31.2 C
Semarang
Kamis, 14 Agustus 2025

Pengentasan Warga Miskin Jateng Terbanyak di Indonesia 

JATENGPOS. CO. ID, BREBES – Kerja keroyokan pengentasan kemiskinan yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi membuahkan hasil. Wakil Menteri Sosial Agus Jabo pun memberikan apresiasi tinggi atas capaian tersebut.

Sebanyak 2.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Brebes resmi naik kelas. Jika sebelumnya berstatus sebagai penerima bansos, kini menyatakan diri setop terima bantuan karena telah mampu mencukupi kebutuhan dari usaha yang digeluti.

Bantuan yang mereka terima bervariasi durasi waktunya. Ada yang selama 5 tahun menerima bantuan, ada pula di bawahnya. Mereka ternyata tak nyaman terus menerus berstatus miskin dan menerima bantuan pemerintah, sehingga mengembangkan usaha mandiri. Kini mereka telah “lulus” dari kemiskinan dan mengikuti proses graduasi.

Graduasi adalah program dari Kemensos untuk mewisuda atau meluluskan warga penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH). Mengacu pada berakhirnya status kepesertaan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH, karena kondisi sosial ekonomi yang sudah meningkat dan dianggap mampu, sehingga tidak lagi memerlukan bantuan sosial. Dalam prosesnya, warga juga mengenakan topi toga.

“Sebelumnya Kemensos melakukan graduasi di Malang dan UGM. Tapi di Brebes ini peserta graduasinya terbanyak se-Indonesia. Kami sampaikan hormat pada Pak Gubernur, Bupati dan juga pendamping PKH,” kata Agus Jabo saat memberikan sambutan di acara Graduasi Sukses Brebes Beres di Islamic Center Brebes, Kamis 14 Agustus 2025.

Baca juga:  Harga Bahan Pokok Jelang Idul Fitri Aman

Capaian graduasi tertinggi di Indinesia itu bukannya tanpa sebab. Menurutnya, gubernur telah bekerja menurunkan kemiskinan saat sebelum dilantik oleh presiden.

“Sebelum Pak Gubernur ini dilantik, sudah datang ke kantor Kemensos dua kali. Tujuannya mengajak sinergi antara Kemensos dan Pemprov Jateng dalam rangka pengentasan kemiskinan,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pengentasan kemiskinan menjadi prioritas. Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan, kemiskinan ekstrem di Indonesia 0 persen pada 2026, dan jumlah keseluruhan warga miskin di Indonesia di bawah angka 5 persen pada 2029.

Menurut Agus Jabo, Jawa Tengah menjadi salah satu wilayah yang mendapatkan perhatian, meski angkan kemiskinan di bawah Jawa Timur dan Jawa Barat.

Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan, terentaskannya 2.000 KPM dari bansos menjadi tanda bahwa semua elemen bekerja. Bukan hanya pemerintah semata, namun juga pihak swasta dan masyarakat itu sendiri. Masyarakat menjadi kunci, karena memiliki tekad untuk menjadi lebih baik. Saat ini penurunan kemiskinan di Jateng cukup signifikan, dari 9,58 persen menjadi 9,48 persen.

Baca juga:  BNNP Jateng Tangkap Sindikat Pengedar Tembakau Gorila di Batang

Ahmad Luthfi menekankan upaya pengentasan kemiskinan tidak bisa dilakukan dari satu sektor saja. Ia mencontohkan, warga miskin penerima bansos mesti dipastikan memiliki pekerjaan melalui peningkatan skil.

“Maka Dinas Tenaga Kerja diterjunkan. Tak cukup itu, bisa jadi tempat tinggal yang dimiliki berstatus Rumah Tak Layak Huni maka harus ditangani,” ujar Ahmad Luthfi.

Ditambahkan, anak-anak mereka juga mesti dipastikan mendapatkan jaminan pendidikan, maka Jateng telah memberikan kuota siswa miskin di sekolah negeri maupun swasta untuk sekolah gratis.

“Output pembangunan wilayah itu adalah kesejahteraan masyarakat. Maka caranya memangkas angka kemiskinan. Namun untuk melakukanya, harus kolaborasi. Kita keroyok bareng-bareng,” tandas mantan Kapolda Jateng ini.

Salah satu KPM penerima bantuan adalah pasangan suami istri bernama Taryono dan Setia Puji. Mereka menerima bantuan dari 2020-2025. Sempat tak memiliki penghasilan usai pulang kampung dari ibu kota, mereka bertekad jualan bakso keliling.

Kini usaha mereka lancar dan mampu mencukupi kebutuhan keluarga. “Bantuan yang diberikan kemarin sangat meringankan beban kami. Tapi motivasi saya bisa mandiri dan berdikari. Kini ekonomi lebih mampu,” kata Setia Puji. (ucl)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya