Pemberian Vaksin Dengue Jadi Sorotan

Ilustrasi suntik vaksin ke penderita demam berdarah.

JATENGPOS.CO.ID – Vaksin dengue yang diklaim dapat mencegah infeksi dengue atau demam berdarah pada anak ternyata memiliki efek samping.  Dalam rilis yang dikeluarkan Sanofi sebagai produsen, penggunaan vaksin dengue dalam jangka panjang mengakibatkan 2 dari 1.000 kasus dengue berat dan 5 dari 1.000 kasus dengue yang dirawat.

Menurut peneliti dengue, Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K) dari RS Cipto Mangunkusumo, angka ini terbilang kecil. Untuk itu isu tersebut tak perlu ditanggapi secara emosional. Sebagai jalan keluarnya, ada cara yang bisa dilakukan orang tua untuk memastikan apakah anaknya pernah terserang dengue atau tidak.

Prof Sri mengatakan ada tes khusus untuk mengungkap hal itu. Tes yang dimaksud adalah imunoglobulin G antidengue (IgG). “Udah pernah kena dengue atau nggak bisa dilakukan tes. Lalu kita tinggal liat hasilnya saja,” ungkapnya seperti dikutip dari detikHealth.

Bila terbukti anak belum pernah terkena dengue, vaksin dengue dapat diperoleh dimana saja, mengingat vaksin ini sudah mengantongi izin edar di Indonesia. “Diberikan pada anak diatas 9 tahun untuk mencegah infeksi sebesar 80 persen,” tandasnya.

Lantara isu keamanan terkait vaksin dengue tersebut telah membuat Filipina menghentikan program nasional dalam pemberian vaksin denguenya.

Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K) dari RS Cipto Mangunkusumo memastikan vaksin dengue dapat mencegah infeksi dengue atau demam berdarah hingga 80 persen, meski baru bisa diberikan pada anak usia diatas 9 tahun.

WHO sendiri merekomendasikan vaksin dengue untuk daerah yang memang endemis dengue. Prof Sri menjelaskan, daerah endemis yang dimaksud adalah daerah dengan zero prevalence-nya di atas 70 persen. “Di Indonesia, di 30 kabupaten, (prevalensi, red) untuk anak umur 9 tahun itu udah 81 persen dan anak umur setahun 26 persen,” ungkapnya didasarkan pada riset yang dilakukannya.

Itu berarti jika pemberian vaksin dengue ditunda, maka tantangannya akan semakin berat, mengingat angka kematian akibat demam berdarah di Indonesia sendiri masih di angka 100.000/tahun.

Prof Sri menambahkan vaksin dengue sudah bisa diperoleh dimanapun sebab telah mengantongi izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Di Indonesia sudah dikasih izin edar, tahun lalu, kalau nggak salah Oktober,” imbuhnya. (dot/mar)