30 C
Semarang
Jumat, 28 November 2025

Ketika Ning Nawal Membatik Sembari Bersholawat Bareng Perajin di Batang



JATENGPOS. CO. ID, BATANG – Suara lantunan sholawat membahana dari mulut ibu-ibu pembatik sambil menggoreskan motif di atas kain batik, di Galeri dan Workshop Batik Rifaiyah, Desa Kalipucang Wetan, Batang, Selasa (29/7/2025).

Ketua Tim Penggerak PKK Jateng Hj. Nawal Arafah Yasin, M. S. I pun ikut membaur bersama para perajin. Mereka bareng-bareng menorehkan cairan malam/ lilin dengan canting.

“Mboten napa-napa (tidak apa-apa) dicoba, Bu,” celetuk seorang perajin, sambil mengarahkan tangan Nawal menggoreskan motif batik.

Istri Wakil Gubernur Taj Yasin itu pun ikut bersama para perajin batik. Dengan seksama dan teliti, Nawal menggoreskan motif batik.

Usai merasakan sensasi membatik sambil melantunkan sholawat, Nawal melihat koleksi kain batik Rifaiyah yang terpajang di bagian depan galeri.

Baca juga:  PPKM Skala Mikro di Pekalongan Diperpanjang Hingga 22 Maret 2021

Batik tulis dengan motif relawati kiyong, motif tambal, relawati kepyur, dan lainnya, membuat Nawal kesengsem. Kerajinan batik dengan motif indah itu memiliki harga bervariasi, seperti yang tertera di atas kain senilai Rp2,3 juta, Rp3,2 juta, hingga nilai yang lebih tinggi.

Sejumlah kain batik yang membujur di galeri pun diambil Nawal. Ada beberapa kain batik yang dibelinya.

“Batiknya bagus ya. Apalagi mereka membatik sambil baca selawat,” ucap Ning Nawal, panggilan akrabnya, sembari mengamati kain batik.

Ketua Kelompok Pembatik di Desa Kalipucang Wetan, Batang, Miftahutin, beberapa kali mengenalkan kain batik ke Nawal dan rombongan.

“Untuk kunjungan ke tempat ini luar biasa. Kami mengenalkan Batik Rifaiyah,” ucapnya.

Baca juga:  Ingatkan Guru

Menurut Miftahutin, Batik Rifaiyah merupakan produk legendaris asal Batang. Dia mengagumi Nawal, yang mengapresiasi karya batik lokal tersebut. Termasuk membeli sejumlah kain batik, seperti batik lancur, materos, batik tiga negeri, gendagan, pelo ati, cangkang kenari, dan lainnya.

Dia menuturkan, batik di tempatnya termasuk istimewa dalam proses pembuatannya. Seperti, dengan melantukan bacaan selawat saat membuatnya.

“Kita ini muridnya Kiai Ahmad Rifai, kiai yang mengajarkan agama Islam dengan menulis kitab dengan berbahasa Jawa berbentuk syair. Nah, untuk menyatukan hati, kami pembatik dan ngaji,” ungkap Miftahutin. (ucl)



TERKINI


Rekomendasi

...