Pelopori Lagi Gerakan Jarik Masjid

Walikota Semarang Hendrar Prihadi

Walikota Semarang Hendrar Prihadi ketika menghadiri sholat Isya dan taraweh bersama di Masjid Agung Kauman Semarang.
BERSAMA ULAMA : Walikota Semarang Hendrar Prihadi ketika menghadiri sholat Isya dan taraweh bersama di Masjid Agung Kauman Semarang.
JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Memasuki tahun 2018, banyak pihak memproyeksikan tahun ini sebagai tahun politik. Hal ini seiring dengan digelarnya pilkada serentak di 171 daerah yang terdiri dari 17 provinsi, 39 kota, serta 115 kabupaten. Terkait hal tersebut, dimungkinkan bila sentimen SARA melalui isu hoax akan kembali bermunculan.
Khususnya dalam rangka menggiring opini masyarakat kepada kepentingan politik tertentu. Berkaca dari itu Walikota Semarang, Hendrar Prihadi meminta kepada masyarakat di Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang agar bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian agar tidak mudah terpancing isu-isu yang dapat mengganggu kondusifitas wilayah.
Hal ini mengingat Provinsi Jawa Tengah juga menjadi satu dari 17 provinsi yang akan menyelenggarakan Pilkada.  Walikota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan kondusifitas wilayah yang tidak terjaga dapat berdampak buruk pada perekonomian di Jawa Tengah, termasuk Kota Semarang.
Untuk itu dirinya meminta agar setiap masyarakat dapat berpartisipasi aktif untuk saling mengingatkan serta dapat lebih menahan diri memasuki tahun 2018 ini. “Intinya kegiatan-kegiatan yang positif harus ditingkatkan, sehingga tidak ada celah bagi pihak-pihak yang ingin memprovokasi. Misalnya kalau di Kota Semarang yang sudah berjalan adalah dengan kegiatan Jarik Masjid yang akan kami tingkatkan lagi”, himbau Walikota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut.
‘Jarik Masjid’ sendiri merupakan singkatan dari ‘Jumat Resik-Resik Masjid’, sebuah gerakan partisipasi masyarakat yang dipelopori Hendi pada tahun 2017. Melalui gerakan tersebut, Hendi mengajak seluruh masyarakat Kota Semarang untuk membersihkan masjid atau mushola setiap hari Jumat. Kegiatan itu juga menjadi salah satu upaya Hendi untuk meningkatkan komunikasi antar masyarakat di Kota Semarang.
Menariknya, tak hanya masyarakat muslim saja, masyarakat non muslim juga turut berpartisipasi dalam gerakan ini. Hendi turun langsung berkeliling ke masjid-masjid dan mushola yang ada di Kota Semarang. Tercatat sepanjang tahun 2017, gerakan Jarik Masjid telah dilakukan di 708 masjid dan mushola yang ada di Kota Semarang.
“Harapannya tentu saja kegiatan positif seperti Jarik Masjid ini dapat diduplikasi di daerah lain, sehingga tidak hanya terbatas di Kota Semarang,” tegas Hendi.  Dengan gerakan Jarik Masjid, di tahun 2017 Kota Semarang menjadi contoh daerah yang berhasil menjaga kondusifitas wilayah di tengah perbedaan masyarakatnya yang sangat majemuk.
Hendi sebagai Walikota dinobatkan sebagai ‘Pembina Kerukunan Umat Beragama’ oleh Kementrian Agama Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin di Hotel Lor Inn Solo pada tahun 2017 lalu. (sgt)