JATENGPOS.CO.ID, BATANG- Komisi C DPRD Provinsi Jateng terus memberikan dorongan kuat kepada BUMD yang menjadi mitra kerjanya. Tujuannya, memaksimalkan potensi dan kinerja, terutama dalam layanan publik. Komisi C memberikan motivasi dan pengarahan agar BUMD bisa meraih kemajuan dan kesuksesan.
Hal itu ditegaskan Ketua Komisi C, Bambang Haryanto, di sela-sela kegiatan monitoring Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Petanglong yang berlokasi di Kabupaten Batang, Senin (8/12/2025).
SPAM Petanglong sendiri melayani kebutuhan air bersih di wilayah Pemalang, Batang, dan Pekalongan. Dibangun pada tahun 2020, mampu memproduksi air bersih memanfaatkan aliran air permukaan Sungai Sumilir di DAS Kupang.
“SPAM Regional Petanglong resmi beroperasi sejak 2000 dan saat ini mampu memproduksi air sebesar 200 liter per detik,” ujar Bambang Haryanto.
Ia memaparkan SPAM Regional Petanglong memanfaatkan aliran air permukaan dari Sungai Semilir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kupang. Air tersebut kemudian diproses lebih lanjut di Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Krompeng.
Dalam hal ini, Komisi C mendesak adanya peningkatan kapasitas layanan. Bambang menjelaskan bahwa rencana ke depan kapasitas produksi akan ditambah signifikan yakni sebesar 850 liter per detik. Dengan peningkatan itu, target keseluruhan sambungan rumah (SR) yang diharapkan bisa tercapai adalah 68.000 SR.
”Sehingga, memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, baik untuk minum maupun keperluan lain, bagi masyarakat di wilayah Petanglong,” jelasnya.

Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pemerataan layanan, proyeksi rencana produksi sebesar 850 liter/detik akan dibagi alokasinya. Yakni, 200 liter/detik untuk Kabupaten Pekalongan, 300 liter/detik untuk Kabupaten Batang, dan 350 liter/detik untuk Kota Pekalongan.
Pihaknya meminta PT. Tirta Utama Jawa Tengah (Perseroda) sebagai pengelola untuk terus meningkatkan kapasitas pelayanan kepada masyarakat. Dengan beroperasinya SPAM Regional Petanglong, diharapkan dapat menjadi solusi terkait masalah penurunan permukaan tanah (land subsidence) yang diakibatkan masifnya penggunaan sumber air tanah dalam untuk melayani kebutuhan masyarakat.
“Pemanfaatan Air Permukaan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada air tanah,” pungkasnya. (nif/muz)








