JATENGPOS.CO.ID, KUDUS – Dinas Perdagangan (Disdag) Kudus melaksanakan sosialisasi bertajuk “Regulasi dan Prosedur Ekspor bagi Pelaku Usaha” di aula kantor dinas setempat, Rabu (12/11). Kegiatan diikuti 20 pelaku usaha mikro, kecil dan menenga (UMKM) di Kabupaten Kudus, baik dari sektor makanan, minuman, ecoprint, bordir hingga fashion.
Kepala Bidang (Kabid) Fasilitasi Perdagangan, Promosi, Perlindungan Konsumen Disdag Kudus, Sonhaji mengatakan, kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk membangkitkan semangat para pelaku usaha agar melebarkan pasarnya.
‘’Adanya sosialisasi ini, agar mereka tidak takut akan produknya, meskipun masih skala kecil tapi ada peluang. Kami harap, pelaku usaha mengetahui dan paham regulasi terkait tata cara ekspor yang baik,’’ katanya.
Sambungnya, Dinas Perdagangan Kudus juga mendorong agar pelaku UMKM di Kudus, berani dalam melakukan ekspor produk. Sonhaji menyebut, sudah saatnya produk Kudus menyasar pasar global dan bersaing dengan produk unggulan lainnya.
‘’Jangan berada di zona nyaman, mari tingkatkan area pasar yang lebih luas di pasar global, tentu dengan sosialisasi ada minat untuk ekspor, dan diharapkan pelaku usaha bisa meningkatkan kualitas produk lalu bersaing di pasar global,’’ tuturnya.
Sonhaji menegaskan, Dinas Perdagangan Kudus dan Bea Cukai Kudus siap untuk mendampingi produk Kudus untuk tembus pasar global. Mulai dari pendampingan dalam hal kelengkapan syarat administrasi maupun pemasaran.
‘’Ini yang ikut, ada beberapa yang sudah ekspor ke Malaysia, Taiwan, cuma ekspornya itu dia menyiapkan bahan terus diserahkan ke temannya, kemudian temannya yang ekspor,’’ tambahnya.
Harapannya, melalui sosialisasi ini, para pelaku usaha yang sudah yakin dengan potensi produknya, dapat melakukan ekspor secara mandiri ke luar negeri, tanpa harus melalui pihak ketiga atau agen penyalur.
Salah satu peserta sosialisasi, Dwi Marianingsih yang memiliki produk kuliner berupa kembang goyang dan stik labu kuning, menyebut bahwa dirinya merasa tertarik untuk memasarkan produknya hingga luar negeri.
“Dulu sempat ditawari oleh ekspor indo, karena tertarik dengan produk kembang goyang labu kuning saya, tapi saat itu saya belum siap karena ini kan buatnya manual, sedangkan permintaannya itu 100 bungkus tiap hari,” tuturnya.
Untuk saat ini, Dwi sedang mempersiapkan produknya agar bisa tembus pasar internasional. Ia menyebut bahwa produknya sudah banyak digemari di berbagai daerah, sehingga dinilai berpotensi memikat pasar global juga.
“Saya berniat memang membesarkan usaha ini, dengan mencoba ekspor secara mandiri, semoga nanti bisa,” harapnya. (han/rit)











