produktif, 2 Suspect TB , 8 ibu hamil, 19 lansia,” ujarnya.
Kata dia, kegiatan yang dilaksanakan di aula Balai Desa Glagahwaru itu, terbagi dalam empat pelayanan. Terdiri Pelayanan Spesialis Anak sebanyak 10 orang, Pelayananan Obsgyn sebnayak 8 orang , Skrining TB sebanyak 2 orang, Skrining Kesehatan Jiwa sebanyak 90 orang.
‘’Untuk pelayanan Obsgyn dan anak, tadi ada yang dirujuk. Anak ada 3 orang dan ibu hamil ada 5 orang,’’ tuturnya.
Sedang Dokter Spesialis Anak RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus dr. Arif Faiza, pun merasa senang dapat berpartisipasi dalam program Speling. Dirinya menyebut, program ini banyak sisi positifnya. Salah satunya mendekatkan pelayanan dokter spesialis ke warga.
‘’Tadi saya memeriksa anak-anak yang datang. Ada yang bisa ditangani di Puskesmas. Namun ada yang harus dirujuk atau ditangani di rumah sakit,’’ pungkasnya. (han/rit)








