Pelatih Bulutangkis Asal Sukoharjo Sukses Kawal Guatemala di Olimpiade Tokyo 2020

Muamar Qadafi ini berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah menjadi pelatih Kevin Gordon dari Guatemala dan menembus Olimpiade Tokyo 2020. Foto : Gets Image

JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Olimpiade Tokyo 2020 diwarnai banyak kejutan. Salah satunya adalah pebulutangkis Guatemala Kevin Cordon yang di luar dugaan melaju sampai babak semifinal tunggal putra bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020. Dia memang akhirnya dikalahkan oleh pemain Denmark Viktor Axelsen.

Cordon kemudian juga tunduk dari tunggal putra Indonesia Anthony Ginting pada partai perebutan medali perunggu. Tapi aksi pebulutangkis 34 tahun itu tetap jadi salah satu kejutan di Olimpiade kali ini.

Di balik gebrakan Kevin Cordon itu di Olimpiade Tokyo 2020, yang turut ramai dibahas adalah peran serta Muamar Qadafi sebagai pelatihnya. Apalagi Muamar ini kemudian juga disebut sebagai orang Indonesia. Diketahui kemudian, Muamar Qadafi ini berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia lahir dari keluarga sederhana yang kini berdomisili di Cemani RT 7 RW 15, Grogol Sukoharjo.

Baca juga:  Liverpool Juara Liga Champions 2018/2019

Saat ditemui para pewarta, Suratman (65) yang merupakan ayah dari Muamar Qadafi pun mengisahkan perihal dunia bulutangkis yang awalnya digeluti sang putra sebagai pemain. “Waktu itu saya kan jadi pengelola kantin di GOR Setia di jalan Bhayangkara. Kemudian saya ditawari oleh pelatih bagaimana kalau Muammar dimasukkan ke klub Golden Star dan latihan seminggu tiga kali,” urai Suratman saat ditemui Selasa (3/8/2021).

iklan

Seketika itu, lanjut Suratman, bakat sang anak terus terasah dan menjadi semakin baik. Perkembangan permainan bulutangkis Muamar yang begitu pesat membuatnya masuk ke PB Djarum.
“Dia tidak sampai lulus SD, kalau tidak salah kelas 4 atau 5 langsung ke PB Djarum sampai dengan SMA,” sambungnya.
Suratman, ayah pelatihnya Kevin Cordon di Olimpiade Tokyo 2020.

Baca juga:  Siap Diboyong MU

Suratman tidak merinci bagaimana persisnya Muamar Qadafi kemudian banting setir dari pemain menjadi pelatih. Ia pun tak ingat kapan anaknya itu mulai terjun melatih.
“Kalau kapan tepatnya Muamar mulai melatih saya kurang ingat. Tapi sebelum ke Guatemala dia pernah melatih di Peru, Meksiko,” ucapnya.

Meski tidak berhasil membawa Corson meraih medali, Suratman mengaku sudah begitu bangga dengan hasil kerja keras sang anak yang kini juga jadi buah bibir. “Itu sudah melebihi target, tidak apa-apa. Kalau bisa menang, anak saya akan semakin dikenal lagi.”

Usai Olimpiade, Suratman melanjutkan, Muamar akan kembali ke Indonesia karena kontrak sebagai pelatih Kevin Cordon di Guatemala akan berakhir usai Olimpiade Tokyo 2020.”Dari Jepang akan balik ke Yogyakarta, dan istirahat dulu dengan keluarganya di sana. Kalau nanti mau melatih mana, belum tahu,” pungkasnya. (rit)

Baca juga:  PSSI Menghitung 4 Besar
iklan