JATENGPOS.CO.ID, KUDUS – Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus mendorong percepatan pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) Colo, yang berlokasi di Jalan Raya Kudus-Colo, Kecamatan Dawe, Kudus. Mengingat progres pembangunannya hingga pekan ini masih tergolong lambat.
Hal itu diungkapkan Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kudus, Mardijanto, saat melakukan inpeksi mendadak (Sidak) bersama anggotanya, Selasa (14/10). Kata Mardijanto, Komisi D akan terus mengawal dan memantau perkembangan proyek fasilitas kesehatan masyarakat tersebut.
‘’Proyek ini memiliki urgensi tinggi karena akan memberikan kemudahan akses layanan kesehatan bagi masyarakat di kawasan pegunungan Muria,’’ ujarnya.
Pihaknya juga telah meminta agar jumlah tenaga kerja di lokasi ditambah, dari sebelumnya 12 orang menjadi lebih dari 20 orang. Penambahan tenaga tersebut, guna mengejar target penyelesaian proyek dalam waktu dua bulan ke depan. Juga mendorong agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan lebih efisien, termasuk opsi lembur, agar proyek selesai tepat waktu.
’’Waktunya tinggal dua bulan, kami minta pekerjanya ditambah dan kalau perlu lembur. Tapi kualitas bangunan tetap harus sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Amad Mochamad mengatakan, per Senin (13/10) progres pembangunan Pustu Colo telah mencapai 35 persen. Sedang sumber dananya dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Pemkab Kudus Tahun Anggaran 2025 senilai kontrak Rp 900 juta.
‘’Proses pembangunan sudah dimulai sejak 27 Agustus dan ditargetkan rampung pada 9 Desember 2025,’’ ungkapnya.
Sambungnya, pembangunan Pustu Colo diatas lahan seluas hampir 1.000 meter persegi itu, diharapkan mampu menjadi pusat layanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh warga sekitar lereng Muria.
“Tujuan utama pembangunan Pustu ini adalah untuk mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat agar bisa mendapatkan pelayanan yang lebih cepat dan layak,” jelasnya.
Soal teknis pembangunan, Pihaknya mengaku sudah terus mengingatkan pelaksana proyek, agar mematuhi spesifikasi teknis dan memastikan kecukupan material serta tenaga kerja di lapangan.
“Kami ingin hasilnya optimal dan sesuai kontrak. Karena itu, pengawasan dilakukan secara berkala agar proyek bisa selesai tepat waktu dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat,” pungkasnya. (han/rit)