JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Penglihatan merupakan salah satu faktor penting dalam keselamatan berkendara. Pengendara akan memahami pola bahaya yang bisa ditangkap oleh indra penglihat. “Fokus saat berkendara saja tidak cukup, tetapi juga ditunjang dari ketajaman mata, ruang lingkup mata, dan beberapa gangguan penglihatan saat berkendara,” kata Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, Alfian Dian Pradana.
Ketajaman mata, kata Alfian, terjadi pada saat seseorang bertolak belakang dengan kecepatan saat berkendara, jadi semakin tinggi kecepatan akan semakin berkurang ketajaman mata seseorang. Saat pagi dalam kondisi fisik yang sehat, maka kemampuan visual 120%. Saat sepeda motor bergerak dengan kecepatan 10 km/jam maka ketajaman mata menjadi 100% dan akan terus menurun bersamaan dengan bertambahnya kecepatan kendaraan dan juga usia seseorang.
Sedangkan ruang lingkup mata, yaitu dengan seberapa besar sudut pandang yang bisa diterima oleh indra penglihatan. Yakni, pada saat diam dan melihat lurus ke depan, maka mata menangkap pandangan di kanan atau kiri wajah tanpa harus melirik. Dalam kondisi sehat dan normal, luasan pandangan mata saat berhenti adalah 180 – 200 derajat.
“Jika kita bergerak maka akan semakin menyempit luasan ruang lingkup mata kita untuk melihat dengan jelas. Makin tinggi kecepatan maka akan semakin berkurang ruang lingkup mata,” jelasnya.
Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah gangguan penglihatan saat mata menerima cahaya yang menyilaukan. Ketika mata menerima cahaya lampu dari arah berlawanan, ada rasa silau dan kemudian sesaat akan kehilangan ketajaman visual beberapa saat.
Alfian mengemukakan, sejumlah tips yang harus dilakukan oleh pengendara, yakni, informasi akurat sebanyak-banyaknya terlebih dahulu sebelum terkena atau menerima cahaya. Oleh karena mata selalu tertarik dengan cahaya lampu, biasakan tidak melihat cahaya lampu depan yang mendekat. Selain itu, perhatikan bahu jalan dan median tengah jalan dan berkendara harus stabil, serta jemari atau kaki bersiap pada tuas atau pedal rem sehingga segera merespon jika harus menurunkan kecepatan (hindari mengerem mendadak atau terlalu keras).
Sedangkan mengenai adaptasi gelap, dibutuhkan sekitar 5 – 10 menit untuk memperbaiki pandangan ketika berpindah dari kondisi terang ke kondisi rendah cahaya atau gelap. Adaptasi terang yaitu dari kondisi rendah ke pencahayaan yang tinggi, maka mata akan silau dan mungkin tidak dapat membuka mata selama beberapa saat. Namun, adaptasi ini membutuhkan waktu lebih cepat dibanding adaptasi gelap.
“Jadi riding itu tidak hanya asal putar gas aja, akan tetapi banyak faktor yang harus diketahui supaya riding tetap aman, salah satunya memahami konsep visual saat riding dan memberikan perlindungan maksimal untuk mata selama berkendara,” pungkas Alfian.